Home BERITA TERKINI Meditasi Sebagai Doa yang Melibatkan Pikiran, Imajinasi, Emosi dan Hasrat

Meditasi Sebagai Doa yang Melibatkan Pikiran, Imajinasi, Emosi dan Hasrat

0
Doa Sebagai Kekuatan – Dokumen Pena Katolik

Pena Katolik- Meditasi adalah sebuah praktik spiritual yang bertujuan untuk mencapai kedamaian, kesadaran diri, dan kebahagiaan. Salah satu bentuk meditasi adalah doa sebagai meditasi.

Doa sebagai meditasi melibatkan memusatkan pikiran dan hati pada Allah, Sang Pencipta, atau objek spiritual lainnya. Melalui doa, seseorang dapat merenungkan tentang sifat-sifat Allah, meminta bimbingan dan perlindungan, atau memohon pengampunan dosa-dosa.

Dalam doa sebagai meditasi, tujuan utamanya adalah bukan meminta atau memohon, melainkan mengalami kedekatan dengan Tuhan melalui ketenangan dan ketakjuban. Dalam kondisi meditasi, seseorang mencoba untuk fokus pada hadirat Tuhan dan membiarkan pikiran bekerja secara alami untuk mencapai pengalaman spiritual.

Konsentrasi dan fokus

Praktik doa sebagai meditasi dapat memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental yang signifikan, seperti mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi dan fokus, serta meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Selain itu, doa sebagai meditasi dapat membantu seseorang merasa lebih dekat dengan Tuhan dan memperdalam hubungan spiritual dengan-Nya.

Untuk memulai doa sebagai meditasi, ada beberapa langkah yang dapat diikuti. Pertama, pilihlah doa atau mantra yang sesuai dengan kebutuhan spiritual Anda. Kemudian, carilah tempat yang tenang dan nyaman untuk duduk.

Setelah itu, mulailah dengan bernafas secara perlahan dan dalam, dan fokuskan perhatian pada doa atau mantra yang dipilih. Jangan biarkan pikiran terganggu oleh pikiran atau kekhawatiran lainnya, tetapi biarkan pikiran tetap terfokus pada doa atau mantra selama beberapa menit. Ulangi proses ini setiap hari selama beberapa menit.

Dalam praktik doa sebagai meditasi, seseorang tidak perlu menjadi ahli dalam meditasi atau memiliki pengetahuan tentang teologi yang mendalam. Yang dibutuhkan hanyalah kepercayaan dan keyakinan pada Tuhan serta kemauan untuk merenungkan-Nya dengan pikiran dan hati yang terbuka.

Dalam kesimpulan, doa sebagai meditasi adalah sebuah praktik spiritual yang dapat memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental, serta membantu seseorang merasa lebih dekat dengan Tuhan. Dengan mengalami ketenangan dan ketakjuban dalam doa, seseorang dapat memperdalam hubungan spiritual dengan-Nya.

Melibatkan pikiran, imajinasi, emosi dan hasrat

Dalam konteks yang sama itu, Pastor Peter John Cameron OP dalam tulisannya “Prayer as meditation” diterbitkan pada 03/12/23 juga menjelaskan serupa dengan itu. Katekismus menjelaskan bahwa meditasi “melibatkan pikiran, imajinasi, emosi, dan hasrat”.

Dia menjelaskan tentang, apakah manusia sedang mencari cara untuk berdoa yang “menerangi pikiran, membuat pemahaman bersinar, mengisi hati dengan sukacita, menenangkan amarah, menghilangkan amarah, mengusir kepahitan dan pikiran jahat, melenyapkan sifat lekas marah, mengusir kemalasan, dan mencairkan pikiran kita? pikiran jahat?” Itu, kata St. Yesaya sang Pertapa abad ke-5, adalah apa yang akan dilakukan meditasi. “Meditasi adalah cermin bagi pikiran dan cahaya bagi hati nurani. Darinya lahir kelembutan yang menghangatkan dan meluluhkan jiwa.”

Dalam tulisannya juga dikutibnya Katekismus Gereja Katolik yang berbicara tentang meditasi sebagai “pencarian” di mana “pikiran berusaha memahami mengapa dan bagaimana kehidupan Kristiani, untuk mematuhi dan menanggapi apa yang diminta Tuhan” (2705). Meditasi “melibatkan pikiran, imajinasi, emosi, dan hasrat” untuk “memperdalam keyakinan iman kita, mendorong pertobatan hati kita, dan memperkuat keinginan kita untuk mengikuti Kristus” (2708).

Ketika seseorang bermeditasi, maka ia harus diam dan menenangkan diri, menyerahkan diri ke Hadirat Tuhan. “Meditasi berarti menyadari suatu kebenaran sedemikian rupa sehingga terungkap di depan mata Anda sehingga Anda dapat menembusnya” (L. Giussani). Karena meditasi “menunjukkan kepada kita apa yang kita inginkan” (St. Bernard).

Meditasi memerlukan pengingatan kembali dan perenungan. Paus Benediktus XVI mencatat bahwa meditasi “berarti ‘mengingat’ apa yang telah Allah lakukan dan tidak melupakan semua karunia-Nya kepada kita. Meditasi adalah cara di mana pikiran kita melakukan kontak dengan hati Tuhan.” Dan kontak itu memberikan penghiburan dan kekuatan bagi hati kita sendiri.

Pastor Peter John Cameron OP juga menjelaskan tentang merefleksikan pengalaman meditasi yang mendalam, Hamba Tuhan Elisabeth Leseur, mendorong setiap orang:

“Meditasi adalah pengumpulan diri ke dalam keberadaan seseorang yang paling dalam ke titik di mana, dalam membungkam hal-hal lahiriah, Tuhan ditemukan. Di sana Anda akan menemukan sumber segala kebaikan, kekuatan, dan keindahan—Tuhan. Di sana Anda akan memahami kelemahan Anda sendiri dan semua yang dapat Anda lakukan di bawah ini demi kebaikan,” tulis Pastor Peter John Cameron OP dalam Aleteia. (PEN@/Sam-Aleteia).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version