Kamis, Desember 19, 2024
30.4 C
Jakarta

Paus Fransiskus Menjadi Paus pertama dalam Sejarah yang Menginjakkan Kaki di Mongolia

Paus Fransiskus tiba di Ibu Kota Mongolia Ulan Bator. Vatican Media

ULAN BATOR, Pena Katolik – Paus Fransiskus membuat sejarah pada Jumat pagi, 1 September 2023, ketika ia menjadi paus pertama yang melakukan perjalanan ke Mongolia. Negara itu adalah negara berdaulat dengan jumlah penduduk paling sedikit di dunia.

Pesawat kepausan mendarat di ibu kota Mongolia, Ulan Bator, pada pukul 09:52. waktu setempat pada 1 September. Saat Paus Fransiskus turun dari pesawat di Bandara Internasional Chinggis Khaan, ia disambut oleh menteri luar negeri negara Asia itu. Seorang pemudi lalu menawari Paus dengan secangkir dadih kering tradisional Mongolia, sebagai satu ritus penyambutan seorang tamu kehormatan.

Paus Fransiskus mengatakan kepada para jurnalis di dalam pesawat menuju ke Mongolia, bahwa mengunjungi negara itu berarti bertemu dengan “masyarakat kecil” dengan “budaya yang besar”.

“Saya pikir akan ada gunanya bagi kita untuk memahami keheningan ini, untuk memahami maknanya, namun tidak secara intelektual, dengan indra. Mongolia bisa dipahami dengan indra,” ujarnya.

Kira-kira seukuran Alaska, rasio penduduk Mongolia dibanding luas wilayah adalah lima orang per mil persegi. Sekitar 30% penduduknya adalah nomaden atau semi nomaden. Berbatasan dengan Rusia di utara dan Tiongkok di selatan, Mongolia juga merupakan negara terkurung daratan terbesar kedua di dunia dengan Gurun Gobi yang luas mencakup sepertiga wilayahnya. Selama hampir 10 jam penerbangan, pesawat kepausan melewati lebih dari 10 negara, termasuk Bosnia Herzegovina, Montenegro, Bulgaria, Turki, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, dan Tiongkok.

Pesan untuk Tiongkok

Paus mengirimkan pesan kepada para pemimpin masing-masing negara yang ia lewati, termasuk kepada Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Paus Fransiskus mengatakan kepada pemimpin Tiongkok tersebut bahwa dia berdoa untuk kesejahteraan bangsa Tiongkok dan meminta “berkah ilahi berupa persatuan dan perdamaian.”

Paus berusia 86 tahun itu akan menghabiskan hari pertamanya di Ulan Bator dengan beristirahat di Wisma Prefektur Apostolik Mongolia. Acara publik pertamanya adalah upacara penyambutan pada 2 September di Lapangan Sükhbaatar bersama Presiden Ukhnaagiin Khürelsükh. Dia kemudian akan bertemu dengan komunitas kecil Katolik di negara itu di Katedral St. Petrus dan Paulus.

Komunitas Kecil

Mongolia adalah rumah bagi 1.450 umat Katolik, yang jumlahnya jauh lebih sedikit dari 1% dibanding 3,3 juta penduduk negara itu. Prefektur Apostolik Ulan Bator, sebuah wilayah misi yang masing sangat kecil untuk menjadi satu keuskupan yang memiliki yurisdiksi atas keseluruhan Mongolia.

Misi modern pertama ke Mongolia dilakukan pada tahun 1922 dan dipercayakan kepada Kongregasi Hati Maria Tak Bernoda (Congregatio Immaculata Cordis Mariae/CICM). Namun di bawah pemerintahan komunis, ekspresi keagamaan segera ditindas, hingga tahun 1992. Imam pribumi pertama Mongolia ditahbiskan pada tahun 2016.

Tahun lalu, Paus Fransiskus menunjuk seorang Italia yang telah melayani sebagai misionaris di Mongolia selama hampir 20 tahun sebagai kardinal termuda di dunia. Kardinal Giorgio Marengo, 49, adalah Prefek Apostolik Ulan Bator, Mongolia, yang melayani seluruh negara.

Dalam pidato Angelusnya minggu ini, Paus Fransiskus mengatakan bahwa perjalanan ini akan menjadi kesempatan untuk merangkul Gereja yang jumlahnya kecil namun bersemangat dalam iman dan besar dalam kasih. Ia ingin bertemu langsung dengan orang-orang yang mulia dan bijaksana dengan tradisi keagamaan yang kuat.

“Saya akan mendapat kehormatan untuk mengetahuinya, terutama dalam konteks acara antaragama. Saya mohon kepada kalian semua untuk mengiringi kunjungan ini dengan doa kalian semua,” katanya Minggu lalu.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini