Bacaan I – Kolose 1:21-23
Saudara-saudara, kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan – Mzm. 54:3-4.6.8
Ref. Allahlah penolongku.
- Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
- Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu. Aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.
Bait Pengantar Injil – Yohanes 14:6
Ref. Alleluya.
Akulah jalan, kebenaran dan sumber kehidupan, sabda Tuhan. hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.
Bacaan Injil – Lukas 6:1-5
Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: “Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
Lalu Yesus menjawab mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?” Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Santo Petrus Klever, Pengaku Iman
Imam Yesuit dari Spanyol ini lahir di Verdu, Katalonia pada tahun 1581. Selama 40 tahun ia berkarya sebagai misionaris di antara pada budak belian Negro di Kartagena, Kolumbia. Semasa mudanya, ia belajar di Universitas Barcelona. Disini ia berkenalan dengan imam – imam Serikat Yesus dan mulai tertarik dengan cara hidup mereka. Setelah menyelesaikan studinya di Barcelona, ia masuk novisiat Serikat Yesus di Tarragona pada tahun 1601.
Dari sana ia dikirim pembesarnya ke kolose Montesione di Palma Mayorca. Di kolose ini ia bertemu dan bersahabat dengan bruder Alphonsus Rodriquez, penjaga pintu kolose. Bruder inilah yang membimbing dia tentang cara hidup penyangkalan dan penyerahan diri semata – mata kepada Tuhan. Alphonsus jugalah yang mendorong dan menyemangati dia untuk menjadi rasul bagi para budak Negro di Amerika Selatan.
Pada tahun 1610 selagi masih belajar di Seminari, atas permintaannya sendiri Petrus Klever dikirim ke Kartagena, Kolumbia, pantai Utara Amerika Selatan. Kartagena adalah kota pelabuhan yang sangat ramai dan merupakan pintu gerbang masuknya para budak Negro yang didatangkan dari Afrika. Dikota inilah Petrus mengabdikan seluruh hidupnya demi keselamatan para budak Negro yang malang itu.
Di kota Kartagena, Petrus ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1616, disusul kemudian dengan pengikraran kaul kekalnya. Ketika mengucapkan kaul kekalnya, ia menambahkan sebagai kaul keempat suatu janji untuk bekerja semata – mata bagi orang – orang Negro yang dipekerjakan di tambang – tambang emas Kartagena. Dia minta dengan sangat agar tidak dipindahkan ke tempat lain. Sejak saat itu Petrus menjadi “budak para budak” demi keselamatan mereka. Petrus mengabdikan dirinya baik di bidang perawatan kesehatan jasmani maupun jiwanya.
Ia mewartakan Injil dan mengajar mereka tetang kasih Kristus. Dalam 40 tahun karyanya, ia berhasil mempermandikan 300.000, tidak hanya orang – orang Negro tetapi juga para pelaut, pedagang dan para pemimpin – pemimpin kota itu.
Bagi orang – orang yang sakit dan miskin, ia menyediakan obat – obat, makanan dan pakaian. Banyak mukzijat dilakukannya terutama untuk menyembuhkan orang – orang sakit. Mantelnya yang dikenakannya pada sisakit selalu menyemburkan bau harum semerbak dan dapat menyembuhkan mereka.
Tuhan menyertai dan memberkati Petrus dan karyanya. Kesuciannya lambat laun diketahui seluruh penduduk kota. Para pemimpin masyarakat yang semula tidak senang padanya karena usahanya membela para budak itu, mulai tertarik dan mengaguminya. Petrus kemudian jatuh sakit keras selama 4 tahun dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 September 1654, tepat dengan pesta kelahiran Santa Perawan Maria.
Para pemimpin kota memerintahkan agar Petrus Klaver dimakamkan secara meriah atas biaya mereka sendiri. Oleh Paus Leo XIII, Klaver dinyatakan sebagai kudus pada tahun 1888, dan diangkat sebagai pelindung karya misi ditengah dunia Negro.
Doa Penutup
Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku! Amin.