Pena Katolik, Samarinda- Rabu 27 September 2023 – Bicara perkembangan teknologi, pasti tidak akan habis. Hari ini, besok dan lusa mungkin beberapa detik kedepan, perkembangan teknologi selalu berjalan tanpa kita sadari.
Ditambah dengan kecerdasan buatan, teknologi hampir menjawab semua kebutuhan manusia zaman ini. Termasuklah didalamnya yakni soal ‘Literasi”. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kini manusia dihadapkan dengan fenomena ‘lama’ dengan cara yang ‘baru’.
Artinya, dahulu manusia memiliki kesulitan dalam komunikasi terutama bagi mereka yang berada di kota satu dengan kota yang lain.
Bahkan informasi saat itupun terbilang sulit, namun hal itu terpecahkan dengan perkembangan teknologi informasi yang kian berkembang.
Memang saat ini manusia dimudahkan dengan berbagai perkembangan informasi, namun rentan pula terhadap penyimpangan-penyimpangan yang hampir mengelabui sebagian besar diantara manusia.
Hotel Harris Samarinda menjadi saksi perhelatan besar Literasi Digital bersama Komsos KWI di Keuskupan Agung Samarinda,(27/09/2023).
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 300 orang muda Katolik ini dibuka dengan tarian khas Dayak, salah satu sub-suku Kalimantan Timur, yang memeriahkan suasana.
Uskup Agung Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah memberikan dukungan penuh dalam penyelenggaraan acara ini.
Dia juga mengakui kerjasama erat antara KOMSOS KWI dan Kementerian Kominfo yang memungkinkan acara ini terlaksana.
“Terima kasih juga kepada semua ketua KOMSOS perwakilan yang hadir, serta apresiasi khusus kepada peserta, yaitu para pemuda Katolik. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk belajar, memahami, berhati-hati, cerdas, bijak, dan trampil dalam literasi media digital,” ujar Uskup Yustinus MSF.
Dia juga menambahkan bahwa semakin orang memahami dan berhati-hati dalam menggunakan teknologi, semakin juga dapat memanfaatkannya secara cerdas.
“Selamat mengikuti kegiatan ini, semoga bermanfaat,” tutup Uskup Yustinus MSF.
Cara kita menggunakan teknologi
Pastor Anthonius Steven Lalu, Sekretaris Jendral Komsos KWI, turut memberikan pandangan penting mengenai literasi digital.
Dia menyatakan bahwa perkembangan teknologi yang semakin maju seharusnya membuat kita menguasai teknologi, bukan sebaliknya.
Pastor Steven juga menggarisbawahi bahwa teknologi bukanlah semata-mata digunakan hingga manusia diperbudak oleh teknologi, namun manusia itu mesti menjadi tuan dari teknologi itu sendiri.
“Bahaya dari teknologi bukan terletak pada teknologi itu sendiri, tetapi pada bagaimana kita menggunakannya,” kata Pastor Anthonius Steven Lalu.
Dia juga perpesan yang ingin Pastor Steven sampaikan adalah setiap orang mestinya mampu untuk menjadi adaptif, transformatif, dan produktif dalam menggunakan teknologi.
“Mari kita menjadi duta damai di dunia digital,” tambah Pastor Steven.
Cerdas dan Bijak
Sebagai Keynote Speaker utama Samuel Abrijani Pangrapan, yang kini menjabat sebagai Dirjen Aptika Kominfo, memberikan sudut pikiran penting mengenai literasi digital dan peran pemerintah dalam mengembangkan literasi digital di masyarakat.
Dia menghimbau kepada semua peserta untuk tanggap dan cepat dalam mengolah informasi yang tujuan akhirnya menjadi informasi yang baik dan membangun.
Paling tidak hal itu dia sampaikan dalam rekaman saat dimulainya acara Literasi Digital di Keuskupan Agung Samarinda, (27/09).
Hadir secara langsung narasumber pertama, Dr. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. Dia mengangkat tema “Cerdas dan Bijak Bermedia Sosial.”
Dalam bahasannya dia memaparkan saat ini tantangan yang dihadapi di era digital, seperti ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas mesti ditanggapi secara fleksibel.
Fleksibel yang dia maksudkan yakni kemampuan manusia untuk tidak mudah terlena dalam perkembangan teknologi, namun justru menjadi penggerak utama dalam percepatan perkembangan teknologi tersebut.
Dia juga mengingatkan tentang risiko seperti penipuan online dan memberikan tips untuk menghindari penipuan tersebut.
Dr. Rosarita Niken Widiastuti juga menjelaskan empat pilar literasi digital, diantaranya ada keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan perlindungan data pribadi.
Selain itu, dia menggarisbawahi pentingnya menjaga reputasi baik di media sosial.
Manfaat literasi digital kaum milenial
Narasumber kedua, Mirza Yonathan S, Founder & Head of Exotic Kaltim, membahas pemanfaatan teknologi digital bagi kaum milenial, khususnya dalam promosi pariwisata di Kalimantan Timur.
Mirza menyoroti peran video marketing dan keberhasilan timnya dalam mempromosikan desa wisata.
Dari paparannya itu, dia mau menunjukkan bahwa sangat-amat: banyak manfaat literasi digital jika digunakan secara tepat dan tersasar.
Seorang dosen di Fakultas Humas Vokasi Universitas Indonesia, dr. Devie Rahmawati dalam hal ini menjadi narasumber ketiga.
Paparan materinya tentang keamanan digital dan pentingnya penggunaan kata sandi yang kuat.
Dia juga membahas ciri-ciri pinjaman online ilegal dan memberikan nasihat tentang pengelolaan keuangan yang bijak.
Acara Literasi Digital ini mengakhiri sesi dengan menguraikan lima etika di dunia cyber, yaitu bertanggung jawab, empati, autentik, arif, dan berintegritas, sebagai pedoman dalam berperilaku di dunia maya.
Dengan berbagai informasi dan wawasan yang disampaikan oleh para narasumber, Pastor Moses Komela Avan sebagai Ketua Komsos Keuskupan Agung Samarinda mengharapkan peserta dapat lebih cerdas, bijak, dan aman dalam bermedia sosial serta menggunakan teknologi digital. (Sam/PEN@).