Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Selasa 25 Juli 2023; Pesta St. Yakobus, Rasul (Merah)

Bacaan I – 2 Korintus 4:7-15

“Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami.”

Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini.

Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.”

Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.

Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 126:1-2ab.2c-3.4-5.6

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

  • Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
  • Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
  • Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Bacaan Injil Matius 20:20-28

“Cawan-Ku akan kamu minum”

Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”

Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.”

Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”

Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Murid yang Istimewa

Dalam bacaan Injil hari ini, bu Zebedeus datang kepada Yesus dengan membawa kedua anaknya yang sudah sekian waktu menjadi murid-Nya. Permintaan sang ibu jelas, supaya anaknya menjadi murid-murid yang ‘istimewa’, mendapat posisi khusus disekitar sang Guru.

Kiranya apa yang dimengerti bu Zebedeus dan kedua anaknya adalah tentang Yesus sang Guru yang adalah mesias dalam artian politis. Maka posisi dan jabatan menjadi penting dan itulah yang mereka minta.

Sayangnya, yang meminta adalah sang ibu, bukan kedua anaknya sendiri. Sang ibu ‘mewakili’ anak-anaknya untuk meminta sesuatu kepada sang Guru.

Pertanyaannya, permintaan itu sebenarnya keinginan sang ibu atau keinginan sang anak? Jangan-jangan anak-anaknya bahkan tidak tau apa yang dikehendaki ibunya, apalagi apa yang mereka kehendaki?

Keinginan sang ibu yang menjadi lebih dominan, sementara sang anak tidak mengerti apa-apa. Padahal yang menjadi murid adalah kedua anaknya, bukan sang ibu.

Injil hari ini mengajak kita untuk sungguh mengerti dan memahami apa kita inginkan dan kehendaki. Tidak jarang kita berbuat atau melakukan suatu tindakan tanpa mengerti dengan sungguh apa yang sebenarnya kita lakukan.

Seringkali karena disuruh atau mendapat perintah tanpa ada kejelasan, kita melakukan perintah itu. Jika apa yang kita lakukan mempunyai dampak yang tidak baik, kitalah yang akan terkena konsekuensinya. Selain itu, jika kita bertindak tanpa mengerti, apa yang kita lakukan tidak maksimal, hanya manusia perintah saja.

Apa yang kita lakukan, kita katakana, kita ajarkan, adalah tanggung jawab kita masing-masing. Maka jika bertindak tanpa memahami, dimana letak kita bisa bertanggung jawab atas tindakan itu? Tidak mungkin orang lain bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.

Demikian juga dalam hal beriman, kita sendirilah yang bertanggung jawab atas keimanan kita. Maka dalam hal beriman pun diperlukan kesadaran yang total. Iman yang kita yakini adalah iman yang bertanggung jawab, iman yang bisa kita jelaskan. Hidup beriman kita adalah hidup beriman yang bertanggung jawab.

Mari mohon rahmat Tuhan agar kita mampu mempertanggungjawabkan iman kita dihadapan sesama dan dihadapan Tuhan sendiri. Semoga kita berani terus belajar untuk “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Doa Penutup

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Kekal, di antara para rasul, Santo Yakobuslah yang pertama Kaukuduskan sebagai martir. Semoga umat-Mu menimba kekuatan dari kesaksiannya dan menemukan perlindungan berkat doanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini