Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Sabtu 07 Januari 2023; PW Santo Raymundus Penafort, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Lusianus, Martir

Bacaan Pertama 1 Yohanes 5:14-21

“Allah mengabulkan doa kita.”

Saudara-saudaraku terkasih, inilah sebabnya kita berani menghadap Allah, yaitu karena Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita tahu juga bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang kita minta kepada-Nya.

Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah; maka Allah akan memberikan hidup kepadanya, yaitu kepada dia yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut itu.

Ada dosa yang mendatangkan maut, dan tentang ini, tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindungi orang itu, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.

Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Akan tetapi kita tahu bahwa Anak Allah telah datang, dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus.

Dia adalah Allah yang benar dan kehidupan yang kekal. Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Mazmur Tanggapan Mzm. 149:1-2,3-4,5,6a,9b

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

  • Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
  • Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
  • Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka; itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil Matius 4:16

Ref. Alleluya.

Bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar, bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang.

Bacaan Injil Yohanes 2:1-12

Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;

Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”

Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh.

Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu merekapun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia memanggil mempelai laki-laki,

dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja.

Demikianlah Injil Tuhan.

Perkawinan di Kana

Pada Renungan Katolik Hari Sabtu 07 Januari 2023 ini mencerita kisah tentang perkawinan di Kana adalah kisah yang menarik untuk direnungkan. Menarik karena dalam melaksanakan acara perkawinan itu, ternyata muncul masalah yang harus diatasi dengan cepat.

Persoalan itu adalah mempelai pria kehabisan anggur untuk para tamu undangannya. Dalam tradisi Yahudi, anggur memainkan peranan yang penting dalam acara perkawinan. Ketika kehabisan anggur, orang yang berinisiatif mencari solusi bukanlah mempelai pria yang mengadakan pesta atau pun para pelayan, melainkan ibu Yesus.

Satu-satunya solusi agar anggur tetap tersedia, pesta perkawinan berjalan dengan baik, dan keluarga mempelai pria dan wanita tidak harus menanggung malu adalah datang kepada Yesus. Karena itu, ibu Yesus langsung mencari dan mendekati anaknya. Ia meminta agar Yesus mau mengulurkan tangan untuk membantu menyelesaikan persoalan ini. Dalam situasi panik, tergambar jelas ekspresi keprihatinan ibu Yesus terhadap kondisi yang terjadi saat itu.

Namun, apa yang dikatakan Yesus, “Mau apakah engkau dari padaku ibu? Saatku belum tiba.” Yesus hendak mengingatkan ibunya tentang tanggung jawab yang akan dilaksanakannya harus selaras dengan perintah Bapa-Nya. Sebaliknya, ibu Yesus justru memerintahkan para pelayan untuk mengikuti semua instruksi yang dikatakan oleh Yesus.

Setelah semua tempayan penuh diisi air, seharusnya ada seseorang yang mencicipinya terlebih dahulu sebelum disajikan kepada para tamu undangan. Yang terjadi adalah Yesus memerintahkan para pelayan langsung mencedok dan membawanya kepada pemimpin pesta. Di sini, pemimpin pestalah yang mengecap air biasa telah berubah menjadi anggur.

Kuasa Yesus memang luar biasa. Di balik kesuksesan perkawinan itu ada peranan ibu Yesus. Karena itu, tindakan ibu Yesus harus memotivasi kita untuk terus-menerus berkarya dan mendorong umat untuk tetap percaya dan berharap kepada Allah. Sebab dengan berharap kepada Allah, semua persoalan yang dihadapi pasti dapat di atasi dengan baik.

Doa Penutup

Allah Bapa Mahabaik, gembiralah hati kami, karena Engkau sudi hidup beserta kami dalam diri Yesus Mesias. Semoga kami selalu menaati Sabda-Nya dan meneladan cinta kasih-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini