Jumat, November 22, 2024
31 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis 9 Februari 2023; Pekan Biasa Ke V

Bacaan Pertama Kejadian 2:18-25

“Tuhan membawa Hawa kepada Adam, dan keduanya menjadi satu daging.”

Tuhan Allah bersabda, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Maka, Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara.

Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana manusia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu berkatalah manusia itu, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 128:1-2,3,4-5

Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan

  • Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
  • Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
  • Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil Alleluya

Ref. Alleluya.

Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.

Bacaan Injil Markus 7:24-30

“Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi, kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.

Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus. Ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia.

Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”

Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Pintu Keberhasilan

Pada Renungan Harian Katolik Kamis 9 Februari 2023 dapat kita lihat dalam bacaan injil Markus 7:24-30. Kegagalan adalah saat di mana kita berhenti untuk melangkah ke pintu keberhasilan yang ada satu langkah di depan.

Itulah salah satu kata bijak yang cukup indah, yang mengungkapkan bahwa kegagalan dan keberhasilan tidaklah berada jauh di seberang, tapi terkadang berada di depan mata.

Hanya terkadang kita jatuh dan menyerah sehingga kita enggan untuk bangun dan melangkahkan satu langkah lagi menuju keberhasilan itu. Seringkali, Orang banyak menggantungkan cita-cita setinggi langit, tapi mereka terkadang lupa bagaimana jalan menuju ke sana.

Akhirnya mereka tidak perah sampai pada langit di mana cita-cita mereka tergantung. Padahal hanya diperlukan sedikit usaha dan perjuangan tentu saja semua itu harus diimbangi sikap percaya.

Injil hari ini bercerita tentang seorang perempuan dari Siro-Fenesia yang datang kepada Yesus dan memohon agar Anaknya yang sedang kerasukan dapat disembuhkan. Namun apa yang terjadi? Ia tidak langsung memperoleh apa yang dimintanya. Ia ditolak oleh Yesus.

Tapi lihatlah perempuan ini, apakah ia menyerah? Tidak. Ia tidak berhenti dengan penolakan itu. Dengan penuh kerendahan hati, ia terus memperjuangkan keinginannya dan mengakui semua yang dikatakan Yesus kepadanya.

Tanpa diduga, semua perjuangannya, tidaklah sia-sia. Dengan perkataanya, Ia mampu meluluhkan hati Yesus. Akhirnya Yesus terkagum-kagum dengan apa yang dikatakan perempuan itu.

Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, hidup tidak berjalan mulus. Ada kalanya kita merasa gagal dalam hidup. Kita merasa gagal karena segala perjuangan dan jeri payah seakan-akan terasa sia-sia dan tak berguna.

Kita berdoa kepada Tuhan, tapi sepertinya Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita. Jika halnya demikian, Kita dapat belajar dari Injil hari ini. Kita dapat belajar dari perempuan dari Siro-Fenesia.

Kita dapat belajar bagaimana ia berjuang untuk memohon kesembuhan bagi anaknya. Kita juga dapat belajar bagaimana bersikap rendah hati dan percaya kepada Tuhan. Melalui kedua sikap inilah maka ia memperoleh kesembuhan bagi anaknya.

Maka, dalam perjuangan hidup kita sehari-hari, hendaklah kita bersikap demikian. Sikap yang senantiasa rendah hati dan tetap percaya akan kuasa Tuhan.

Kekuatan tekad perempuan Siro-Fenisia menginspirasi kita untuk ulet dan tidak putus asa dalam menghadapi semua permasalahan hidup seberat apapun. Semua permasalahan hidup tidak dapat diselesaikannya hanya dengan semangat yang rapuh dan loyo.

Kemauan dan tekad yang kuat merupakan motor yang menghasilkan ‘mukjizat’ yang membawa kita keluar dari kesulitan kita. Banyak prestasi besar yang terukir berkat kekuatan sebuah tekad, banyak kesembuhan yang terjadi berkat tekad dan harapan besar dari si sakit.

Dari perempuan itu kita juga bisa belajar untuk menjadi orang yang selalu berkata dan bersikap positif, tidak peduli dalam suasana yang tidak kondusif. Baginya kesembuhan anaknya jauh lebih penting daripada reaksi orang atas usahanya mencari kesembuhan bagi anaknya.

Kata-kata positif dapat mengubah dunia. Kata-kata positif selalu dapat menumbuhkan diri sendiri dan orang lain. Dan Tuhan Yesus sangat menghargai kata-kata positif dari perempuan itu.

Doa Penutup

Allah Bapa umat manusia, kami sudah diciptakan, agar berusaha menjadi sempurna dalam cinta kasih dan kebaikan. Semoga hati kami selalu terbuka dan dunia ini menjadi tempat kediaman yang membahagiakan bagi siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini