Home BERITA TERKINI Seminar Berani: Generasi Milenial Melawan Jeratan Perdagangan Manusia di Pontianak

Seminar Berani: Generasi Milenial Melawan Jeratan Perdagangan Manusia di Pontianak

0
Foto: Romo Paschal tengah memberikan seminar tentang Human Trafficking (22 Agustus 2023).

INFO JPIC Indonesia, Pontianak, – Aula Bruder MTB Pontianak menjadi saksi atas semangat juang para generasi milenial dalam memerangi perdagangan manusia. Dalam seminar bertajuk “Generasi Milenial Perangi Human Trafficking” yang digelar pada Selasa 22 Agustus 2023, anak-anak asrama putra St. Bonaventura dan asrama putri St. Patrina bersama-sama menggali pemahaman tentang bahaya perdagangan manusia dan upaya pencegahannya.

Didasari oleh impian Br. Vianny, MTB bersama Br. Benediktus Gole, MTB dalam membangun kesadaran para anak muda terutama anak anak asrama putra St. Bonaventura dan asrama Putri St. Patrina. Namun, momen ini juga mendapat kilauan khusus dengan kehadiran Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus, atau yang akrab disapa Romo Paschal. Pastor yang dikenal sebagai tokoh imam pembela hak asasi manusia ini tak hanya menjadi narasumber, tetapi juga menghadirkan inspirasi langsung kepada para peserta.

Berpikir kritis dan mengenali modus pelaku

Dengan peserta sebanyak 27 putri dan 24 putra dari asrama mahasiswa Bonaventura dan Patrina, seminar ini melibatkan generasi muda yang sangat melek akan media sosial dan memiliki kepedulian terhadap isu-isu global, seperti yang diungkapkan oleh Br. Vianny, MTB. “Kami ingin mengajak para generasi milenial untuk berpikir kritis dan mengenali modus-modus yang digunakan oleh para pelaku perdagangan manusia,” ujarnya.

Romo Paschal dalam seminar ini berhasil memancing partisipasi para peserta dengan memutar video dari influencer ternama, Uya Kuya, yang mengupas berbagai bahaya perdagangan manusia. Dari sini, Romo Paschal menantang para peserta untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pemikir yang kritis terhadap informasi yang mereka terima.

Dalam penuturannya, Romo Paschal menjelaskan ciri-ciri awal perdagangan manusia, seperti perekrutan tanpa perjanjian penempatan, pelanggaran terhadap perjanjian kerja, serta penawaran-penawaran yang menggiurkan namun berbahaya. “Kita harus lebih peka dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial kita. Tawaran-tawaran tersebut bisa datang dari mana saja, bahkan dari orang terdekat,” pesan Romo Paschal kepada para peserta.

Foto: Orang Muda Katolik – Anak Asrama Bonaventura dan Santa Petrina Keuskupan Agung Pontianak

Menjunjung tinggi hak asasi manusia

Beliau juga menegaskan pentingnya memahami prosedur yang benar dalam berkeinginan untuk bekerja di luar negeri. “Tidak perlu terburu-buru dan memaksakan diri ke luar negeri jika prosedurnya tidak sesuai,” tegasnya.

Romo Paschal juga mengingatkan peserta mengenai bahaya menjadi korban tenaga kerja ilegal di luar negeri. Upah yang tidak sesuai, jam kerja yang berlebihan, dan target pekerjaan yang tidak sesuai adalah beberapa risiko yang harus dihindari. Seminar ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mengajarkan para peserta untuk membedakan kasus perdagangan manusia dengan memberikan contoh-contoh nyata.

Dalam akhir kegiatan, peserta berkesempatan untuk berbagi dan mendiskusikan kasus nyata yang terjadi di Indonesia. Bruder Benediktus, MTB, selaku kepala asrama, berharap generasi muda dapat menjadi penggerak dalam memerangi perdagangan manusia dan membantu para korban. “Kami berharap para generasi muda tidak hanya menjadi pelaku, tetapi juga menjadi benteng dan pengayom bagi sesama,” ujarnya.

Seminar “Generasi Milenial Perangi Human Trafficking” di Aula Bruder MTB Pontianak memberikan landasan kuat bagi generasi muda untuk melawan perdagangan manusia dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Melalui pemahaman dan kesadaran yang lebih mendalam, mereka siap menjalankan peran kunci dalam mengakhiri praktik yang merusak ini. (Panitia INFO JPIC/PEN@-Sam).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version