KABUL, Pena Katolik – “Wanita bahkan tidak boleh belajar. Gadis-gadis muda tidak diizinkan pergi ke sekolah menengah. Ini berarti mereka tidak memiliki hak asasi manusia,” kata Oliver Müller, Direktur Internasional Caritas Jerman. Ia mengatakan hal ini setelah kembali dari Afganistam. Sebelumnya, Pemerintah Islam Taliban mengizinkan organisasi Katolik untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Di Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Maret, Caritas menyoroti penderitaan perempuan di Afghanistan yang dilarang masuk Universitas dan anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah menengah.
Müller mengatakan, sebagai organisasi Katolik, Caritas Jerman diizinkan oleh pemerintah Taliban untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Dalam sebuah wawancara dengan Radio Vatikan, dia mengatakan hak asasi perempuan Afghanistan dicabut.
Müller menunjukkan bahwa Afghanistan adalah salah satu negara termiskin, dengan 28 juta penduduk bergantung pada bantuan luar. Situasi masyarakat saat ini, katanya, membutuhkan bantuan segera. Pada saat yang sama, pihak berwenang Afghanistan telah menyatakan bahwa perempuan tidak lagi diizinkan bekerja dalam bantuan kemanusiaan.
“Tidak diragukan lagi: kita tidak bisa bekerja tanpa wanita. Dan untuk melihat bagaimana hal itu dapat dilakukan sekarang adalah isi dari kunjungan saya ke sini,” tegas Müller setelah kunjungannya ke Afghanistan.
Müller menggarisbawahi, bahwa menurut sebuah studi internasional, Afghanistan adalah tempat terburuk di dunia untuk anak perempuan dan perempuan. Wanita dilarang dari kehidupan publik untuk sebagian besar.
“Di Kabul, mereka masih diperbolehkan pergi ke jalan untuk berbelanja. Tetapi di beberapa kota di seluruh negeri, mereka bahkan tidak diizinkan meninggalkan rumah tanpa laki-laki dari keluarga mereka.”
Müller membuat seruan yang tulus, dan Afghanistan layak mendapatkan solidaritas dan bantuan dari seluruh dunia. Müllermenyerukan bahwa komunitas dunia dapat melakukan segalanya agar Afghanistan tidak menjadi krisis yang terlupakan.
“Afghanistan adalah salah satu negara paling rentan dan termiskin di dunia. Dan untuk alasan ini, kami akan terus dan tinggal di sini,” ujar Müller.
Caritas Jerman telah hadir di Afghanistan sejak tahun 1984. Ia memberikan bantuan kepada jutaan orang melalui berbagai proyek kemanusiaan.