31.1 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Rabu dalam Pekan Suci: Tiga Simbol dalam pembasuhan Kaki

BERITA LAIN

More

    Meditasi Harian selama Prapaskah – Sto Thomas Aquinas

    Dia menuangkan air ke sebuah baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya serta mengeringkan kaki mereka dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya.- Yohanes 13:5.

    Ada tiga simbol yang mewakili beberapa hal.

    1. Menuangkan air ke dalam baskom adalah simbol pencurahan darah-Nya ke atas bumi. Karena darah Yesus memiliki kuasa untuk membersihkannya maka dalam arti tertentu dapat dipadankan dengan air. Alasan mengapa air, dan juga darah, keluar dari sisi lambung-Nya, adalah untuk menunjukkan bahwa Darah ini dapat membasuh dosa.

    Sekali lagi kita dapat mengambil air sebagai figur Sengsara Kristus. Dia menuangkan air ke sebuah baskom, yaitu dengan iman dan devosi Dia mencetak ke dalam pikiran para pengikut setia kenangan akan Sengsara-Nya. Ingatlah penderitaanku, dan pengembaraanku, ipuh dan kepahitan itu (Rat. 3:19).

    • Dengan kata-kata dan mulai membasuh menjadi simbol ketidaksempurnaan manusia. Untuk para Rasul, setelah mereka hidup bersama Kristus, tentu saja menjadi lebih sempurna, tetapi mereka masih perlu dibasuh, masih ada noda pada mereka. Kita diajak untuk memahami bahwa tidak peduli apa tingkat kesempurnaan seseorang, dia tetap perlu dibuat lebih sempurna lagi; Dia masih terhubung dengan kenajisan sampai batas tertentu. Jadi di Kitab Amsal kita baca, Siapa dapat berkata, “Aku telah membersihkan hatiku; aku bersih dari dosaku” (Amsal 20:9).

    Namun demikian, para Rasul dan orang-orang kudus hanya memiliki kenajisan semacam ini di kaki mereka.

    Namun ada orang lain yang terinfeksi, tidak hanya di kaki mereka, tetapi seluruhnya dan semuanya. Mereka yang membuat kenyamanan pada gemerlap duniawi menjadi sepenuhnya najis. Mereka yang seluruhnya, artinya, dengan indera dan kehendak mereka, berpegang erat pada keinginan mereka akan hal-hal duniawi, ini menjadi sepenuhnya najis.

    Tetapi mereka yang berbaring seperti itu, yang memilih berdiri, yaitu mereka yang pikiran dan keinginan merindukan  akan hal-hal surgawi, menyisakan kenajisan ini di kaki mereka. Siapa pun yang berdiri harus, tentu saja menyentuh bumi setidaknya dengan kakinya. Dan kita juga, dalam kehidupan ini, di mana kita harus bertahan hidup, memanfaatkan hal-hal duniawi, mau tidak mau bersentuhan dengan kenajisan tertentu, setidaknya keinginan dan kecenderungan tertentu yang berkaitan dengan indera kita.

    Karena itu Tuhan kita memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengebaskan debu dari kaki mereka. Teks itu mengatakan, ” Dia mulai membasuh kaki,” karena membersihkan diri dari keterikatan dunia hanyalah sebuah permulaan. Hanyalah dalam kehidupan yang akan datang ini akan benar benar-benar digenapi.

    Jadi dengan menuangkan air ke sebuah baskom, pencurahan darah-Nya ditandakan, dan dengan permulaan-Nya untuk membasuh kaki murid-murid-Nya, juga pembasuhan dosa-dosa kita.

    • Terakhir simbol Tuhan kita memikul hukuman karena dosa-dosa kita pada diri-Nya. Dia tidak hanya membasuh dosa-dosa kita tetapi Dia juga mengambil ke atas diri-Nya hukuman yang telah mereka kumpulkan. Karena rasa sakit kami dan penitensi kita tidak akan cukup jika tidak didasarkan pada amal dan kuasa Sengsara Kristus. Dan ini ditunjukkan dengan Dia menyeka kaki murid-murid dengan handuk linan, yaitu handuk melambangkan tubuh-Nya.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI