Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Seorang Imam yang Diangkat Menjadi Kardinal karena Terlalu Sering Mengampuni Dosa Orang

Paus Fransiskus saat berjumpa dengan Pastor Luis Dri OFMCap. Vatican Media

BUENOS AIRES, Pena Katolik – Malam begitu dingin di Tempat Suci Bunda Maria Pompeii di Buenos Aires, Argentina. Namun, dinginnya angin tak menyurutkan Langkah Pastor Luis Dri untuk beranjak dari kamarnya. Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, Pastor Dri berjalan menuju Tabernakel di tempat suci itu.

Tidak sepele, rutinitas ini dilakukan Pastor Dri bukan tanpa tujuan. Di atas pundaknya itu, ia “memikul” dosa-dosa orang yang sehari-hari datang ke tempat ziarah Bunda Maria Pompeii. Sebagai seorang bapa pengakuan, Pastor Dri setiap malam membawa “dosa-dosa” orang yang mengaku dosa kepadanya, di hadapan Yesus. Di depan Tabernakel itu, Pastor Dri “mengaku dosa” kepada Yesus. Ia minta maaf karena telah terlalu banyak memberi pengampunan bagi orang-orang yang datang menerima Sakramen Pengampunan darinya.

Imam Pengakuan

Atas dedikasi Pastor Luis Dri yang selama bertahun-tahun setia menjadi imam pengakuan di Tempat Suci Bunda Maria Pompeii di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus menganugerahinya dengan menjadikannya salah satu Kardinal yang akan dilantik dalam Konsistori pada 30 September 2023 yang akan datang. Saat ini, Pastor Dri yang berusia 96 tahun masih setia menjadi bapa pengakuan.

Pada pengumuman cardinal baru kemarin, Pastor Dri menjadi yang terakhir diumumkan. Namun, rasanya ia bukan yang terakhir di hati Paus Fransiskus. Pastor Dri adalah imam dari Ordo Fransiskan Kapusin (Ordo Fratrum Monorum Capuccinorum/OFMCap). Setelah pensiun dari tugas pastoral pada tahun 2007, Pastor lalu bertugas di ruang pengakuan dosa yang kedap suara di tempat kudus Bunda Maria dari Pompei di Buenos Aires.

Pastor Dri lahir di Federación, provinsi Entre Ríos, Argentina, pada tanggal 17 April 1927. Ia lahir dalam sebuah keluarga di mana semua, kecuali satu anak, membaktikan diri kepada Allah dalam kehidupan religius.

Paus Fransiskus beberapa kali menceritakan tentang kehidpan Pasor Dri dalam kesempatan homily maupundalam audiensi kepausan. Pertama kali pada 6 Maret 2014, saat bertemu dengan pastor paroki Roma, Paus Fransiskus menceritakan tentang kehidpan Pastor Dri. Dia mengulangi kisah keteladanan Pastor Dri beberapa bulan kemudian, pada 11 Mei 2014 dalam homilinya untuk Misa pentahbisan imam. Dalam buku wawancara The Name of God is Mercy, Paus juga menyampaikan kesannya tentang Pastor Dri. Paus juga sekali lagi bercerita tentang imam kapusin itu pada Februari 2016 selama homili di Santo Petrus dengan para biarawan Kapusin, dan dalam pertemuan baru-baru ini dengan para imam Roma di Basilika St. Yohanes Lateran.

Ketika berbicara tentang pengakuan dosa dan menerima peniten di ruang pengakuan dosa, pikiran Paus Fransiskus selalu tertuju padanya. Dalam kisah-kisah ini, Paus Fransiskus selalu menyebut “Saya ingat seorang bapa pengakuan yang hebat” yang menunjuk pada pribadi Pastor Dri.

“Saya ingat seorang bapa pengakuan yang hebat, seorang imam Kapusin, yang menjalankan pelayanannya di Buenos Aires. Begitu dia datang menemui saya, dia ingin berbicara. Dia berkata kepada saya: ‘Saya datang untuk meminta bantuan Anda. orang-orang di depan ruang pengakuan dosa, orang-orang dari segala jenis, rendah hati dan kurang rendah hati, tetapi juga banyak imam. Saya banyak memaafkan, dan kadang-kadang saya merasa ragu, ragu karena telah terlalu banyak mengampuni,'” kata Paus menceritakan tentang sosok Pastor Dri.

Kardinal Terpilih Luis Dri. ISt

Belas kasih

Dalam keseharian, Pastor Dri mendengar pengakuan dari semua yang datang di Tempat Ziarah Bunda Maria Pompeii. Telinganya tak Lelah mendengar setiap dosa dan kesalahan. Malam hari Ketika sudah tidak ada yang datang untuk mengaku dosa, ia akan berjalan ke depan tabernakel. Saat itu, ia berdoa  dan mendoakan setiap orang yang datang kepadanya untuk mengaku dosa.

“Saya pergi ke kapel kecil kami, di depan tabernakel dan berkata kepada Yesus: ‘Tuhan, ampuni saya karena Saya telah terlalu banyak mengampuni. Tapi Engkau-lah yang memberi saya ‘contoh buruk’ ini’,” kata Paus Fransiskus menirukan perkataan Pastor Dri yang bercerita tentang kesehariannya.

Dalam banyak kesempatan, Paus Fransiskus tidak lupa akan sosok Pastor Dri. Paus memuji pengabdian Pastor Dri, seorang imam yang menghidupi tugas imamatnya seperti itu. Paus menyebut, bentuk pelayanan semacam inilah merupakan teladan memberikan diri kepada orang lain.

Di Gereja Bunda maria Pompei di Buenos Aires, Pastor Dri menghabiskan hari-harinya dengan duduk di ruang pengakuan dosa yang sempit dan pengab. Kadang, ia menjadi satu-satunya imam yang melayani pengakuan dosa setiap hari.

Mendengar namanya sering disebut oleh Paus Fransiskus, Pastor Dri justru bercerita tentang saat-saat kebersamaannya dengan mantan Uskup Agung Buenos Aires itu. Tak dipungkiri, saat masih di Ibu Kota Argentina itu, Kardinal Jose Mario Bergoglio SJ sering berjumpa dengan Pastor Dri. Keduanya sering saling bercerita menguatkan panggilan.

“Ketika dia adalah seorang kardinal di sini di Buenos Aires, saya sering curhat padanya. Saya akan pergi dan berbicara dengannya dan sekali Saya menceritakan semua ini kepadanya,” ujar Pastor Dri.

“Contoh Buruk”

Dalam satu kesempatan, Pastor Dri mendapat nasihat dari Kardinal Bergoglio untuk lebih banyak mengampuni. Hal ini yang menjadikannya semakin bersemangat untuk menjalankan tugas sebagai imam pengakuan setelah ia pensiun.

“Dia mengatakan kepada saya: ‘ampuni, ampuni, kamu harus mengampuni’. Dan saya: ‘ya, saya mengampuni, tetapi kemudian saya, setelah pengakuan, ‘mendapat’ kegelisahan tertentu dan itulah sebabnya setelah itu, saya pergi kepada Yesus. Saya memberi tahu Yesus, bahwa Dialah yang mengajari saya (red- untuk mengampuni),” ujar Pastor Dri.

Pastor Dri menceritakan, bahwa Yesus telah memberinya “contoh buruk” yaitu bahwa Yesus mengampuni segalanya. Yesus tidak pernah menolak siapa pun. Pastor Dri rasanya paham, bahwa Paus Fransiskus terkejut atas kesehariannya ini.

“Dia tahu bahwa saya mendengar pengakuan selama berjam-jam, di pagi dan sore hari. Dan lebih dari sekali, dia menasihati beberapa imam, untuk datang dan berbicara dengan saya. Saya telah mendengarkan mereka, pada imam-imam ini dan sekarang kami berteman baik. Beberapa dari imam itu sering datang, lalu kami berbicara, dan mereka bergaul dengan sangat baik, secara rohani, secara pastoral,” ujar Pastor Dri.

Pastor Dri berterima kasih banyak kepada Paus atas kepercayaan yang dia berikan kepadanya, atas pengangkatannya sebagai cardinal. Ia sendiri merasa tidak pantas menerimanya. Pastor dri mengakui, ia bukanlah imam yang pandai. Ia bukan ahli teologi lulusan Universitas Ternama Kepausan. Ia hanya seorang imam biasa yang menjalankan tugas pastoralnya secara biasa.

“Saya bukan seorang imam, seorang biarawan, yang telah melakukan studi, saya tidak memiliki gelar doktor, saya tidak memiliki apa-apa,” ujar Pastor Dri.

Ia mengakui, hidup telah mengajarinya banyak hal, hidup telah menandai dan sejak lahir di tengah keluara yang sangat miskin, Pastor Dri merasa harus selalu memiliki kata-kata belas kasihan, pertolongan, kedekatan, bagi siapa saja yang datang kepadanya. Ia memberi peneguhan bagi mereka yang ingin dipahami, mereka yang dibenci atau ditolak.

“Saya pikir kita harus memiliki kedekatan tertentu, keramahan khusus, karena kadang-kadang ada orang yang tidak tahu betul apa itu pengakuan. Jangan takut, jangan khawatir. Pengakuan satu-satunya hal yang diperlukan adalah keinginan untuk menjadi lebih baik, tidak ada yang lain. Anda tidak perlu memikirkan dengan siapa, atau berapa kali, atau itu atau yang lain. Semua hal ini tidak membantu. Saya merasa seperti mendorong orang itu menjauh. Dan saya harus membuat orang lebih dekat kepada Tuhan, kepada Yesus,” kata Pastro Dri.

Gereja St Perawan Maria Pompeii Buenos Aires Argentina. IST

Rendah hati

Sedangkan kepada para pendosa, biarawan yang sekarang akan “memakai topi merah” (menjadi cardinal) itu selalu memberikan nasehat: ‘Jangan takut. Ia selalu menunjukkan sikap ini yang melambangkan pelukan Bapa terhadap Anak yang Hilang.

“Tuhan memelukmu, Tuhan mengasihimu, Tuhan berjalan bersamamu, Tuhan datang untuk mengampuni, bukan untuk menghajar, Dia datang bersama kita, Dia meninggalkan surga untuk menjadi manusia bersama kita. Jadi bagaimana kita harus bersikap? Jangan takut. Bagi saya, ketakutan itu merupakan ketidaktahuan, pemikiran yang salah tentang Allah Bapa kita,” ujar Pastor Dri.

Pastor Dri adalah sosok yang mengingatkan pada sosok St. Leopoldo Mandic OFMCap, yang memiliki sikap yang sama dengan orang-orang di kamar pengakuan. Pastor Dri pun mengakui menengenal sosok St. Leopoldo dengan baik. Ia membaca kehidupan imam Kapusin asal Herzegovina itu dan belajar banyak darinya.

Pastor Dri juga banyak belajar dari sosok St Padre Pio. Imam Kapusin lain yang menjadi teladan kekudusan bagi manusia di zaman modern. Ia bahkan bercerita akan kebersamaannya dengan Padre Pio pada sekitar tahun 1960 di Biara Kapusin San Giovanni Rotondo, Italia.

“Saya juga belajar dari Pastor Pio: Saya bersamanya pada tahun 1960. Dan semua ini banyak mengajari saya. Saya bersama Padre Pio, saya mengaku dosa dengannya, saya berada di biara yang sama pada tahun 1960,” kenang Pastor Dri.

St Leopold dan St Pio mengajari Pastor Dri begitu banyak tentang belas kasih, cinta, kedamaian, ketenangan, kedekatan. Pastor Dri menceritakan, meskipun Padre Pio begitu kuat, begitu energik, ketika dia harus mendengarkan dan memaafkan, dia adalah Yesus.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini