Sabtu, November 23, 2024
25.6 C
Jakarta

Film “AB(UP)NORMAL Tayang Perdana di Ruteng, Memoar Pelayanan Gereja untuk Penderita Kusta

RUTENG, Pena Katolik – Rumah Baca Aksara mulai menayangkan film memoar “AB(UP)NORMAL: Memoar Pelayanan Seorang Rasul bagi Kaum Marginal”. Penayangan perdana film ini diadakan di Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat dan Kusta Damian di Cancar, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada 30 Januari 2024.

Film ini merupakan memoar tentang warisan seorang biarawati misionaris Katolik asal Jerman yang mendirikan pusat rehabilitasi untuk penderita kusta di Indonesia. Penayangan perdana ini juga memperingati Hari Kusta Internasional yang diadakan pada hari Minggu terakhir bulan Januari, kata sutradara Arin Dampus.

Suster Virgula Maria Schmitt adalah seorang biarawati misionaris asal Jerman dari Kongregasi Hamba Roh Kudus (SSpS). Pada tahun 1965 ia mendirikan pusat rehabilitasi ini. Ia menjadi salah satu pionir pelayanan bagi penderita kusta di Indonesia.

Judul film yang tidak biasa ini, menurut pembuatnya, dimaksudkan untuk menyampaikan bahwa penyandang disabilitas dan penderita kusta bukanlah orang yang abnormal, seperti yang dianggap salah oleh masyarakat. Mereka adalah pribadi yang mandiri, kreatif, dan pekerja keras.

Produsen film ini, Rumah Baca Aksara, adalah sebuah kelompok kreatif yang berbasis di Ruteng. Rencananya, film ini akan diputar di sekolah, universitas, dan institusi. Dampus mengatakan film tersebut bercerita tentang Suster Virgula dan pusat rehabilitasi.

“Menurut kami, beliau pantas dinobatkan sebagai salah satu pahlawan kemanusiaan,” ujarnya.

Suster Virgula tiba di Manggarai pada tahun 1965. Ia kembali ke biara pusat kongregasi di Steyl, Belanda, pada tahun 2014 dan meninggal pada tahun 2022. Selama berada di Manggarai, Suster Virgula juga mendirikan pusat rehabilitasi di Binongko, Kabupaten Manggarai Barat.

310124 – Suster Virgula Maria Schmitt

Dalam sebuah wawancara pada bulan Januari 2011, Suster Virgula mengatakan pertemuannya dengan seorang pasien kusta. Pasien itu ditinggalkan keluarganya di hutan. Prihatin akan kondisi itu, Suster Virgula bertekat mendirikan pusat rehabilitasi pada tahun 1965. Dampus mengatakan, mengangkat kisah Suster Virgula merupakan upaya untuk menciptakan “kesadaran”, dan bertekat mengubah stigma yang ada pada penderita kusta. Gheril Ngalong, koordinator Rumah BacaAksara, mengatakan film tersebut menunjukkan semangat pengabdian dan karya baik Suster Virgula.

Ketua St. Damian Foundation, Suster Franseline Isabela Sabu, SSpS, mengatakan sangat menghargai dan mendukung inisiatif pemuda di Manggarai ini untuk melanggengkan warisan Suster Virgula. Ia berharap, Suster Virgula dapat dikenang selamanya dan warisannya akan dilanjutkan oleh banyak orang.

“Saya sudah lama memikirkan bagaimana cara mengabadikan kisah pelayanan penuh kasih di pusat rehabilitasi ini,” ujar Sr. Franseline. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini