30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mengapa Alleluia Tidak Dinyanyikan Selama Prapaskah?

BERITA LAIN

More

    JAKARTA, Pena Katolik – Alleluia berasal dari bahasa Ibrani “Hallelu-Ya”, ‘Puji Tuhan’. Alasan mengapa selama Prapaskah tidak dinyanyikan “Alleluia”?

    Empat puluh hari masa Prapaskah dimaksudkan untuk mengingatkan umat beriman akan empat puluh tahun pengembaraan bangsa Israel di padang gurun. Dengan demikian, Prapaskah adalah masa refleksi dan pembersihan diri, sebuah pengingat bahwa ada saat ketika umat manusia “belum ditebus”. Prapaskah adalah saat ketika setiap orang beriman mengembara di “gurun spiritual”, menunggu Juruselamat.

    Selain Alleluia, lagu “Gloria/Kemuliaan” yang menggemakan kata-kata para malaikat saat kelahiran Yesus, juga dihilangkan. Selain itu, Mazmur Tanggapan diambil dari Mazmur Pertobatan atau mazmur lain yang mengungkapkan sikap “berseru” kepada Tuhan di saat-saat pencobaan. Untuk hiasan altar juga dianjurkan untuk tidak berlebihan, bahkan ada anjuran, untuk menghilangkan bunga sebagai hiasan altar.

    Semua perubahan ini membantu umat memfokuskan hati pada pertobatan dan mengarahkan hidup secara lebih sempurna kepada kehendak Tuhan, melalui penebusan dosa dan doa.

    Puasa dari Kata-kata

    Tujuh minggu masa Prapaskah, Gereja “berpuasa” dengan tidak menyanyikan atau melafalkan “Alleluia”. Mengapa dikatakan “puasa”. Hal ini karena puasa tidak hanya sebagai pelajaran disiplin diri, tetapi juga sebagai pintu masuk ke dalam doa yang lebih dalam. St Isaac orang Siria, uskup dari Gereja Timur yang hidup pada abad ketujuh pernah menulis: “Ketika seseorang mulai berpuasa, dia langsung berpikir untuk melakukan percakapan dengan Tuhan.” Puasa Alleluia (dan doa-doa penuh sukacita lainnya) adalah bagian dari latihan rohani selama masa Prapaskah.

    Masa Prapaskah adalah kesempatan untuk memfokuskan doa, untuk mengakui sesuatu yang ditolak oleh dunia sekuler modern. Kita adalah orang berdosa yang membutuhkan pertobatan dan keselamatan. Meskipun melalui baptisan kita telah dibasuh dari dosa asal dan mengenakan rahmat, kita dapat menodai atau bahkan menghancurkannya dengan pikiran atau perbuatan yang berdosa. Ketika kita berpuasa, kita melihat bagaimana kita mungkin telah menyimpang dari rencana Allah dalam hidup kita. (AES)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI