Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Senin, 1 Januari 2024, HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH (Hari Perdamaian Sedunia) (Putih)

Bacaan I – Bil. 6:22-27

TUHAN berfirman kepada Musa: “Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:

TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.”

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 67:2-3,5,6,8

Refrain: Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita

Mazmur (oleh pemazmur):  2/4

  1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa!
  2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai; sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
  3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu, Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bacaan II – Gal. 4:4-7

Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Bait Pengantar Injil

Aleluya, Aleluya, Aleluya

Ayat:

Pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan anak-Nya.

Bacaan Injil – Luk. 2:16-21.

Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)

Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Illahi Maria, yang muncul pada abad ke 5.  Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.

Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anakanya adalah sungguh-sungguh Allah.  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.

Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: “Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel” (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:42-43).

Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai “sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia”.  Kemulian Maria sebagai Bunda Allah adalah cermin kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.

Doa Penutup

Bunda Maria menjadi teladan bagi kami dengan kesuciannya. Semoga di antara kaum muda juga dapat memandang Maria untuk menjaga kesucian mereka, menjadi pengikut-Mu yang sejati. Amin

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini