Kamis, Desember 19, 2024
26.2 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Selasa 30 Mei 2023; Santo Feliks I

Bacaan I – Sir. 35:1-12

Barangsiapa memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan. Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur.

Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman merupakan korban penghapus dosa. Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan yang kosong, sebab semuanya wajib menurut perintah. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.

Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan. Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan. Sertakanlah muka yang riang dengan segala pemberianmu, dan bagian sepersepuluh hendaklah kaukuduskan dengan suka hati.

Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang la berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai dengan hasil tanganmu. Sebab Dia itu Tuhan pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak diterima-Nya, dan janganlah percaya pada korban kelaliman! Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.

Mzm. 50:5-6,7-8,14,23

  • “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!” Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim. Sela
  • “Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku?
  • Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.”

Bacaan Injil – Markus 10:28-31

“Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal.”

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Ketidakadilan

Tidak ada orang yang senang merasakan atau menerima perlakukan ketidakadilan. Dalam hidup keluarga bisa muncul keluhan dari sang kakak atau adik yang merasa mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari orang tua mereka.

Misalnya tindakan yang dianggap pilih kasih orang tua kepada anak dan pembagian tanggung jawab tugas-tugas dalam rumah tangga. Rasa mendapat perlakuan tidak adil ternyata tidak hanya muncul dalam hubungan dalam keluarga. Manusia bahkan bisa merasakan diperlakukan tidak adil oleh Tuhan. Manusia telah menyerahkan segala-galanya untuk Tuhan, tetapi apa yang Tuhan balaskan bagi pengabdian mereka?

Mereka melihat orang-orang jahat semakin sukses dengan kekayaan dan kesenangan dalam hidupnya, sedangkan mereka yang memberikan hidup, milik, dan waktunya untuk Tuhan tetap hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.

Perkataan Petrus kepada Yesus menggemakan harapan semacam ini: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau”. Jelas sekali, perkataan Petrus ini memiliki nada mengingatkan Yesus.

Apa yang akan mereka peroleh dari Tuhan, setelah mereka habis-habisan meninggalkan sesuatu untuk mengikut Yesus? Bagi Petrus, upah yang mereka terima dari Tuhan menjadi penanda keadilan Tuhan bagi mereka. Kalau tidak ada upah berarti Tuhan tidak adil karena mereka telah meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Tuhan.

Yesus menjanjikan upah bagi mereka yang mengikuti-Nya. Upah dalam kehidupan umat-Nya saat hidup (present), juga upah di masa datang (future) bagi umat-Nya, yaitu hidup kekal.

Yesus pasti akan bertindak adil, walau mungkin keadilan-Nya tidak selalu persis dengan yang kita bayangkan. Oleh sebab itu, sebagai keluarga Kristen, kita tetap bisa meletakkan pengharapan keluarga kita dalam keadilan-Nya.

Doa Penutup

Mengikuti Yesus diperlukan sikap radikal. Meninggalkan semua untuk sepenuhnya fokus pada kebersamaan dengan Yesus. Bapa berkati kami agar kami tidak lekat pada hal-hal duniawi, sehingga semakin mudah untuk mengikuti jalan Putra-Mu. Amin Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini