Home RENUNGAN Bacaan dan Renungan Jumat 18 Agustus 2023; Peringatan Wajib Santa Helena (Putih)

Bacaan dan Renungan Jumat 18 Agustus 2023; Peringatan Wajib Santa Helena (Putih)

0
Turin – The symbolic fresco of Twelve apostles in church Chiesa di San Dalmazzo by Enrico Reffo (1914).

Bacaan I – Yosua 24:1-13

“Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian.”

Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat.

Mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak.

Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Kemudian Aku membawa kalian keluar.

Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka.

Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun.

Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu.

Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian. Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak.

Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus.

Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori.

Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa membangunnya.

Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 136:1-3.16-18.21-22.24

P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil 1 Tesalonika 2:13

Ref. Alleluya.

Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.

Bacaan Injil – Matius 19:3-12

“Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian.”

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita?

Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.”

Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja.

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Santa Helena, Pengaku Iman

(Flavia) Helena berasal dari Drepanum, dekat Izmit, Turki. Ia lahir pada tahun 250 dan meninggal dunia pada tahun 330. Sumber lain mengatakan bahwa Helena lahir di Bitynia, Asia Kecil. Ketika menjadi Kristen, beliau sudah memasuki usia senja.

Pada tahun 270, puteri pengusaha rumah penginapan ini, menikah dengan seorang jendral Romawi yang kemudian berhasil menduduki tahkta Kekaisaran Romawi bagian Barat menggantikan Diokletianus: Flavius Valerius Konstantinus, yang disebut juga Konstantinus Klorus (305-306). Mereka tinggal di Naissus (sekarang: Nis, Yugoslavia). Disanalah pada tahun 274 Helena melahirkan Konstantinus Agung, yang kemudian menjadi Kaisar Romawi yang lebih agung daripada ayahnya.

Setelah ayahnya, Konstantinus Klorus, meninggal di Eboracum (York) pada tahun 306 dalam suatu ekspedisi Britania, Konstantinus anaknya menjadi Kaisar Romawi Barat. Empat tahun kemudian, terdapat lima kaisar di Kekaisaran Romawi yang saling bersaing: Konstantinus, Maxentius, Licinius, Galerius dan Maximinus. Tatkala Galerius meninggal dunia, kekaisaran dibagi menjadi empat bagian: Konstantinus memerintah di Gaul (Perancis), Britania (Inggris) dan Raetia (Swiss); Maxentius di Spanyol, Italia dan Afrika Utara; dan bagian timur kekaisaran diperintah oleh Licinius dan Maximinus.

Pada tahun 312, Maxentius menyerang Konstantinus. Dalam kegentingan ini, Konstantinus mengalami suatu penglihatan ajaib: sebuah salib tampat di langit dengan pancaran cahaya yang kilau-kemilau. Pada Salib ajaib itu terpampang tulisan Yunani ini: “Tuiti Nika” yang artinya “Dalam tanda ini engkau akan menang!”. Konstantinus yakin bahwa Tuhan menghendaki dia bersama pasukannya bertempur dengan memakai tanda itu.

Segera ia memerintahkan seluruh pasukannya berperang di bawah panji Salib suci. Konstantinus menang mutlak atas musuhnya Maxentius dan memasuki kota Roma dengan jaya. Konstantinus bersama pasukan-pasukannya dielu-elukan oleh seluruh umat Kristen, yang beberapa tahun silam dianiaya. Karena kemenangan ini, Konstantinus memberikan kebebasan kepada agama Kristen, bahkan agama Kristen diakui sebagai agama negara. Semua orang Kristen yang masih mendekam di dalam penjara dibebaskan dan Konstantinus mendirikan banyak gereja, mengembalikan semua kekayaan Gereja yang dijarah oleh penguasa Roma yang lalim, dan menghadiahkan banyak bidang tanah kepada Gereja.

Sebagai penghormatan kepada ibunya yang saleh itu, Konstantinus mengangkat ibunya menjadi ratu; Drepanum, kota asal ibunya diubah namanya menjadi Helenapolis. Helana sendiri pada tahun 324 berziarah ke Tanah Suci Yerusalem untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengaruniakan banyak rahmat keluarganya. Dalam ziarah itu pula, Helena bertekad menemukan Salib Suci, tempat Yesus menebus seluruh umat manusia dengan mengucurkan DarahNya. Setelah berjerih payah menemukan Salib Yesus itu, ditemukanlah tiga buah salib di sebuah sumur dekat bukit Golgota di Yerusalem.

Paku-pakunya pun masih ada pula. Kesulitan yang timbul ialah ‘betulkah ketiga salib itu adalah salib yang bersejarah itu? Manakah Salib Yesus? Dengan bantuan Uskup Makarios, ketiga salib itu disentuhkan berturut-turut pada seorang wanita yang sakitnya tidak tersembuhkan. Ketika salib ketiga disentuhkan pada wanita itu, ia langsung sembuh sama sekali. Salib itulah Salib Yesus. Saking gembiranya, Helena memohon kepada puteranya Konstantinus agar mendirikan sebuah gereja di atas bukit Golgota untuk menyimpan Salib yang tak ternilai itu.

Ia memotong sebagian untuk dikirim masing-masing ke Roma dan Konstantinopel. Dua buah gereja lain dibangunnya, masing-masing di Betlehem, tempat kelahiran Yesus dan di bukit Zaitun, tempat Yesus mengalami sakratul maut dan diangkat ke surga. Helena meninggal dunia pada tahun 330 dan jenazahnya dikuburkan di makam keluarga kaisar.

Doa Penutup

Allah Bapa Engkaulah yang memberi, segala yang kami miliki, kami terima berkat kemurahan hati-Mu. Dengan belas kasih, Engkau merawat kami. Ajari kami Tuhan untuk dapat mengasihi seperti Engkau. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version