Home RENUNGAN Bacaan dan Renungan Rabu 29 November 2023, Pekan Biasa ke-XXXIV (hijau)

Bacaan dan Renungan Rabu 29 November 2023, Pekan Biasa ke-XXXIV (hijau)

0
Turin – The symbolic fresco of Twelve apostles in church Chiesa di San Dalmazzo by Enrico Reffo (1914).

Bacaan I – Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28

Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.

Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu.

Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.

Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.

Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel: “Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda?

Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa. Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu, jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.”

Kemudian Daniel menjawab raja: “Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku.

Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.

Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini. Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mene, mene, tekel ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

MT Dan. 3:62-67

  • Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala angin, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai kedinginan dan pembekuan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.

Bacaan Injil – Lukas 21:12-19

Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.

Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.

Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.

Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Bertahan

Kalimat penutup dalam perikopa ini bisa menjadi kata kunci yang terus menerus kita ingat dan kita lakukan. Bertahan menjadi cara dan sikap yang bisa dilakukan siapapun dan terhadap apapun.

Dalam hal ini, ‘bertahan’ menjadi sikap rohani sekaligus jasmani untuk memperoleh keselamatan. Bertahan bukan hanya sekedar strategi, tetapi merupakan sebuah doa atau keutamaan.

Ibarat dalam sebuah pertandingan, strategi menyerang menjadi andalan setiap kelompok. Serangan yang bagus akan mematikan lawan. Namun pelatih yang handal tidak akan pernah mengandalkan sepenuhnya serangan tajam dari penyerang.

Pelatih yang tahu bermain pasti justru akan memperkuat system pertahanan mereka. Sekuat apapun penyerang maju, tidak boleh melupakan kekuatan bertahan. Pertahanan menjadi dukungan utama para penyerang untuk maju.

Konteks injil sepertinya mengajak kita untuk menyiapkan pertahanan yang paling kuat. Saat terakhir adalah saat kita akan diserang habis-habisan, saat iman dan pengharapan kita diuji.

Bagaimana tidak? “Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku”. Bukan kah ini situasi yang mengerikan? Apakah menjadi pengikut Kristus memang harus demikian?

Hampir pasti setiap orang beriman akan mengalami tantangan itu. Yesus juga menghadapi itu. Apakah Yesus turun dari salib? Tidak. Dia bertahan sampai kesudahannya Persis dikatakan dalam injil “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” Itulah saat kita menjadi saksi, itulah saat yang tepat kita tahu seberapa dalam iman kita.

Syaratnya adalah membangun pertahanan yang kokoh. Dengan apa kita membuat pertahanan itu? Kalau kita berjuang sendiri, habislah pertahanan kita. Tetapi “Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”.

Itu dia sumber kekuatan pertahanan kita. Apa yang perlu kita lakukan? “Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.” Bahkan lebih mengerikan “kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.”

Pertanyaannya sederhana: apakah saya sanggup bertahan?? Jangan-jangan baru saja ide-ide kita yang bagus untuk mengembangkan paroki ditolak, kita sudah putus asa, tidak mau aktif lagi, merasa direndahkan. Jangan-jangan berhadapan dengan keluarga yang sakit, kita sudah beralih kepada kekuatan-kekuatan lainnya. Bertahanlah sebelum kita ditahan.

Doa Penutup Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Amin.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version