Home BERITA TERKINI Paus Fransiskus Mengaku Pernah Melakukan Bullying pada Seorang Temannya, Hingga Ayahnya Meminta...

Paus Fransiskus Mengaku Pernah Melakukan Bullying pada Seorang Temannya, Hingga Ayahnya Meminta Maaf Kepada Keluarga Anak Itu

0
Paus Fransiskus. Pena Katolik

VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus mengkritik praktik body shaming, ia mengakui pernah melakukan “bullying” seorang anak laki-laki gemuk, hingga ayahnya harus minta maaf. Dalam video call dengan anak-anak muda di Asia Selatan, Paus Fransiskus mengakui kisah kenakalannya di masa remaja ini.

Menanggapi pertanyaan dari seorang remaja putri bernama Merlin dari India, yang mengatakan bahwa saat remaja dia akan menangis hingga tertidur karena diejek karena kelebihan berat badan, Paus Fransiskus mengatakan mentalitas ini adalah sesuatu yang mempengaruhi hidup manusia kini.

Paus Fransiskus menceritakan bagaimana ketika ia masih bersekolah, pernah mengejek teman sekolahnya yang gemuk. Tak lama kemudian, ayahnya mengetahui tindakan ini. Sang ayah lalu membawa Jorge (nama kecil Paus Fransiskus) ke rumah teman sekelasnya itu untuk meminta maaf.

Bertahun-tahun kemudian, setelah dia ditahbiskan menjadi imam, Paus mengatakan dia masih berteman dengan teman sekelasnya itu, yang telah menjadi pendeta Evangelis. Paus menceritakan, temannya itu baru saja meninggal, namun ia mengakui bahwa “sangatlah indah” bisa berhubungan kembali dan melihat bagaimana teman sekolahnya berkembang.

“Setiap pria, setiap wanita, memiliki kecantikannya masing-masing, kita hanya perlu belajar caranya, untuk dapat melihatnya, dan bagaimana mengenalinya.”

Paus Fransiskus berbicara dengan 12 mahasiswa India, Pakistan dan Nepal dari universitas Katolik setempat yang berpartisipasi dalam video call pada 26 September 2023 bertajuk “Membangun Jembatan di Asia Selatan.” Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Loyola di Chicago yang dikelola oleh Jesuit, bekerja sama dengan Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, dalam rangka menyambut Sinode Para Uskup, yang akan berlangsung pada tanggal 4-29 Oktober di Roma. Pertemuan daring sebelumnya melibatkan kaum muda di Amerika Latin dan Afrika.

Bapa Suci juga menyinggung dampak negatif dari teknologi baru, kurangnya pendidikan dan lapangan kerja bagi generasi muda di seluruh dunia, dan penganiayaan anti-Kristen, serta mengecam segala bentuk fundamentalisme dan memperingatkan terhadap apa yang disebutnya sebagai “ekstremis Kristen” yang berubah pikiran. Injil ke dalam ideologi. Para ekstremis tidak akan mau berdialog, katanya, seraya memperingatkan pembacanya bahwa ada ekstremis juga di kalangan umat Kristen.

“Menyakitkan, tapi saya harus mengatakan bahwa ada ekstremis ideologis yang mengubah Injil menjadi sebuah ideologi, jadi yang tidak baik atau bermanfaat untuk dialog adalah ekstremis dalam bentuk apa pun,” ujarnya.

Dunia membutuhkan orang-orang yang berani dan mau mendengarkan orang lain, bahkan mereka yang berbeda.

“Kalian punya pendapat sendiri, saya punya pendapat berbeda, tapi kita bisa bicara karena kita manusia. Janganlah kita melupakan hal ini. Melalui dialog, kita menciptakan rasa kemanusiaan dalam diri manusia.”

Paus Fransiskus juga menyinggung kecenderungan “bunuh diri” di usia remaja sebagai “realitas tragis” yang terjadi ketika generasi muda dihadapkan pada pintu yang tertutup, mereka mencari sesuatu dan tidak dapat menemukannya. Banyak anak muda beralih ke narkoba atau bunuh diri di saat mereka kekurangan kesempatan dan “kehilangan harapan”.

Di hadapkan pada hal ini, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Tuhan selalu memberi kekuatan untuk bangkit kembali, bahkan ketika semua sepertinya tidak mungkin.

“Yang penting jangan sampai terjatuh, tapi jangan diam atau tergeletak di tanah. Itulah hikmahnya: Saya terjatuh, namun kemudian saya berdiri kembali. Dan kalau saya memberikan bantuan kepada seseorang, kita tidak peduli latar belakang orang tersebut,” ujarnya.

Paus Fransiskus menutup seruannya kepada kaum muda untuk bergerak maju dengan berani.

“Jangan kehilangan selera humor Anda, karena humor berarti kesehatan mental.”

Ia memberikan restunya dan meminta para pemuda untuk mendoakannya, sambil berkata, “Pekerjaan ini tidak mudah, saya butuh doa! Doakan saya.”

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version