Home BERITA TERKINI Uskup Afrika Mendesak G7 untuk Membatalkan Utang yang Tidak Dapat Dibayar

Uskup Afrika Mendesak G7 untuk Membatalkan Utang yang Tidak Dapat Dibayar

0
Pertemuan para pemimpin G7 di Jepang. IST

HIROSIMA, Pena Katolik  – Saat para pemimpin G7 bertemu di Hiroshima, Jepang, para uskup yang mewakili organisasi Caritas dari 23 negara Afrika memohon kepada pemerintah dari tujuh negara industri utama itu untuk mempertimbangkan langkah-langkah konkret untuk membantu Afrika mengatasi krisis pangan dan iklim serta kemiskinan yang terus meningkat.

Para uskup Katolik yang memimpin organisasi Caritas meminta para pemimpin G7 mengusahakan penghapusan utang yang tidak dapat dibayar. Mereka juga meminta peningkatan bantuan, dan kebijakan perdagangan yang lebih adil.

KTT tiga hari yang mempertemukan Kepala Negara dan Pemerintah negara-negara demokrasi paling maju di dunia (Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris Raya) dimulai pada Jumat, 19 Mei 2023. Fokus agenda pertemuan itu tentang agresi Rusia terhadap Ukraina, pelucutan senjata dan non-proliferasi nuklir, perubahan iklim, pembangunan, ketahanan pangan, dan kesehatan global setelah pandemi COVID-19.

Meningkatnya kerawanan pangan di Afrika

Menjelang pertemuan itu, para uskup yang mewakili organisasi Caritas dari 23 negara Afrika mengimbau pemerintah dari tujuh negara paling maju itu untuk mempertimbangkan langkah-langkah konkret untuk membantu Afrika mengatasi berbagai krisis. Dalam pernyataannya, para uskup menyuarakan keprihatinan mendalam mereka atas meningkatnya kemiskinan di Afrika, yang semakin memburuk sejak krisis Covid-19. Meningkatnya tingkat kerawanan pangan, kata mereka, memperburuk konflik dan ketegangan sosial di banyak negara Afrika “membuat pemerintahan menjadi lebih rapuh”

“Tahun lalu, lebih dari 300 juta orang mengalami kerawanan pangan, memperburuk pemicu konflik dan ketegangan sosial di banyak negara Afrika dan membuat pemerintahan menjadi lebih rapuh.”

Utang yang tidak dapat dibayar

Para uskup Caritas itu menyebutkan kebutuhan mendesak untuk mengurangi hutang yang disebut “tidak dapat dibayar”. Pernyataan tersebut memperingatkan bahwa tanpa sumber baru pembiayaan yang terjangkau untuk pembangunan, ini akan menjadikan negara-negara Afrika jatuh kembali ke dalam lingkaran setan utang.

Menurut para Uskup Afrika, penting untuk memikirkan kembali Hak Penarikan Khusus (SDR) Dana Moneter Internasional “sebagai instrumen keuangan, dan menyalurkan kembali sebagian besar yang dipegang oleh negara-negara kaya ke Afrika. SDR adalah aset cadangan internasional yang dibuat pada tahun 1969 oleh IMF untuk menambah cadangan resmi dari 180 negara anggotanya yang dapat digunakan untuk menyediakan likuiditas bagi suatu negara jika terjadi krisis.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version