Pena Katolik – Pontianak, Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, memberikan pesan Paskah kepada seluruh umat yang berada di Wilayah Keuskupan Agung Pontianak. Pesan tersebut direkam di Lokasi Doa Patung Bunda Maria Menggendong Yesus pada 6 April 2023, di depan kediaman Uskup Agung Pontianak pukul 09.00 WIB.
Dalam pesannya, Uskup Agustinus menyapa saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus dan mengajak umat untuk merayakan Hari Raya Paskah yang merupakan puncak iman umat Kristiani. Uskup Agustinus juga mengutip ayat dari Surat pertama Santo Paulus kepada umat di Korintus 15:17, “Jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah iman saudara.”
Uskup Agustinus kemudian bertanya tentang alasan terjadinya penderitaan, kesengsaraan bahkan kematian di dunia ini dan apa yang terjadi kepada manusia setelah hidup di dunia ini. Menurut Uskup Agustinus, peristiwa Paskahlah yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Dalam iman Kristiani, Tuhan menciptakan segala-galanya, termasuk manusia Adam dan Hawa yang sempurna. Namun, karena dosa Adam dan Hawa, manusia dikutuk dan kebahagiaan yang sempurna lenyap. Tuhan kemudian mengutus Putra-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia dengan cara yang dihindari oleh manusia, yaitu dengan merendahkan diri sebagai manusia yang miskin.
Uskup Agustinus juga menjelaskan bahwa dalam tradisi Yahudi, biasanya orang melepas sepatu sebelum masuk ke dalam rumah karena kakinya kotor. Hal ini menjadi analogi bahwa Tuhan merendahkan diri serupa dengan seorang hamba, bahkan hingga menghampakan diri serendah-rendahnya.
Kemudian Yesus membasuh kaki muridnya. Pada jaman itu yang membasuh kaki adalah hamba alias kuli. Kalau Yesus membasuh kaki mereka artinya Dia menyamakan diri-Nya dengan hamba. Sekali lagi pembasuhan kaki adalah lambang merendahkan diri serendah-rendahnya.
Hari Raya Paskah
Uskup Agustinus juga menjelaskan pada hari Raya Paskah Tuhan Yesus membuktikan bahwa kematian adalah jalan menuju kebahagiaan abadi di surga. Oleh karena itu Paskah juga merupakan merayakan iman kita. Karena iman kita yang terakhir mengatakan, Aku Percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang Kudus, Persekutuan Para Kudus, Pengampunan Dosa, Kebangkitan Badan dan Kehidupan Kekal.
Tujuan hidup manusia adalah hidup kekal dan Tuhan menjamin hal itu dengan mengatakan; “ Siapa yang percaya kepada Ku tak akan binasa melainkan hidup kekal”.
“Peristiwa sengsara dan wafat serta kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus yang kita kenangkan dalam Tri Hari Suci,” kata Uskup Agustinus.
Lebih lanjut Uskup Agustinus menekankan bahwa pemaknaan dari Kamis Putih yang dirayakan adalah serangkaian kenangan akan Liturgi Ekaristi. “Inilah Tubuh Ku, Inilah Darah Ku. Aku persembahkan bagi mu.” Yang dilambangkan waktu perjamuan terakhir dengan Roti dan Anggur.
“Dan satu hal yang menjadi pesan terakhir Yesus pada hari Kamis Putih adalah “Kalau Aku Tuhan dan Guru mu membasuh kaki mu demikian juga para rasul.” Ini juga mau dipesankan kepada kita bahwa kerendahan hati harus dimiliki oleh semua orang. Bukan hanya orang orang miskin orang kecil, pejabat paling tinggi pun harus demikian,” tegas Uskup Agustinus.
Lihat kenyataan hidup
“Bukankah ini yang dihadapi oleh manusia selama ini?” kata Uskup Agustinus.
Ia kemudian memaparkan tentang kenyataan dalam hidup justru mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hati adalah mereka yang memiliki segalanya.
“Mereka yang memiliki jabatan, mereka yang kaya, mereka yang memiliki semua kebutuhan sehari-hari bahkan berlebih. Mereka yang merasa diri kuat dan tidak lagi bergantung pada orang lain bahkan mereka yang tidak bergantung pada Tuhan,” pungkasnya.
Jadi ini makna Kamis Putih, Yesus yang melambangkan dirinya dalam sebagai Roti dan Anggur yang dipersembahkan untuk menyelamatkan dunia.
Lambang Jumat Agung
Kemudian Lambang dari Jumat Agung, Uskup Agustinus menguraikan tentang kematian dan kehidupan.
“Bukankah kematian adalah peristiwa yang paling ditakuti oleh manusia? Bukankah tingkah laku manusia yang dilakukan karena takut mati? Bahkan mereka yang membunuh pun mereka yang takut mati. Membunuh bisa menggunakan harta, uang, bahkan parang,” tutur Uskup Agustinus.
“Mungkin dengan itu mereka dapat membunuh orang dengan harapan mereka bisa hidup lebih panjang padahal umur ditentukan oleh Tuhan. Dan kematian Kristus kita rayakan pada hari Jumat Agung.
Kata-kata terakhir yang disampaikan oleh Yesus ketika dipaku di kayu salib, Dia mengampuni Dosa penjahat yang mengakui kejahatannya, sampai Dia mengatakan. “Hai saudara hari ini juga kamu bersama saya masuk kedalam surga.”
Itu artinya sebesar apapun dosa umat manusia kalau ia mengakuinya dan meminta ampun ia juga bisa memperoleh keselamatan. Dan pesan kepada para murid dan kepada Bunda Maria.
Kepada Bunda Maria, Tuhan Yesus mengatakan “Ibu lihatlah anak mu”. Apa artinya? Bahwa Tuhan Yesus meninggalkan kita di dunia tapi Dia minta tetap memperhatikan kita.
Dan dipihak lain,” lanjut Uskup; Dia mengatakan kepada murid. “ Para murid, lihatlah Ibu mu.” Saling memperhatikan antara Ibu dan anak, itulah semangat yang bisa membawa kita kepada hidup yang sempurna.
Bukankah itu sesuatu yang indah dan pantas kita renungkan. Dalam hidup masyarakat sekarang apalagi menghormati Ibu atau anaknya bahkan ada KDRT yang dimana-mana terjadi bahkan kadang-kadang merenggut korban nyawa manusia karena kurang menghormati Ibu dan anaknya.
“Ini saya sangka pantas kita renungkan dalam masa paskah ini sekali lagi, Saya Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus mengucapkan selamat Hari Raya Paskah semoga kita sadar bahwa hidup di dunia ini memang penuh penderitaan, kesengsaraan, kematian tetapi bagi kita yang beriman kepada Yesus hal itu semua adalah untuk memperoleh hidup yang sesungguhnya bahagia bersama Bapa di Surga,” kata Uskup Agustinus sembari menutup pesan Paskah 2023. (PEN@/Samuel).