WENDU, Pena Katolik – saat berada di Kampung Sukamaju Kurik Lima, Distrik Malind, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC disambut meriah. Ada suasana haru ketika ibu-ibu Muslim di desa itu melayani uskup dan para tamu yang datang dan umat beragama lainnya yang turut hadir.
“Hari ini adalah acara orang Katolik dan umat Muslim berada di barisan paling depan melayani kami, maka saat umat Muslim dan umat beragama lainnya membuat acara, umat Katolik juga harus berdiri di barisan depan untuk melakukan hal yang sama,” kata Mgr. Mandagi.
Pada hari kedatangan uskup, ibu-ibu Muslim memasak dan menyiapkan hidangan yang disantap. Mereka berdiri di barisan meja makan melayani para tamu undangan dalam resepsi bersama. Mereka juga berfoto dan bersalaman bahkan ada yang mencium tangan Uskup Mandagi. Sebuah pemandangan yang indah, tidak ada sekat, tidak ada perbedaan, tidak memandang agama.
Kedatangan Mgr. Mandagi ke desa ini adalah untuk meresmikan Gereja Stasi Santo Fransiskus Asisi, Paroki St. Petrus dan Paulus Kumbe Kevikepan Wendu, Merauke, Papua Selatan, Senin, 12 Juni 2023. Hadir juga dalam peresmian ini para pastor Kevikepan Wendu dan rombongan. Mereka disambut tarian Suku Marind dengan berarak menuju
Stasi ini terdiri dari sepuluh kepala keluarga ini. Mereka berada di tengah mayoritas umat Muslim yang memiliki kerukunan umat beragama dan toleransi yang sangat tinggi dan gotong royong yang luar biasa.
“Gereja memang dibangun oleh manusia. Terima kasih kepada mereka yang membangun gedung ini, arsitek, donatur, umat dan pastor paroki. Gereja baru ini dibangun karena usaha manusia. Namun kita bersyukur, berkat campur tangan Tuhan gereja berdiri. Gereja adalah bait Allah di mana manusia datang mencari Tuhan,” ungkap Mgr. Mandagi.
Setelah perayaan ekaristi pemberkatan, acara dilanjutkan dengan penandatangan prasasti dan wawan hati serta ramah tamah. Dalam sambutannya Mgr. Mandagi menekanan tentang kerukunan masyarakat kampung dan juga memuji kerukunan beragama dan toleransi yang ada di Sukamaju.
“Gus Dur mengatakan bila engkau berbuat baik kepada orang lain, orang tidak akan menanyakan apa agamamu. Kita harus jaga kerukunan umat beragama, dan ini juga harus dijaga di kampung ini,” katanya.
Mgr. Mandagi dengan lantang menghimbau kepada masyarakat karena menjelang tahun politik, Tahun depan adalah tahun politik. Apabila ada tokoh-tokoh politik yang mencoba datang dan memberi pengaruh dan janji manis kepada masyarakat agar tidak dihiraukan karena biasanya janji tinggal janji tetapi parlente jalan terus.