Jumat, Desember 27, 2024
30.5 C
Jakarta

Evangelisasi di Tiongkok Seharusnya Tidak Memiliki Agenda “Mengubah Mereka Menjadi Katolik”

Uskup Hong Kong Kardinal Stephen Chow SJ. IST

ROMA, Pena Katolik – Uskup Hong Kong, Mgr. Stephen Chow mengatakan bahwa evangelisasi di Tiongkok, saat ini harus fokus pada penyampaian kasih Tuhan, “tanpa agenda mengubah mereka menjadi Katolik.” Hal ini disampaikan Kardinal terpilih ini pada hari Kamis,28 September 2023 di Vatikan. Ia akan menjadi salah satu dari Kardinal yang dilantik Paus Fransiskus pada konsistori 30 September 2023 besok. Dalam sebuah wawancara di Roma dengan CNA, Uskup Hong Kong itu berbicara tentang visinya untuk evangelisasi di Tiongkok daratan.

“Saya pikir penting bagi kita untuk mengatakan bahwa Paus Fransiskus membuat perbedaan. Evangelisasi sebenarnya bertujuan untuk membantu umat memahami kasih Tuhan – dan kasih Tuhan tanpa agenda mengubah mereka menjadi Katolik – karena hal tersebut tidak seharusnya menjadi fokus, karena fokus tersebut akan sangat membatasi,” kata Uskup Chow.

Kardinal terpilih menggarisbawahi bahwa evangelisasi harus membantu mereka memahami bahwa Tuhan kita berarti kasih, berarti niat baik dan kehidupan yang lebih baik.

“Evangelisasi harus benar-benar mengenal Tuhan yang adalah kasih,” ujarnya.

Dalam perjalanan Paus Fransiskus ke negara-negara di mana umat Katolik merupakan minoritas, Paus membedakan antara “proselitisme” dan “evangelisasi”. Evangelisasi pada dasarnya adalah sebuah kesaksian, kata Paus Fransiskus kepada para Yesuit di Mozambik pada tahun 2019. Paus juga memuji Mgr. Matteo Ricci SJ, seorang misionaris dan cendekiawan Jesuit abad ke-16, atas “proklamasi Injil” di Tiongkok.

Masyarakat Tiongkok menghadapi peningkatan pembatasan kebebasan beragama dalam satu dekade terakhir. Para imam Katolik hanya diperbolehkan melayani di tempat ibadah yang diakui, meskipun anak di bawah umur 18 tahun tidak boleh masuk.

Awal bulan ini, pemerintah Tiongkok menerapkan langkah-langkah pengelolaan tempat kegiatan keagamaa yang baru, yang melarang pemajangan simbol-simbol keagamaan di luar ruangan, mewajibkan khotbah untuk mencerminkan nilai-nilai inti sosialis, dan membatasi semua kegiatan keagamaan hanya di tempat-tempat keagamaan yang disetujui pemerintah. Meskipun ada pembatasan, dua uskup dari Tiongkok daratan telah diizinkan melakukan perjalanan ke Roma untuk berpartisipasi dalam pertemuan Sinode Sinodalitas pada bulan Oktober.

Mgr. Chow juga merupakan delegasi sinode, yang secara pribadi dicalonkan oleh Paus Fransiskus untuk mengambil bagian dalam pertemuan yang berlangsung hampir sebulan itu. Dia berkata, bahwa dia “sangat gembira karena masyarakat awam, baik laki-laki maupun perempuan, dan umat beragama, terwakili sebagai anggota yang mempunyai hak suara penuh.”

Mgr. Chow lalu menceritakan pastoralnya di Hong Kong. Ia mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat Katolik Hong Kong adalah bagaimana memberikan pendidikan moral yang baik, sehingga kita memiliki warga negara yang bermoral. Ia menggarisbawahi pentingnya pembinaan di paroki-paroki agar umat awam dapat melakukan evangelisasi di luar paroki.

“Evangelisasi adalah untuk komunitas sosial Anda. Setiap paroki terhubung dengan komunitas sosial Anda. Kita harus keluar, keluar dari paroki kita, dan benar-benar terhubung dengan komunitas sosial dan melayani mereka,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini