YOGYAKARTA, Pena Katolik – Puncak perayaan syukur Ulang Tahun Ke-70, Yayasan Santo Dominikus (YSD) menggelar acara Jambore Nasional 2023 di Mecosh Glampcamp, Jalan Kaliurang, Pakem, Kabupaten Sleman, DIY, 12 -14 Oktober 2023. Acara bertema ‘One Heart. One Spirit, One Community to Realize Veritas Culture’ ini diikuti oleh 320 peserta, yang merupakan guru dan tenaga pendidikan dari 4 cabang YSD yaitu Cabang Cimahi, Cirebon, Purwokerto, dan Cabang Yogyakarta. Juga hadir Ketua Badan Pembina YSD, Ketua Kantor YSD, Pimpinan Kantor Cabang YSD, dan Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta.
Ketua YSD Sr. Albertine, OP, M.Pd mengemukakan, jambore ini bertujuan sebagai dorongan semangat agar semua guru dan tenaga kependidikan makin mantap dalam peran dan tanggung jawabnya mereka.
“Semakin mantap dalam kinerjanya untuk mengankat sekolahnya menuju keunggulan akademik dan karakter. Mampu melayani masyarakat atas dasar nilai-nilai dengan baik sehingga semakin banyak siswa yang dilayani dan meningkat dalam jumlah dan kualitas,” tutur Sr. Albertine.
Sr. Albertine menyampaikan, dalam usia yang ke-70, YSD tidak muda lagi. Yayasan ini sudah berdirinya sejak tanggal 19 Mei 1953. Di usia ini, Sr. Albertine mengatakan bahwa YSD berupaya untuk terus berbenah dengan motto Veritas yang terus diwujudkan dalan brand Upgraded – Responsive and Good Service, meMbuatnya terus menerus mengupgrade diri dan merespon aneka tantangan dan perubahan yang pesat saat ini dengan meningkatkan pelayanan yang baik.
Sr. Albertine mengatakan, kegiatan jambore ini dipilih sebagai puncak syukur sehingga dapat memadukan kegiatan indoor dan out door dengan lebih luwes.
“Dengan kegiatan jambore ini banyak love language yang bisa dinyatakan baik dengan alam, maupun dengan sesama kolega secara lebih harmonis,” ungkapnya.
Ketua Badan Pembina YSD Sr. M. Elisabeth, OP mengatakan, jambore sebih sebagai perayaan dan bukan retret. Intinya, jambore ini menjadi kesempatan untuk berkumpul sebagai satu keluarga merayakan seluruh aktifitas YSD.
“Ibaratnya dalam kinerja menyikapi masa depan kita ini harus mempersiapkan parasut dan siap untuk diajak naik pesawat terbang tinggi dan diterjunkan. Apa yang terjadi apabila parasut tidak mengembang? Kita hancur berkeping-keping digilas oleh kemajuan zaman,” pesan Sr. M. Elisabeth.
Saat kita membicarakan ‘One Heart, One Spirit, One Community’ berati kita membicarakan filosfi kehidupan . Filosofi ini merupakan panggilan untuk kita semua, baik sebagai individu maupun dalam komunitas untuk bersatu bersama-sama menghadirkan satu hati yang penuh dengan kebaikkan dan semangat yang tek pernah padam, serta semangat komunitas yang tak tergoyahkan.
“Budaya Veritas atau budaya kebenaran adalah pondasi dari segala sesuatu yang kita upayakan. Dan dunia yang penuh dengan informasi serta disinformasi penting sekali adanya komitmen untuk melihat kebenaran dengan intergritas. Ini harus ada prinsip yang harus dihidupi dalam kehidupan sehari-sehari, khususnya sebagai pendidik dan karyawan di bidang pendidikan. Guru harus bisa digugu dan ditiru selama 24 jam nonstop,” tandas Sr. M. Elisabeth, OP.