Rabu, November 6, 2024
25.8 C
Jakarta

Mgr. Riana Prapdi: “Saya ini romo ‘PR’ alias ‘Pendamping Rondo’

Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi. Pena Katolik

JAKARTA, Pena Katolik – Satu kali, Mgr. Pius Riana Prapdi bercanda dengan mengartikan kepanjangan singkatan “PR” yang mengikuti setiap nama imam diosesan. Ia mengatakan, bahwa “PR” adalah singkatan dari “Pendamping Rondo” (janda dalam bahasa Jawa). Sontak, candaan Mgr. Riana ini disambut tawa oleh setiap orang di sekitarnya.

Candaan ini disampaikan saat Mgr. Riana berkunjung ke Kantor Caritas Indonesia, di Matraman Jakarta Pusat, 11 September 2023. Namun, Mgr. Riana menjelaskan bahwa candaan ini bisa berarti sebuah ajakan untuk menjadikan perhatian kepada kaum miskin dan terpinggirkan menjadi relevan dalam kehidupan menggereja.

“Janda sering kali hidup dalam situasi menderita, sehingga mereka juga harus diperhatikan Gereja,” ujar Uskup Ketapang ini.

Mgr. Riana lalu menceritakan pengalamannya saat masih menjalani mahasiswa S2 di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat itu, ia yang tinggal di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, sering meluangkan waktu mengunjungi ibunya. Sudah sejak lama, sang ibu juga seorang janda setelah kepergian ayah Mgr. Riana.

“Jadi ini benar, sebagai imam projo (PR) saya menjadi pendamping ibu saya yang janda,” ujar Mgr. Riana menceritakan kebersamaan bersama sang ibu.

Rumah keluara Mgr. Riana memang berdekatan dengan seminari, yaitu di dakat Monumen Yogja Kembali di Nganglik, Sleman. Sehingga hanya perlu beberapa menit bagi Romo Riana untuk bisa sampai ke rumahnya dengan sepeda. Saat menempuh pendidikan S2 itu, Romo Riana sering mengunjungi sang ibu saat memiliki waktu luang di sela-sela belajar.

“Satu kali saat saya pulang ada pameran bunga, ibu saya minta antar untuk melihat, ya sudah saya bonceng dia dengan sepeda. Jadi saya membonceng rondo,” cerita Mgr. Riana yang disambut tawa.

Mgr. Riana mengutip pesan St. Yakobus dalam suratnya yang jelas menyerukan bagaimana orang beriman harus memperhatikan seorang janda. “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Yak 1: 26-27).

“Dalam suratnya, St. Yakobus benar mengatakan untuk menjaga kaum janda dan membantu kehidupan mereka,” kata Mgr. Riana.

Pada kunjungan di Kantor Caritas ini, Mgr. Riana juga menyampaikan pesan Paus Fransiskus untuk Caritas Internationalis. Bahwasanya, Caritas bukanlah lembaga sosial seperti NGO pada umumnya. Caritas adalah lembaga pastoral kemanusiaan. Untuk itu, karya Caritas harus melampaui karya NGO pada umumnya. Mgr. Riana menjelaskan, bahwa karya Caritas harus benar-benar menjangkau mereka yang miskin dan terpinggirkan.

Saat ini, selain sebagai Uskup Ketapang, Mgr. Riana adalah Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Selain itu, ia juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pengurus Yayasan Karina KWI, lembaga yang menaungi Caritas Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini