27.8 C
Jakarta
Friday, May 3, 2024

Bukan Sekedar Bangunan, Tetapi Uskup Agustinus Tegaskan Kerjasama adalah Bukti Iman

BERITA LAIN

More
    Foto; Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus tengah mendoakan untuk pemberkatan Stasi Marius Trans SP II (09/12/2023) – Sumber: KOMSOS Keuskupan Agung Pontianak

    PENAKATOLIK.COM, Bengkayang– Jejak titian jalan dengan bumbu rontok gerigi jalan, membuat perjalanan menuju lokasi Trans SP. II di dareah Kabupaten Bengkayang lumayan terasa panjang. Ada mobil yang terjebak dibawah lubang kubahan air, ada juga motor yang terperangkap oleh bubur  jalan.

    Daerah ini memang sejatinya berada diwilayah Kabupaten Bengkayang oleh sebab itu, tak heran Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis menaruh perhatian khusus kepada setiap daerah-daerah terpencil diwilayahnya. Dengan momen dan kesempatan itu tak heran jika Darwis turut hadir dalam kegiatan Uskup Agustinus untuk memberkati Gereja Katolik Santo Marius Trans SP. II yang berada di Paroki Santo Fransiskus Assisi Singkawang pada 09 Desember 2023.

    Dalam sambutan Pastor Paroki Pastor Joseph Juwono, OFMCap  mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembangunan gereja ini.

    “Selama kunjungan saya di stasi ini, saya merasakan sebuah kerinduan yang besar dari umat untuk memiliki gereja. Sebagai penduduk trans dari berbagai tempat, kerinduan dan kehausan itu kini mereka buktikan dengan gotong royong membangun gereja stasi ini,” kata Pastor Joseph Juwono OFMCap.

    Foto: Bentuk Gereja Stasi Santo Marius tampak dari samping kanan (09/12/2023)

    Pemberkatan dan peresmian

    Pemberkatan dilakukan langsung oleh Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus dan diresmikan oleh Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis

    Pada pukul 10.00 wib dengan alunan musik tradisional khas Dayak Kanayatn maka  seperti acara sakral yang lainnya, ada dilakukan penyambutan tarian pembukaan oleh Orang Muda Katolik (OMK) yang datang dari stasi Capkala untuk turut berpartisipasi.

    Uskup Agustinus didampingi oleh Bupati Bengkayang beserta istri, dan seluruh umat mulai memasuki  Stasi Santo Marius usai pemotongan bambu oleh Uskup Agung Pontianak.

    Dalam pengakuannya, Uskup Agustinus dengan terang-terangan mengatakan Gereja itu tidak terlalu besar, namun ada serasi antara warna dan bentuk gereja yang dibuat oleh tangan-tangan kasih yang terlibat didalamnya.

    Dengan cat kuning dan list coklat, lonceng gereja tampak berada pada sisi kanan jika dilihat dari depan ditambah sayap kanopi terbentang dari dua sisi mendambah anggunnya gereja mungil itu.

    “Saya setuju, memang kita harus memiliki keterlibatan secara bersama-sama untuk membangun gereja ini. Kerja sama yang kompak membuat tampilan gereja stasi ini anggun,” tutur Uskup Agustinus (09/12).

    Dia juga menambahkan untuk memupuk iman Katolik memang harus ditunjukkan pula dengan perbuatan nyata dari hasil keteguhan iman yang dilakukan oleh umat stasi.

    Misalnya dengan bekerja dan gotong royong untuk membangun gereja. Hal itu justru gambaran cinta dan kesetiaan umat kepada Allah.

    “Dulu kalau saya masih kecil, gereja selalu disebut dengan tempat untuk sembayang. Kalau dilihat dari makna bahasanya dapat berarti tempat manusia untuk menyembah “Yang” besar, agung dan mulia,” kata Uskup Agustinus dalam homilinya (09/12).

    Dia juga mengukuhkan umat untuk tetap mengandalkan Tuhan apapun kondisinya. Sebagai lanjutan dari itu, Uskup Agustinus menggarisbawahi bahwa dalam ajaran Gereja Katolik terdapat rumusan iman kepada Kristus. Rumusan itu tidak lain merupakan rangkaian doa dalam kutipan syahadat para rasul dalam baitnya.

    “ ‘Aku percaya akan Roh Kudus, persatuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal.’ Ini sangat jelas dikatakan bahwa kebermaknaan hidup kita dimulai dari penghayatan akan penderitaan hingga kematian agar menuju pada harapan untuk kehidupan kekal,” pungkas Uskup Agustinus dalam perayaan misa usai pemberkatan.

    Foto: Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis tengah memberi kata sambutan (09/12/2023)

    Jangan biarkan gereja kosong

    Sebastianus Darwis yang sejatinya memiliki perhatian khusus untuk rumah ibadah apapun, selalu berpesan hal yang sama yakni jangan biarkan rumah ibadah itu kosong. Susah payah dibangun dengan gotong royong baik antara donatur dan umat, ataupun pemerintahan dan paroki.

    Menurut Darwis keberadaan gereja ini menjadi rangkaian perjalanan iman yang akan terukir di Trans SP II Bengkayang. Untuk itu, memang perlu dibuat sebuah rumah ibadah yang cukup menampung umat yang tinggal dan menetap di stasi ini.

    “Sebagai hadiah natal, saya juga sedang mengerjakan aliran listrik untuk daerah ini. Tapi ingat, jangan biarkan gereja kosong,” kata Darwis dalam sambutannya (09/12).

    Kegiatan hari itu dibumbui dengan kehadiran umat lain, baik Protestan maupun Islam. Hari itu tampak jelas bukan soal pagar yang dikaitkan dengan agama lagi, melainkan ini bicara tentang persaudaraan dalam kemanusiaan yang kebetulan berbeda agama. Untuk wilayah ini, jelas sekali perbedaan agama bukan menjadi masalah, tetapi justru sebagai rajutan kekuatan saudara dalam perbedaan keyakinan. (Samuel/PENA).

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI