SPANYOL, Pena Katolik – Seorang koster tewas dan imam terluka dalam serangan yang diduga teroris pada hari Rabu, 25 Januari 2023, sekitar pukul 19:30, di dua Gereja Katolik di Spanyol. Koster yang menjadi korban adalah umat Gereja St Maria La Palma sedangkan seorang imam yang terluka adalah imam di Gereja St. Isidorus. Kedua gereja tersebut berada di kota Algeciras, dekat ujung selatan semenanjung Iberia di seberang selat Gibraltar dari Maroko.
Calatunya Press melaporkan bahwa korban meninggal adalah Diego Valencia dan imam yang terluka adalah Pastor Antonio Rodríguez. Laporan itu mengatakan bahwa serangan di Gereja St. Isidorus terjadi saat tersangka memasuki gereja dan menyerang patung dengan parang. Saat itu, Pastor Rodriguez mencoba mengusir perusuh, namun tersangka, yang mengenakan jellaba (baju khas Maroko), menikam leher pendeta itu.
Keuskupan Cádiz-Ceuta di mana Algeciras berada mengatakan dalam pernyataan 26 Januari bahwa pastor yang terluka itu dirawat di rumah sakit dan “untungnya sudah keluar dari bahaya.”
Diego adalah koster yang sangat dicintai di paroki dan di kota karena dedikasi dan keramahannya dengan semua orang. Pengadilan Nasional Spanyol telah memulai penyelidikan sebagai dugaan serangan teror jihadis.
Setelah penyerangan, walikota Algeciras, José Ignacio Landaluce, menetapkan hari berkabung resmi, dengan bendera setengah tiang di gedung kota, dan mengumumkan bahwa rapat umum akan diadakan di depan gereja terbesar di kota itu.
Beberapa uskup Spanyol mengutuk serangan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka.
“Dengan sedih saya menerima berita tentang peristiwa di Algeciras,” tulis Mgr. Francisco César García, Uskup Auxilier Toledo dan sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Spanyol, di Twitter.
“Di saat-saat penderitaan yang menyedihkan ini, kami turut berduka bersama keluarga para korban dan Keuskupan Cádiz dan memohon kepada Tuhan kehidupan dan perdamaian untuk pemulihan yang cepat dari yang terluka,” kata prelatus itu.
Dalam konferensi pers 26 Januari, Mgr. García mengungkapkan bahwa Mgr. Rafael Zornoza Uskup Cádiz sedang melakukan kunjungan pastoral di Algeciras dan tidak berada di gereja itu tetapi hanya beberapa meter jauhnya. Meskipun Zornoza tidak dalam bahaya langsung, keadaan ini “memungkinkannya untuk segera hadir di tempat kejadian dan menerima informasi langsung”.
Sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Spanyol mengakui bahwa “dalam kasus ini ada motivasi agama untuk kebencian terhadap agama. Ia menekankan bahwa, namun ia menekankan umat jangan terpancing untuk menjelekkan kelompok tertentu.
García juga mengenang bahwa “seperti yang dikatakan St. Yohanes Paulus II, yang disahkan ulang oleh Benediktus XVI dan dikonfirmasi oleh Paus Fransiskus, nama Tuhan tidak akan pernah dapat digunakan untuk tindakan kekerasan apa pun. Konferensi Waligereja Spanyol menyatakan dalam sebuah pernyataan “kedekatan dan perasaan tulus serta penghiburan iman bagi keluarga para korban, Keuskupan Cádiz, dan masyarakat Gibraltar County.”
“Kami juga menyatakan kecaman kami yang paling keras terhadap semua bentuk kekerasan, yang tidak memiliki tempat dalam masyarakat di mana kita hidup,” tegas prelatus itu.
Kardinal Juan José Omella, presiden Konferensi Waligereja Spanyol dan uskup agung Barcelona, mengatakan dia “terkejut dengan serangan bersenjata yang terjadi di dua paroki di Algeciras.
“Saya berdoa untuk para korban kekejaman ini dan untuk kerabat mereka,” kardinal meyakinkan.
Keuskupan Cádiz-Ceuta mengeluarkan pernyataan dari saat Mgr. Rafael Zornoza meminta umat beriman untuk menjadi pembawa perdamaian dan belas kasihan. Prelatus itu mengatakan bahwa keuskupan masih kaget dan sedih atas pembunuhan koster dan terlukanya imam Salesian yang baik.
Pada saat yang sama, dia menekankan bahwa bagaimanapun umat Katolik hendaknya menjadi pembawa perdamaian dan belas kasihan di tengah dunia tempat kita tinggal ini. Uskup mengatakan bahwa meskipun serangan itu “sangat keras”, pada saat yang sama mereka lebih mempersatukan orang dalam doa dan iman.