29 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Paus Fransiskus: Tanpa Dua Negara, Perdamaian Sejati akan Tetap Jauh Terwujud di Gaza

BERITA LAIN

More
    Paus Fransiskus ketika berdoa dalam sebuah Perayaan Liturgi di Vatikan. Vatican NEws.

    VATIKAN, Pena Katolik – Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia La Stampa, Paus Fransiskus menyatakan bahwa tanpa dua negara (Israel dan Palestina) yang membangun kesepahaman, maka perdamaian di Gaza akan sulit terwujud. Paus bahkan mengingatkan kemba Perjanjian Oslo tahun 1993 dan 1995.

    Sepasang perjanjian sementara antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) ini menandai dimulainya proses Oslo, yaitu proses perdamaian yang bertujuan untuk mencapai perjanjian damai berdasarkan Resolusi 242 dan Resolusi 338 Dewan Keamanan PBB.

    Proses Oslo dimulai setelah perundingan rahasia di Oslo, Norwegia, yang menghasilkan pengakuan Israel oleh PLO dan pengakuan Israel terhadap PLO, sebagai perwakilan rakyat Palestina.

    “Ada perjanjian Oslo—yang sangat jelas—dengan solusi kedua negara. Sampai perjanjian itu diterapkan, perdamaian sejati masih jauh.”

    Seperti diberitakan Vatican News, 30 Januari 2024, Paus Fransiskus mengajak semua orang untuk berdoa bagi perdamaian. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa dialog adalah satu-satunya jalan menuju masa depan yang damai.

    “Segera hentikan bom dan rudal dan akhiri sikap bermusuhan di mana pun,” ujar Paus Fransiskus. Paus menyerukan gencatan senjata global, karena perang telah membawa dunia berada di ambang jurang maut.

    Paus menjelaskan penolakannya untuk mendefinisikan perang apa pun sebagai sesuatu yang “adil,”. Paus menyatakan ketakutannya akan peningkatan militer di Timur Tengah. Namun, ia mempunyai harapan dengan adanya pertemuan-pertemuan rahasia yang sedang dilakukan, termasuk oleh Vatikan, untuk mencoba mencapai kesepakatan damai dan gencatan senjata. Sejauh ini, Paus sudah melihat hasil yang baik dari proses ini.

    Paus Fransiskus menyebut Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa sebagai “tokoh penting” yang bergerak dan mencoba menjadi penengah. Selain itu, Paus telah berbicara melalui panggilan video dengan Pastor Paroki Katolik Keluarga Kudus di Gaza setiap hari.

    Sementara itu mengenai Ukraina, Paus mengingat kembali tugas yang dipercayakan kepada Kardinal Matteo Zuppi, presiden Konferensi Waligereja Italia. Secara khusus, Paus mengatakan bahwa Vatikan terus bekerja sama dengan Komisaris Rusia untuk Hak-Hak Anak, Maria Lvova-Belova untuk usaha pemulangan anak-anak Ukraina yang dibawa secara paksa ke Rusia. Paus mensyukuri langkah ini sudah berjalan baik, beberapa di antaranya sudah kembali ke keluarga mereka.

    “Tahta Suci berusaha menengahi pertukaran tahanan dan pemulangan warga sipil Ukraina,” kata Paus Fransiskus. (AES)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI