Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis 9 Maret 2023 – Pekan II Prapaskah (Ungu)

Bacaan Pertama Yeremia 17:5-10

“Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan.”

Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 1:1-2.3.4.6

Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

  • Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
  • Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
  • Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil Lukas 8:15

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil Lukas 16:19-31

“Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.”

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok.

Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya.

Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk.

Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’

Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’.

Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’

Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Lazarus

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Kamis 9 Maret 2023 ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini Kamis 9 Maret 2023. Dalam Bacaan Injil Hari ini Lukas 16:19-31 diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan”. Lazarus berada di surga bukan karena dia miskin, tetapi karena dia selalu mengandalkan Allah dalam hidupnya.

Sedangkan orang kaya, ia sengsara di neraka bukan karena ia kaya, tetapi karena dia mengandalkan diri dan kekayaan selama masa hidupnya. Dia merasa dapat hidup tanpa Allah. Sehingga tidak ada lagi kepekaan dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain.

Tanpa sadar kitapun mungkin berlaku seperti orang kaya itu, ‘kekayaan’ dan ‘kemapanan’ kita membuat kita tidak peka terhadap orang lain dan tidak lagi mengandalkan Allah. Kecanggihan zaman ini makin mengikis ketergantungan manusia pada Allah, banyak orang terseret dan melupakan Penciptanya.

Di zaman kita ini, ada banyak Lazarus. Ada banyak orang miskin yang selalu menunggu di depan pintu gerbang kita. Ada jutaan Lazarus yang ditolak, dipinggirkan dan mati kelaparan. Injil mengajak kita untuk belajar dari pengalaman orang kaya yang tidak peduli semasa hidupnya.

Kita diajak untuk berbagi, untuk memberikan hati dan sebagian harta kita kepada sesama. Bukan berapa banyak yang kita bagikan, melainkan seberapa besar kita rela untuk peduli, bersimpati, berempati kepada sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari kita. Kita di panggil untuk mengulurkan tangan bagi sesama, bagi Lazarus-Lazarus disekitar kita.

Lewat Injil hari ini Yesus juga mengajarkan kepada kita bahwa betapa kekayaan dan egosime bisa dengan mudah membutakan mata hati kita dan menutup rapat pintu kepedulian kepada sesama. Kekayaan bisa mengungkung kita untuk peduli kepada diri sendiri, untuk memiliki dan menikmati hal-hal terbaik, tanpa peduli dengan orang lain.

Marilah pada masa Prapaskah ini kita peduli dan tetap peduli kepada sesama. Kepedulian itu biasanya dibina secara perlahan dan meresapi kehidupan. Kepedulian yang sejati tidak muncul secara instan, melainkan melewati tahapan panjang dengan pengurbanan yang sangat tidak sedikit.

Jangan sampai keberuntungan kecil dalam hidup meninabobokan kita dalam rasa mapan sesaat. Jangan sampai penyesalan kita datang ketika kita tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berbenah diri.

Doa Penutup

Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini