Selasa, Desember 24, 2024
24.2 C
Jakarta

Dua Uskup dari Tiongkok Daratan Akan Ikut Sebagai Delegasi Resmi dalam Sidang Sinode Oktober Mendatang

Ilustrasi Tiongkok vatikan. CNA

VATIKAN, Pena Katolik – Uskup Jining, Mgr. Antonio Yao Shun dan Uskup Zhoucun, Mgr. Joseph Yang Yongqiang akan melakukan perjalanan dari Tiongkok ke Roma untuk berpartisipasi sebagai anggota penuh Sinode Para Uskup pada 4-28 Oktober 2023. Tema pertemuan ini adalah “Untuk Gereja Sinode: Komuni, Partisipasi, Misi.”

Para uskup tersebut bergabung dengan Uskup Kiayi dari Taiwan, Norbert Pu, dan Kardinal terpilih Stephen Chow, uskup Hong Kong, yang telah diumumkan sebagai delegasi sinode pada bulan Juli lalu.

Vatikan mempublikasikan penambahan dua uskup Tiongkok tersebut selama konferensi pers pada malam peringatan lima tahun penandatanganan perjanjian Vatikan-Tiongkok, perjanjian sementara mengenai pengangkatan uskup antara Takhta Suci dan Beijing pada 22 September 2018.

Ini bukan pertama kalinya Beijing menyetujui para uskup dari Tiongkok daratan untuk berpartisipasi dalam Sinode Para Uskup. Uskup Tiongkok Joseph Guo Jincai dan Uskup Yan’an Yang Xiaoting menghadiri paruh pertama sinode pemuda pada tahun 2018, sebelum tiba-tiba meninggalkan sinode lebih awal tanpa penjelasan. Kedua uskup tersebut memiliki hubungan dekat dengan Asosiasi Patriotik Katolik Tiongkok yang disetujui pemerintah, dan tinggal di wisma Santa Marta di Kota Vatikan, tempat tinggal Paus Fransiskus. Salah satu uskup yang menghadiri sidang tahun ini adalah uskup pertama yang ditahbiskan di Tiongkok berdasarkan ketentuan perjanjian Vatikan-Tiongkok.

Mgr. Joseph Yang Yongqiang

Mgr. Joseph Yang Yongqiang ditahbiskan sebagai uskup dengan persetujuan Vatikan pada tahun 2010. Ia telah menjabat sebagai uskup Zhoucun di Provinsi Shandong, Tiongkok daratan sejak Agustus 2013. Mgr. Yongqiang, 53 tahun, berpartisipasi dalam Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok tahun 2023, sebuah badan penasihat politik yang merupakan bagian dari sistem front persatuan Partai Komunis Tiongkok. Dalam forum ini diputuskan bahwa Gereja Katolik harus mengintegrasikan pemikirannya dengan partai dan bersatu lebih dekat dengan Xi Jinping, menurut situs resmi Asosiasi Patriotik Katolik.

Ia adalah wakil presiden konferensi uskup Katolik yang disetujui pemerintah Tiongkok dan terpilih sebagai pemimpin Asosiasi Patriotik Katolik Tiongkok pada bulan Desember 2016. Pada pentahbisan uskupnya, Mgr. Yongqiang mengatakan, bahwa ia melihat potensi untuk meningkatkan dialog dengan komunitas Katolik bawah tanah. Tahun lalu, Mgr. Yongqiang memimpin pertemuan yang memaparkan bagaimana umat Katolik harus mempelajari semangat Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20.

Mgr. Yongqiang dilahirkan dalam keluarga Katolik di Kabupaten Boxing Shandong pada tahun 1970. Ia belajar menjadi imam di seminari Sheshan Shanghai, sebelum dia ditahbiskan pada tahun 1995. Ia bekerja untuk Asosiasi Patriotik Katolik tingkat provinsi dan Komite Urusan Gereja Tiongkok pada tahun 2005, ketika dia mengajar di Seminari Tinggi Roh Kudus di Jinan.

Mgr. Antonio Yao Shun

Mgr.Antonio Yao Shun adalah uskup pertama yang ditahbiskan di Tiongkok berdasarkan ketentuan perjanjian Sino-Vatikan, pada 26 Agustus 2019. Ia adalah Uskup Jining di Daerah Otonomi Mongolia Dalam Tiongkok.

Sebelum pengangkatannya, Mgr. Yao, yang kini berusia 58 tahun, pernah menjabat sebagai sekretaris dan kemudian menjadi wakil direktur komisi liturgi yang diawasi oleh Asosiasi Patriotik Katolik Tiongkok dan Dewan Uskup Tiongkok sejak tahun 1998. Ia kembali ke Keuskupan Jining pada tahun 2010.

Lahir di Ulanqab pada tahun 1965, Mgr. Yao adalah penduduk asli Mongolia Dalam. Dia belajar dan mengajar di seminari nasional di Beijing. Setelah ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1991, Yao menyelesaikan gelar sarjana liturgi di Amerika Serikat di Universitas St. John di Minnesota dari tahun 1994 hingga 1998. Ia juga menghabiskan beberapa waktu untuk melanjutkan studi alkitabiah di Yerusalem.

The New York Times pernah melaporkan bahwa Vatikan telah menyetujui Mgr. Yao sebagai penerus Uskup Jining, Mgr. John Liu Shigong di pada tahun 2010, namun pemerintah Tiongkok menolak untuk menyetujuinya, bahkan setelah Mgr. Liu meninggal pada tahun 2017 pada usia 89 tahun. Namun, para peneliti Tiongkok telah menunjukkan bahwa Mgr. Yao bukanlah orang yang kritis terhadap pemerintah Tiongkok.

“Partai Komunis merasa nyaman dengan dia,” Francesco Sisci, seorang peneliti Katolik Tiongkok yang berbasis di Beijing. Ia mengatakan kepada The New York Times pada tahun 2019. “Mereka tidak ingin ada yang melakukan agitprop terhadap mereka.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini