34 C
Jakarta
Friday, May 3, 2024

Bacaan dan Renungan Rabu, 14 Februari 2024, Rabu Abu, Pantang dan Puasa (Ungu)

BERITA LAIN

More

    Bacaan I – Yl. 2:12-18

    “Tetapi sekarang juga,” demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.

    Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.

    Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: “Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?”

    TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.

    Demikianlah Sabda Tuhan

    Syukur Kepada Allah

    Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17

    Refrain: Kasihanilah kami Allah karina kami orang berdosa

    Mazmur (oleh pemazmur):

    1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
    2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
    3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
    4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

    Bacaan II – 2Kor. 5:20-6:2

    Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

    Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

    Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.

    Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

    Demikianlah Sabda Tuhan

    Syukur Kepada Allah

    Bait Pengantar Injil:

    Refrain: Terpujilah Kristus Tuhan Raja Mulia dan kekal

    Ayat: Pada hari ini kalau kamu mendengar suara Tuhan janganlah bertegar hati.

    Bacaan Injil – Mat. 6:1-6,16-18.

    “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

    Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

    Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

    Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

    “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

    Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

    “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

    Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    Terpujilah Kristus

    Koyakkanlah Hatimu

    Rabu Abu adalah awal Masa Prapaskah, masa Retret Agung: inilah momentum yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat beriman. Waktu yang tepat untuk “berdamai dengan  ALLAH dan sesama”: “Berilah dirimu didamaikan dengan ALLAH…. Jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia ALLAH”. (2Kor.5: 20c, 6:1).

    Dan jalan menuju perdamaian itu adalah melalui pertobatan. Tekanan pokok Masa Prapaskah adalah pada pertobatan. Seruan pertobatan yang dicanangkan oleh Nabi Yoel harus kita perhatikan dan laksanakan dengan tepat: “Berbaliklah kepada-KU dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, ALLAH-mu, sebab IA pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-NYA”. (Yl.2: 12,13).

    Untuk memiliki hati yang “berdamai dengan ALLAH dan sesama”, kita dituntut untuk terus berjuang dengan gigih dan semangat tanpa kenal menyerah, karena hati kita ini sering lemah dan ingin berkompromi dengan dosa (kesombongan, hawa nafsu yang jahat dan rendah, kemalasan, kebencian, dendam, iri, tidak jujur, korup, keras kepala dll). Seruan pertobatan Nabi Yoel untuk “mengoyakkan hati” berarti membersihkan hati kita dari semua jenis dosa, agar kita menjadi orang yang berkenan kepada ALLAH dan menikmati keselamatan kekal.

    Abu berupa Salib yang dioleskan di dahi kita melambangkan  dukacita, ketidak-abadian dan sesal atau pertobatan. Dengan memberikan abu, Gereja mau mengingatkan kita akan kerapuhan dan ketidak-abadian sehingga memanggil kita untuk hidup dalam semangat pertobatan sejati. Melalui abu kita diajak sepanjang 40 hari masa Retret Agung ini untuk mengarahkan hati kepada KRISTUS yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita. Seluruh penderitaan KRISTUS menjadi undangan terbuka untuk melakukan pertobatan. Sedangkan Kebangkitan-NYA menjadi sumber harapan dan kekuatan akan kualitas hidup yang lebih baik, jika kita sungguh mau merenungkan, menghayati dan melaksanakan Firman-NYA. Sedangkan kualitas hidup yang lebih baik itu ditandai dengan doa, berpuasa (bermati-raga, berpantang) dan beramal kasih (berbela rasa, sedekah, sumbangan, CSR) kepada sesama khususnya kepada mereka yang sangat membutuhkan perhatian dan bantuan.

    Tentu bersedekah, berdoa dan berpuasa itu kita lakukan tidak hanya pada Masa Prapaskah ini saja, melainkan sepanjang masa selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Dan yang paling penting dalam menjalankan tugas mulia dalam bersedekah, berdoa dan berpuasa serta kewajiban-kewajiban agama lainnya itu jangan digerakkan oleh suatu motivasi supaya dilihat orang, dipuji dan dipublikasikan menjadi viral! Jika demikian, maka kita akan mudah jatuh ke dalam tindak kemunafikan! Dan sifat serta sikap munafik ini sangat tidak disukai oleh TUHAN YESUS!

    Dalam pemberian sedekah: “Jangan diketahui tangan kirimu, apa yang diperbuat tangan kananmu” (Mat.6: 3).

    Dalam hal berdoa: “Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada BAPA-mu yang ada di tempat tersembunyi” (ayat 6).

    Dalam hal berpuasa: “Apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa” (ayat 17).

    Maka baik bersedekah, berdoa, berpuasa dan berpantang dapat menjadi tanda pertobatan yang sejati bahwa kita sungguh mau berbalik dan kembali kepada TUHAN. Inilah saat yang tepat untuk “mengoyakkan hati kita”, mengoyakkan “pakaian lama” jiwa kita yang penuh dengan noda dosa serta kelemahan. Kita percaya, bahwa TUHAN akan memberikan “pakaian baru” berupa hati, jiwa dan semangat baru untuk hidup lebih damai menuju keselamatan kekal.

    Semoga “tanda Salib Abu” pada awal Masa Prapaskah ini mengingatkan kita terus akan diri kita yang lemah ini, namun kita tetap dipanggil TUHAN menuju kekudusan dan kesempurnaan, karena kita pada hakikatnya diciptakan-NYA sebagai makhluk yang sesuai dengan Citra ALLAH.

    Pada tanggal 14 Februari ini kebetulan diperingati sebagai Valentine Day yang dikenal sebagai Hari Kasih Sayang. Dan hari ini juga bangsa Indonesia melaksanakan Pemilu secara serentak untuk memilih Pimpinan Nasional, Wakil-wakil rakyat serta para “Senator” (DPD) yang mewakili Daerah/Provinsi.

    Sebagai Warga Negara RI yang bertanggung jawab atas pengembangan dan kemajuan dalam kesejahteraan, kedamaian, keadilan dan tegaknya demokrasi yang sehat di negeri ini, marilah kita gunakan hak memilih kita dengan semangat “Cinta kasih atau Kasih sayang Kristiani yang sejati” untuk memilih calon Pemimpin Bangsa dan Wakil-wakil kita di lembaga-lembaga perwakilan, yang berintegritas, berkualitas, berwawasan luas, inklusif, jujur, nasionalis dan  setia pada Pancasila dan Konstitusi 1945.

    Marilah kita doakan juga agar Pemilu dapat dilaksanakan dengan langsung, umum, bebas, rahasia (LUBER) didasari oleh sifat dan sikap yang jujur dan adil(JURDIL), sehingga Pemilu berjalan dengan aman, damai, jujur dan berkeadaban serta jauh dari konflik dalam masyarakat.

    Doa Penutup

    Ya TUHAN, tak pantaslah aku datang kepada-MU, mengingat semua dosa dan kesalahanku. Namun karena kerahiman dan Kasih-MU, ENGKAU menanti-ku dari kegelapan dosa ini. Berilah aku kekuatan untuk bertobat dan berbalik kepada-MU. Berilah hikmat kebijaksanaan-MU kepada penyelenggara Pemilu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, adil dan jujur. Amin.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI