Home BERITA TERKINI Kepemimpinan Baru Persaudaraan Dominikan Awam Indonesia

Kepemimpinan Baru Persaudaraan Dominikan Awam Indonesia

0
Koordinator Nasional PDAI (2023-2025) Gwenny Surya OP (tengah) bersama Theo Atmadi OP (Koordinator Nasional PDAI (2021-2023) dan seorang Suster OP.

JAKARTA, Pena Katolik – Pekan Suci Paskah 2008, Promotor Jendral Persaudaraan Dominikan Awam dari Kuria di Roma, Pastor David M. Kammler OP mengadakan kunjungan resmi ke Indonesia. Ia memenuhi undangan Suster M Elisabeth OP untuk melihat Indonesia dan warisan karya Misi Ordo St. Dominikus di Pulau Flores. Selain berkunjung ke Larantuka dan menyaksikan Semana Santa, saat di Jakarta, Pastor David mengadakan pertemuan di Pejaten dengan beberapa awam yang tertarik mengenal lebih dalam tentang Persaudaraan Dominikan Awam.

Siapa yang menyangka, peristiwa kunjungan ini menjadi awal lahirnya Persaudaraan Dominikan Awam Indonesia (PDAI). Kini setelah 15 tahun, telah ada sebanyak 385 anggota PDAI. Mereka adalah prajurit-prajurit St. Dominikus, yang juga menjadi bagian dari karya Ordo Pewarta (Ordo Praedicatorum/OP) di Indonesia. Baru saja, kepemimpinan dalam PDAI berganti. Gwenny Surya OP terpilih untuk menjadi Koordinator Nasional PDAI (2023-2025) menggantikan Theo Atmadi OP. Beberapa waktu lalu, Ibu Gwenny , Bapak Theo, dan Romo Andreas Kurniawan OP meluangkan waktu bersama redaksi Arue membicarakan rencana dan mimpi PDAI.

Bagaimana perasaan Ibu Gwenny saat menerima penugasan sebagai Koordinator Nasional PDAI?

Saat saya diminta, saya agak bingung, saya merasa tidak mampu untuk menjalankan tugas sebagai ketua PDAI. Saya nangis, saat menerima penugasan ini, dari mana harus mulai. Usia saya sudah 76 tahun, itu yang menjadikan saya cukup berat menerima penugasan ini. Ada perasaan tidak mampu, mengapa Tuhan mengapa memilih saya. Namun, saya mendapat support dari Romo Andre dan saudara PDAI senior yang lain. Mereka menyatakan siap memberikan support. Ini yang menguatkan saya untuk menerima penugasan ini. Pada saat mengikuti Misa Jumat pertama, saya semakin diyakinkan, kalau kita diutus kita pasti dimampukan. Kini saya berharap, kita bisa membuat program ke depan yang lebih baik.

Kita ingin membentuk tim doa yang kuat, kita mulai mendoakan mereka yang sakit, sebab dengan berdoa, kita dapat mengenal Tuhan dengan baik. Saat ini, tim studi dan doa bisa berjalan dengan baik, Romo Andre megarahkan tim doa ini selama masa pandemi. Ke depan, setelah pandemic PDAI harus menperkuat persaudaaraan dan juga kerasulan. Kunjungan-kunjungan sosial yang selama ini terhenti dapat dibangkitkan lagi. Setelah pandemic, kita mulai pikirkan program yang bisa kita lakukan. Semoga ke depan, kita dapat lebih menata lebih baik.

Bagaimana Ibu Gwenny melihat PDAI saat ini?

Pak Theo sudah membangun sesuatu yang baik, tentunya harus harus dilanjutkan program-program yang sudah dibangun oleh Pak Theo. Tahun–tahun sebelumnya, meskipun di masa pandemi, PDAI tetap bekerja menjalankan program-program meski dilakukan banyak dilakukan secara online. Kegiatan ini di antarnya doa dan studi. Hal ini dilakukan agar kita masih tetap bersatu. Program ini berhasil dan membuat kita bersatu dan guyub.

Saat ini pandemi telah lewat, memang pandemic. Sekarang kita melihat pandemi dari kacamata positif dan negatif. Kita menjadi sadar, meski berjauhan, komunikasi menjadi mudah dilakukan di mana selama pandemic, kita bisa bertemu seacara online, hal ini yang kini terus dilanjutkan, jarak tidak menghalangi komunikasi kita.

Bagaimana Bapak Theo melihat kepemimpinan PDAI saat ini? Apa harapan dan program apa yang perlu menjadi perhatian ke depan?

Menurut saya, Roh Kudus lah yang telah memilih Ibu Gwenny menjadi Koordinator Nasional PDAI, meski sudah sepuh, beliau kan msih energik. Ini terjadi karena rencana Roh Kudus. Saat itu calon tidak banyak, sehingga pemilihan berjalan lancar. Menurut saya, dia akan dimampukan, kalau sudah dipilih pasti akan dimampukan. Ibu Gwenny punya pengalaman banyak di perusahaan ini akan memperkaya Dominikan. Saya melihat yang terjadi saat ini ada banyak kemajuan yang sudah terjadi dengan. Program telah berjalan dengan baik, saya meyakini, berjalannya PDAI nanti akan terus dipimpin Tuhan yang Maha Kuasa.

Selama ini, kita bersyukur dengan pendampingan Romo Andre, di mana ia punya perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan kita. Ia sadar perkembangan awam Dominikan ini cepat, jadi kalau tidak diatur, ke depan akan makin repot. Tapi saya saat ini yakin, semua sudah berjalan dengan bimbingan Roh Kudus.

Pak Theo, Apa hal-hal yang perlu diperhatikan oleh kepemimpinan yang baru?

Pendataan anggota perlu dirapikan, kita juga perlu memperhatikan keseragaman dalam beberapa hal, sehingga ada basik yang sama. Misalnya dalam hal buku, panduan dll. Kita dapat belajar dari negara-negara lain, misalnya Vietnam dan Filipina. Di Vietnam, situasinya sangat unik, karya Dominikan Awam berkembang pesat meski di negara komunis. Di sana terdapat sebagian besar Dominikan Awam yaitu sekitar 100 ribu anggota, dan sangat dihormati sebagai bagian dari negara.

Kita belajar dari masa lalu, kita membenahi yang kita punya. Untuk buku doa misalnya kita bisa belajar dari Filipina. Kita dapat menterjemahkan buku-buku ini. Atau bisa juga dari Vietnam, di mana di sana buku-buku ini telah dibuat lebih mendetail dan sudah rapi.

Untuk periode saat ini, sudah ada sekitar 300-an anggota. Tentu tidak mudah mengatur ini. Untuk itu perlu struktur organisasi yang lebih rapi. Dalam satu karya bersama penguatan organisasi ini dapat dilakukan dengan merapikan struktur organisasi dengan mulai membentuk komisi. Tentu pembenahan yang nantinya akan dilakukan Ibu Gwenny termasuk di bidang studi, formasi, karya doa, komunitas. Elemen-elemen inilah yang perlu dipadukan supaya bisa terarah.

Romo Andreas Kurniawan OP. IST

Menurut Romo Andre, bagaimana peran Awam Dominikan dalam keseluruhan karya Ordo Pewarta?

Baru-baru ini, Master Ordo berada di Ukraina untuk memberi penghargaan bagi awam Dominikan yang selama ini membantu pengungsi di sana. Ini menunjukkan bahwa pada Pastor Dominikan tidak bekerja sendiri namun ada awam dan suster. Ini adalah keunikan kita, karya Dominikan tidak pernah dikerjakan sendirian, di dalam OP, awam, suster dan romo semua sama.

Kalau ditanaya kenapa Dominikan kok ada awamnya, kok bisa dalam satu keluarga dilihat dari sejarahnya. St Dominikus awalnya tidak mendirikan ordo religius, tapi mengumpulkan pendoa yang bisa menjalankan karya untuk keselamatan jiwa-jiwa. Mengapa bisa terjadi demikian, mengapa ada wam, suster dan romo, ini tentu masih dalam semangat awal St. Dominikus yaitu untuk keselamatan jiwa-jiwa.

Selanjutnya, bagaimana Romo Andre melihat perjalanan PDAI ke depan dengan kepengurusan yang baru?

Tantangan bagi PDAI ke depan adalah benar-benar menyatu dan membumi dengan Keluarga Dominikan. Karya PDAI pun terarah untuk keselamatan jiwa-jiwa. PDAI perlu melakukan penguatan dan pembenahan dalam banyak hal. Panduan-panduan misalnya untuk formasi dan doa-doa adalah salah satunya. Kita dapat belajar dari Vietnam dan Filipina, kedua negara ini memiliki pengalaman yang lebih banyak. Formasi Awam Dominikan di kedua negara ini juga sudah lebih maju dari kita. Saat ini sudah berjalan, kita belajar dari negara-negara lain, setiap kali ada kesempatan pertemuan Awam Dominikan antar negara, kita selalu mengirimkan perwakilan. Ini adalah usaha kita untuk memperkuat PDAI.

Kita punya keunikan untuk Gereja Indonesia, tinggal bagaimana panggilan ini dapat terarah dan akhirnya bisa berbuah banyak bagi sesama dan Gereja. Lagi, tantangan bagi Awam Dominikan apakah berani menjadi seperti misionaris, yaitu keluar dengan menerima penugasan ke luar negeri. Kita bercermin dari misalnya kelompok relawan atau awam dari Jesuit (Serikat Yesus) yang bisa diutus untuk karya-karya serikat di mana saja. Untuk PDAI ini tentu menjadi sebuah pertanyaan, apakah suatu saat kita juga berani diutus seperti ini? Dalam sejarahnya, Awam Diminkan sudah memiliki cerita panjang dalam mewarnai Gereja universal.

Antonius E. Sugiyanto/Arue

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version