JAKARTA, Pena Katolik – Uskup Agung Jakarta, Kardinal Mgr Ignatius Suharyo menegaskan, kata nurani, etika, dan moralitas harus terus digaungkan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kardinal Suharyo mendorong untuk tidak melakukan hal-hal melanggar peraturan dan mengutamakan etika dan nurani dalam proses demokrasi.
“Saya mengumpamakan sebuah negara sebagai sebuah bangunan, melebihi peraturan, ada moralitas dan etika. Seberapapun bangunan indah, kalau dasar tidak kuat maka bangunan itu mudah runtuh,” kata Kardinal Suharyo di Graha Oikumene Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Salemba Jakarta Pusat, Sabtu 10 Februari 2024.
Seruan Damai
Dari Samarinda, Kalimantan Timur, Uskup Agung Keuskupan Samarinda Monsegneur (Mgr) Yustinus Harjosusanto mengajak warga Kalimantan Timur, terutama umat Katolik, untuk menjaga kerukunan dan kedamaian dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Pemilu adalah peristiwa demokrasi yang harus diikuti dengan baik oleh semua pihak,” kata Uskup Yustinus pada Misa Berkat Perutusan di Gereja Paroki Santo Lukas di Samarinda, Sabtu.
Mgr. Yustinus mengamanatkan untuk mengedepankan sikap toleransi antar-umat beragama dan menghindari perpecahan hanya karena berbeda pilihan. Ia mengatakan, dalam pemilu selalu ada kontestasi yang berarti ada pilihan-pilihan yang harus ditentukan oleh para pemilih.
“Pilihlah pemimpin-pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang dipandang terbaik. Tapi sekaligus juga, tetap merasa bahwa kita itu satu bangsa, satu tanah air, dan diikat oleh negara NKRI. Hendaknya itu diletakkan di atas segala-galanya, khususnya dalam kaitannya dengan pemilu,” jelasnya.
Jangan Golput
Sementara itu, Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan OCarm melalui surat gembala mengajak umat Katolik di wilayah Keuskupan Malang untuk turut menyukseskan Pemilu 2024. Ia mengigatkan pentinya saat ini yang turut menentukan masa depan bangsa dan negara.
“Sebentar lagi, pada 14 Februari 2024, bangsa Indonesia akan merayakan pesta demokrasi. Kita akan memilih presiden dan wakil presiden, memilih wakil rakyat di DPR, DPD, DPRD, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota,” kata Uskup Pidyarto, Minggu 10 Februari 2024.
Mgr. Pidyarto mengajak umat menggunakan hak pilih pada 14 Februari 2024 dan jangan menjadi golput.
“Suara Anda ikut menentukan masa depan bangsa dan negara kita yang tercinta,” ujarnya dalam surat gembala.
Dari Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko meminta umat Katolik untuk memilih sesuai dengan suara hatinya dalam Pemilu 2024. Ia meminta umat tetap menjaga kerukunan meski berbeda pilihan politik.
“Suara hati yang murni dan benar sepatutnya selalu didengar karena selalu mengutamakan apa yang dikehendaki oleh Allah dan mencerminkan mana yang benar dan adil. Oleh karena itu, semua pilihan di luar itu, di luar suara hati, sepatutnya ditolak,” kata Uskup Agung Semarang itu pada peringatan 25 tahun wafatnya YB Mangunwijaya di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu 10 Februari 2024.
Pesta Demokrasi
Uskup Amboina, Mgr. Seno Ngutra di Ambon, menyebutkan Pemilu 2024 merupakan kesempatan terindah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya. Menurutnya, Pemilu merupakan pesta demokrasi, sehingga sepatutnya harus disambut dengan gembira dan penuh sukacita.
“Saya meminta dengan penuh kerendahan hati bila anda betul-betul merasa sebagai warga negara yang mempunyai hak untuk memilih dan dipilih maka datanglah ke TPS untuk memilih siapa yang anda inginkan untuk terpilih,” ajak Uskup. Mgr. Ino menyampaikan seruan damai ini bersama tokoh agama di Ambon, Maluku Rabu 7 Febrauri 2024.
Seruan pemilu damai juga digaungkan Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You meminta seluruh masyarakat Papua untuk tidak Golput pada Pemilu legislatif dan Presiden 14 Februari mendatang. Seruan ini ia sampaikan bersama para pendeta dari Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP).
“Saya minta kepada semua orang Kristen untuk wajib datang mengikuti pemilu di TPS masing-masing untuk memilih legislatif maupun memilih Presiden dan Wakil Presiden,” kata Mgr. Yanuarius di Jayapura, Papua, Jumat 9 Februari 2024.
Mgr. Yanuarius mengingatkan sebagai orang Kristen baik Papua maupun non Papua untuk menjaga kedamaian pada Pesta Demokrasi Pemilu 2024 mendatang.
“Semua warga jemaat baik yang Papua maupun Non untuk menjaga kedamaian, keamanan dan ketertiban saat Pemilu esok. Sebagai orang Kristiani sudah sepatutnya untuk mempedomani pesan Injil untuk Papua Tanah Damai,” imbuhnya.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi mengajak umat Katolik menjadi saksi Kristus untuk mewujudkan pemilu yang damai, jujur, adil, transparan, berkualitas dan bermartabat. Sehingga melalui proses demokrasi yang baik dan benar itu, dapat lahir wakil rakyat dan pemimpin bangsa untuk semua seluruh lapisan masyarakat Indonesia. (AES)