Home BERITA TERKINI Lomba Cipta Lagu Etnis Bertema Maria Sambut 50 Tahun Gua Maria Anjungan

Lomba Cipta Lagu Etnis Bertema Maria Sambut 50 Tahun Gua Maria Anjungan

0

Pena Katolik– Salam dan damai sejahtera untuk pembaca setia Pena Katolik. Dari Keuskupan Agung Pontianak, ada kabar gembira khusus di tahun 2023 ini, bertepatan menyambut 50 tahun Gua Maria Ratu Pencinta Damai Anjungan, Kalimantan Barat. Untuk Sobat Pena Katolik yang berada di wilayah Keuskupan Agung Pontianak dan secara umum Wilayah Kalimantan Barat (Keuskupan Sanggau, Keuskupan Ketapang dan Sintang) mari ikuti kabar berkat itu dengan turut menyumbangkan daya cipta lagu etnis yang digelar tersebut.

Kabar berkat dari Uskup Agustinus bahwa pada 29 April 2023 nanti akan digelar acara Lomba Cipta Lagu Etnis Maria dalam rangka 50 tahun Gua Maria Ratu Pencinta Damai Anjungan.

Kabar gembira ini sudah di launching langsung oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus pada 2 Februari 2023 di Anjungan kemarin, bertepatan dengan misa pemberkatan salib IYD dan penutupan Temu Pastores Keuskupan Agung Pontianak.

Uskup Agustinus mengajak seluruh umat Katolik baik diwilah Keuskupan Agung Pontianak maupun tiga Keuskupan yang ada di Kalimantan Barat lainnya. Diantaranya ada Keuskupan Ketapang, Keuskupan Sanggau dan Keuskupan Sintang.

Di depan seluruh Pastor Paroki Keuskupan Agung Pontianak, dan sejumlah utusan OMK seluruh paroki Keuskupan Agung Pontianak Bapa Uskup resmi membuka secara resmi Lomba Cipta Lagu Etnis yang bertema “Maria”.

Etnis yang dimaksudkan oleh Bapa Uskup Agustinus adalah bisa bernuansa Tionghua, Melayu atau Dayak. Seluruh peserta diajak untuk bebas berkreasi untuk memberikan persembahan yang terbaik untuk 50 Tahun Gua Maria Ratu Pencinta Damai Anjungan yang berbersejarah itu.

Sedikit gambaran, hadirnya Gua Maria Anjungan di Keuskupan Agung Pontianak merupakan peristiwa yang boleh dikatakan sebuah mukjizat pengampunan antar etnis yang kala itu sempat diadu domba oleh kepentingan politik masa “demonstrasi’ dari orang Dayak terhadap orang Tionghoa yang berakibatkan korban nyawa dan harta yang begitu banyak tepat pada 17 Oktober 1967 lalu.

Peristiwa kelam itu diobati oleh kehadiran Gua Maria Ratu Pencinta Damai dan tepat pada 29 April 1973, Mgr. Hieronymus Bumbun, OFM.Cap yang pada saat itu masih pastor dan menjabat sebagai Vikjen Keuskupan Agung Pontianak, meresmikan dan memberkati Gua Maria Anjongan yang kemudian diberi nama “Maria Ratu Pecinta Damai”. Uskup Agunng pada waktu itu dijabat oleh Mgr. Herculanus Joannes Maria van der Burgt, OFM.Cap. (31 Jan 1961- 2 Juli 1976).

Sejak saat itulah gua Maria Ratu Pecinta Damai Anjongan resmi digunakan oleh umat Katolik sebagai tempat ziarah. Pelayanan pastoralnya dilaksanakan oleh P. Herman Yosep van Hulten, OFM.Cap yang bertugas di Paroki Menjalin (1964-1974).

Adapun syarat dan ketentuan dapat mengunjungi Akun Instagram KOMSOSKAP (@komsoskap) atau Instragram Majalah DUTA (@majalahduta) atau Pamflet yang tersebar di Web Resmi WWW.MajalahDUTA.Com.

By SamuelPena Katolik

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version