Home BERITA TERKINI Merajut Mimpi Rumah Induk Suster OP Indonesia: Biarkan Obor Tetap Bernyala

Merajut Mimpi Rumah Induk Suster OP Indonesia: Biarkan Obor Tetap Bernyala

0
Charity Diner “Biarkan Obor Tetap Bernyala” yang diadakan di Kramat, Jakarta Pusat, 12 Agustus 2023. Pena Katolik

JAKARTA, Pena Katolik – Suster Santo Dominikus (OP) sudah berkarya di Nusantara sejak 12 Desember 1931. Sejak saat itu Pemimpin di Indonesia disebut sebagai Pemimpin Misi. Ini berarti, keberadaan Suster OP di Indonesia sudah sekitar 92 tahun. Awalnya, para suster yang datang dari Belanda memulai karya mereka di Cilacap. Seiring waktu, karya mereka bergeser ke arah barat di Cimahi.

Misi di Indonesia berkembang yang sebagian besar anggotanya adalah orang-orang Indonesia. Pada Kapitel tahun 1982, Misi di Indonesia diberi wewenang dalam mempersiapkan kemandirian atau otonomi. Pada tanggal 12 Desember 1987, Misi di Indonesia diberi otonomi dan menjadi Kongregasi mandiri.

Saat ini, Suster OP di Indonesia Tengah berjuang untuk membangun Rumah Induk Kongregasi Suster Ordo Pewarta Indonesia di Cimahi, Jawa Barat. Sebagai usaha untuk mendukung Pembangunan ini diadakanlah Charity Diner “Biarkan Obor Tetap Bernyala” yang diadakan di Kramat, Jakarta Pusat, 12 Agustus 2023. Event fundraising ini bertujuan untuk mengumpulkan dukungan dana untuk pembangunan rumah induk ini.

“Kami ingin memindahkan biara induk, biara pusat, dari Pejaten Keuskupan Agung Jakarta kembali ke asal di mana kami awal datang,” ujar Sr. M. Elisabeth Budiarti OP, Pemimpin Kongregasi Suster OP Indonesia.

 Seperti dijelaskan Sr. Elisabeth, Biara Induk Suster OP yang kini ada di Keuskupan Agung Jakarta, nantinya akan dipindahkan ke Cimahi. Ini berarti, ke depan Rumah Induk Suster OP di Cimahi akan menjadi pusat Kongregasi Suster OP Indonesia. Sr. Elisabeth berharap, di biara induk di Cimahi, para suster dapat mendalami semangat asali kongregasi, menelusuri sejarah karya Suster OP di Indonesia.

“Tempat di mana para suster bisa menimba kesegaran, membarui hidup rohani, minum dari sumbernya yang asal,” tambah Sr. Elisabeth.

Event fundraising ini diadakan berdekatan dengan Pesta Pelindung St. Dominikus. Ini dimaksudkan agar penggalangan dana ini juga disatukan dengan mimpi St. Dominikus untuk membawa Kabar Suka Cita kepada dunia.

Pada Event fundraising ini Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC menyampaikan, dengan turut berbagi untuk mendukung karya Suster OP, ini menjadi peran nyata keterlibatan dalam karya itu.

“Dengan berbagi rezeki, kita telah turut dalam karya-karya mereka,” ujar Mgr. Anton.

Biara induk ini tidak saja sebagai tempat tinggal, Mgr. Anton menyampaikan, tempat ini menjadi tempat formasi yang menjadi oase rohani, moral, dan spiritual. Di sini setiap orang dapat menggali kekayaan iman St. Dominikus. 

“Obor ini adalah obor yang dibawa oleh St. Dominikus yaitu obor Injil di mana St. Dominikus dengan simbol membawa obor mewartakan Injil kebenaran Kerajaan Allah, maka disebut dengan Obor Praedicatorum atau obor pewarta Ordo Pengkhotbah,” ujar Mgr. Anton.

Dukungan untuk event fundraising ini juga diberikan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo. Salah satunya, Mgr. Pioppo menyerahkan patung “Ecce Homo” yang berbentuk Kepala Tuhan Yesus sebagai salah satu benda rohani yang dilelang dalam acara ini. Dalam sambutannya, Mgr. Pioppo berterima kasih kepada setiap orang yang mendukung dengan datang pada event fundraising ini. Kesempatan pertemuan semacam ini mengingatkan kepada apa yang dilakukan umat Kristen perdana dengan berkumpul bersama para Rasul untuk berbagi.

Mgr. Pioppo menyampaikan, otonomi yang diperoleh Kongregasi Suster OP Indonesia ini adalah anugerah bagi Gereja, dengannya mereka dapat bekerja lebih untuk Gereja dan masyarakat. Menurut Mgr. Pioppo, sebuah rumah adalah tempat untuk mengembangkan kasih dan suka cita.

“Keluarga religious ini, sama seperti keluarga manusia, di sisi lain seperti Gereja sendiri dengan rendah hati menginginkan sebuah rumah, di dalam rumah sebuah keluarga dapat hidup, berkumpul bersama mengenang masa lalu bersyukur dan merasa terlindungi,” ujar Mgr. Pioppo.

Untuk itu, keterlibatan dan sumbangan setiap orang dalam event fundraising ini hendaknya menjadi ungkapan cinta kasih, karena terlebih dahulu, setiap orang telah dikasihi oleh Allah sendiri. Untuk itu, keterlibatan ini menurut Mgr. Pioppo sumbangan yang diberikan adalah bentuk dari dukungan yang berlandaskan kasih yang sama.

“Kita dipanggil untuk memberi kesaksian yang indah kepada setiap orang kesaksian untuk menjadi pria dan Wanita, romo dan uskup yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, karena dalam hati mereka telah mengalami kuasa kasih Allah. Kekuatan kasih yang kita alami bukan yang dibangun sendiri namun berasal dari Allah,” kata Mgr. Pioppo.

Rumah Induk Suster OP di Cimahi nantinya akan melengkapi rumah biara awal yang masih berdiri sampai saat ini. Bangunan yang sudah ada sejak zaman Belanda ini kini bahkan telah diakui sebagai cagar budaya. Untuk itu, renovasi rumah ini tidak diizinkan menurut Peraturan Pemerintah Daerah Jawa Barat.

Untuk itu, bangunan yang akan dikerjakan selanjutnya akan berdiri sendiri dan melengkapi bangunan yang sudah ada. Akan ada fasilitas untuk kegiatan rohani dan administrasi yang dapat mendukung karya Suster OP sehari-hari.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version