Pen@ Katolik

Bacaan dan Renungan Selasa, 20 Februari 2024, Hari Biasa Pekan Prapaskah I (ungu)

Bacaan I -Yes. 55:10-11

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,

demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19

Bacaan Injil – Mat. 6:7-15.

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Santo Eleuterius, Uskup dan Martir

Eleuterius lahir di Dornik, Belgia pada tahun 456. Putra bangsawan Dornik ini mempunyai bakat luar biasa dalam banyak hal sehingga pendidikannya dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Pendidikan iman dari orang tuanya menjadikan dia seorang beriman yang taat agama.

Pada umur 30 tahun, ia dipilih menjadi Uskup Dornik. Ia menghadapi banyak kesulitan dalam tugasnya karena keretakan hubungan antara gereja dan negara. Kecuali itu situasi dalam tubuh gereja sendiri serba tak menentu, lebih-lebih karena umat tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran iman. Menghadapi masalah-masalah itu, Uskup Eleuterius menggalakkan berbagai kegiatan kerasulan dan pewartaan untuk mengembalikan umat kepada penghayatan iman yang sesuai dengan ajaran iman. Ia percaya bahwa Tuhan membantu dia dalam karyanya. Dalam seluruh karyanya sebagai Uskup, ia tidak mengenal kata “mustahil”.

Pengajaran Agama, perayaan Liturgi, menciptakan hubungan baik dengan para pemimpin bangsa Frank yang menguasai daerahnya, pendidikan imam-imam, semuanya menjadi pokok perhatian dan kerasulannya. Usaha-usaha ini diperkuat dengan kehidupan tapa dan doa yang mendalam tanpa mengenal putus asa.

Ketika Eleuterius meninggal karena dibunuh oleh segerombolan penyebar agama sesat pada tahun 531, para pemimpin bangsa Frank bersama sebagian rakyatnya sudah di Kristen kan oleh Eleuterius. Ajaran-ajaran sesat yang dahulu dianutnya dulu tidak lagi menarik perhatian mereka. Melihat segala usahanya untuk menegakkan ajaran iman yang benar, kegigihannya mempertobatkan bangsa Frank yang kafir, terpebuhilah kata-kata St. Paulus ini: “Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Doa Penutup

Ya Tuhan, aku haturkan syukur dan terima kasih atas kasih-Mu kepadaku dan keluarga atau komunitasku. Bukalah selalu hatiku agar peka dan mampu mendengarkan teguran-MU untuk bertobat. Santo Paulus, kuatkanlah pendirianku dan doakanlah aku. Amin.