Minggu, Desember 22, 2024
29.9 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Senin 24 April 2023; Santo Fidelis dari Sigmaringen, Martir, Hari Biasa Paskah III (Putih)

Man standing and teaching in circle of disciples.

Bacaan Pertama Kis. 6:8-15

Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.

Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini?anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria?bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.

Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.”

Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.

Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: “Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.”

Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 119:23-24,26-27,29-30

  • Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.
  • Jalan-jalan hidupku telah aku ceritakan dan Engkau menjawab aku?ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
  • Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu. Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bacaan Injil Yohanes 6:22-29

“Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.”

Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus.

Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”

Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Penggemar

Pada umumnya, seorang tokoh yang mempunyai banyak penggemar atau pengikut cenderung akan hanyut dalam kemeriahan penggemarnya. Bahkan bisa jadi tokoh itu akan banyak mengikuti arus dari orang-orang yang dekat dengannya.

Tuntutan-tuntutan merekapun sering kali sadar atau tidak sadar dikabulkan oleh sang tokoh yang seharus mengendalikan dirinya dan orang banyak yang dekat dengannya.

Pola pikir atau kemauan dari orang-orang sekitarnya seolah secara tidak sadar menjadi kebenaran pribadi tokoh itu. Kebenaran bukan lagi diukur secara objektif namun kebenaran diukur dari apakah banyak orang senang atau tidak senang.

Hal yang demikian juga terjadi pada Yesus, yakni bahwa Ia mempunyai banyak pengikut, Ia dikagumi oleh banyak orang. Dimana-mana Yesus menjadi bahan pembicaraan banyak orang, entah pembicaraan yang mengagumkan atau pembicaraan yang mencela dan mencari-cari kesalahan yang dapat menjatuhkan-Nya.

Yang jelas tidak dapat dipungkiri bahwa Yesus menjadi salah satu tokoh yang menjadi perhatian banyak orang dengan ajaran-ajaran dan tindakan-Nya. Tindakan Yesus setelah memberi makan banyak orang dengan lima roti dan dua ikan mengundang decak kagum dari mereka semua yang mengalami peristiwa itu.

Pengalaman itulah yang menjadikan mereka berusaha mencari dan menemukan Yesus kemanapun Ia pergi. Bisa dibayangkan bagaima riuhnya orang-orang yang mencari Yesus setelah mukjizat itu.

Mungkin saja mereka mengharapkan sesuatu yang hebat lagi yang lain dari Yesus. Bisa jadi mereka baru bisa diyakinkan setelah menyaksikan mukjizat berulang-ulang dari Yesus yang tidak dapat dilakukan orang lain.

Dalam perikopa ini sedikit tersirat bahwa memang orang banyak mencari Yesus karena hendak melihat hal-hal yang luar biasa itu. Mereka lapar dan haus namun hanya pada sesuatu yang sementara.

Yesus peka akan situasi yang demikian, Ia sadar bahwa orang banyak yang mencarinya belum mengerti sungguh tentang siapa diri-Nya dan misa apa yang hendak disampaikan Yesus.

Yesus tahu persis apa yang menjadi pergulatan dan pemikiran orang banyak. Mereka kagum akan perbuatan-perbuatan Yesus. Namun Yesus tidak mau hanyut dalam pola pikir mereka, Ia tidak dikendalikan oleh orang banyak. Yesuslah yang mengendalikan orang banyak, bukan sebaliknya.

Ketika orang banyak menghendaki Yesus membuat susatu keajabian yang lain, Yesus justru mengarahkan mereka pada pemikiran yang berbeda. Yesus mengajak orang banyak untuk mampu mengerti secara lebih benar.

Makanan jasmani memang penting, namun yang jauh lebih penting dari itu adalah makanan rohani yang tidak habis dimakan perut. Yesus meluruskan mereka supaya tidak mencari-Nya karena persoalan fisik belaka, karena kenyang oleh roti.

Nampaknya orang banyak yang mengikuti Yesus adalah orang-orang yang mau terbuka hatinya, mereka mendengar masukan dari orang lain. Menanggapi masukkan itu mereka bertanya ‘jika demikian, apa yang harus kami lakukan?’.

Pertanyaan itu menjadi tanda yang jelas bahwa seseorang mau berkembang dan memperbaiki diri. Mereka tahu ada kebenaran yang lebih tinggi di luar pemikiran mereka dan mereka senantiasa mencarinya.

Ternyata sebenarnya mereka tidak hanya lapar secara fisik namun mereka membutuhkan makanan yang mengenyangkan secara rohani, membuat jiwa mereka menjadi tenang dan damai.

Berhadapan dengan orang-orang yang demikianlah Yesus mengarahkan pemikiran mereka kepada yang lebih benar. Yesus mengajak mereka untuk tidak berhenti pada sesuatu yang kelihatan, yang bisa dirasakan, yang bisa diraba dengan panca indera.

Yesus mengarahkan orang banyak pada sumber kekal yang hadir dihadapan mereka. Anak Manusia-lah yang sebenarnya menjanjikan makanan keselamatan kekal. Dialah jaminan makanan itu, dan Dialah yang menjadi makanan itu sendiri. Setiap orang yang menyantap-Nya tidak akan lapar lagi dan senantiasa ada janji keselamatan kekal.

Bagi kita, tidak mudah mengikuti kehendak orang kebanyakan tidak jarang menjadi kebenaran yang perlu kita perjuangkan. Mengarahkan orang lain kepada pemikiran yang lebih benar dan lebih kudus adalah salah satu keutamaan Kristiani yang perlu menjadi bagian dari hidup kita.

Jika kita hanya mengikuti arus yang sering kali ada hanya karena keinginan fisik, apa istimewanya kita sebagai seorang Kristiani? Santapan Ekaristi menjadikan kita istimewa, mempunyai janji keselamatan yang senantiasa kita pelihara dan kita jaga.

Doa Penutup

Ajarilah kami ya Bapa, agar di dalam kehidupan, kami dapat mandiri dan bebas dalam menentukan pilihan hidup kami. Semoga kami tidak terpengaruh dengan ajakan dan rayuan dari orang yang ingin membawa kami ke jalan atau arus mereka. Amin

Sumber: www.renunganhariankatolik.web.id

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini