Pena Katolik, Santa Clara- Judul diatas merupakan sepenggal syair dari Opa yang saya terima dari via WhatsApp dengan mengcover sebuah lagu tembang kenangan yang liriknya diganti sembari memainkan orgen tunggal.
Salut dan genius. Saya pikir inilah ungkapan yang cocok untuk lelaki Lansia yang tidak disebut namanya itu. Pada 7 Januari 2023 video pendek dari via WhatsApp dengan durasi kurang lebih 1.36 detik itu saya tonton. Tampak dalam video tersebut Opa dengan enjoy dan sedemikian luwesnya memainkan orgen tunggal membawakan lagu “BALADA PELAUT MELKY GOESLAW, Vol.6 karya Bung Deny. Lagu itu rilisan tahun 70an kalau sekarang kita bilang lagu Tembang Kenangan.
Harusnya lirik pertama dalam lagu itu; “Siapa bilang pelaut mata keranjang, dan seterusnya……” namun Opa kaca mata dan enerjik itu menyanyikannya dengan lantunan lirik cover khusus Lansia. Terlihat memang video tersebut sudah dibagikan via WhatsApp berkali-kali. Dalam keterangannya sebetulnya itu adalah video dari Tiktok @johansuwandi960.
Dugaan saya entah itu kakeknya atau sanak keluarganya yang sudah Lansia. Namun itu bukanlah menjadi sorotan utama dalam artikel ini. Video dengan durasi 1.36 detik itu sungguh sarat dengan makna. Liriknya tajam, lugas dan mungkin bisa menyindir generasi muda.
Tulisan ‘Semangat Opa’di atas video tersebut menunjukkan kualitas semangat dari ‘semangat Opa kaca mata’ itu saat ia muda. Bisa dibayangkan kalau lagu itu sebenarnya adalah sindirian untuk kaum muda saat ini, wow- saya kira sangat pas dijadikan pukulan telak kepada mereka yang menghabiskan masa mudanya dengan berfoya-foya atau ‘mageran’ istilah keren.
Lirik yang Opa nyanyikan tidak lagi mewakili dirinya sebagai lansia, namun nyanyian itu merupakan simbolisasi dari semangatnya hingga generasi lansia pun tetap semangat. Spirit yang mereka wariskan sungguh bukan sekedar nyanyian biasa, tetapi simbolisasi dari integritas, kejujuran dan pengalaman yang mampu mereka hadirkan lewat lirik pendek itu.
Mari kita simak lirik yang dinyanyikan Opa hebat itu:
Siapa bilang lansia tidak berguna,
Bangun pagi sembahyang, tuk anak cucu
Siapa bilang lansia hanya hiasan,
Meskipun tua tetap diperlukan
Banting tulang sudah sejak remaja
Meski hujan, meski panas tidak masalah
Siapa bilang lansia hanya meminta
Jangan percaya orang punya cerita
Reff: mengapa harus malu, mengapa haru loyo
Rambut putih, kulit keriput tidak masalah
Biar umur tinggal bonus, biar lutut harus dibungkus
Tapi LANSIA tetap semangat di hari tua.
Yang menarik di alinea yang terakhir, mungkin pembuat video itu sadar betul dengan kata lansia yang dibuatnya dengan huruf kapital. Jelas pesan video tersebut mau menegaskan bahwa mereka Oma dan Opa sudah melalui masa-masa sulit di masa lalu mereka. Meskipun lansia apalagi ‘umur tinggal bonus,’ begitu salah satu liriknya, tetapi LANSIA (dengan huruf Kapital), tetap semangat di hari tua.
By. Samuel- Pena Katolik