Minggu, November 24, 2024
30.4 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Selasa 03 Januari 2023; Pesta Nama Yesus Yang Tersuci

Bacaan Pertama 1 Yohanes 2:29-3:6

“Setiap orang yang tetap berada dalam Yesus tidak berbuat dosa lagi.”

Anak-anakku terkasih, jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya. Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.

Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak.

Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia suci adanya.

Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Kristus telah menyatakan diri-Nya untuk menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.

Karena itu setiap orang yang tetap berada dalam Dia, tidak berdosa lagi, setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan mengenal Kristus.

Mazmur Tanggapan Mzm. 98:1,3cd-4,5-6

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

  • Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
  • Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
  • Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bait Pengantar Injil Yohanes 1:14:12b

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.

Bacaan Injil Yohanes 1:29-34

“Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”

Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, Ia melihat Yesus datang kepadanya. Maka katanya, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.

Aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi Yang mengutus aku membaptis dengan air telah berfirman Jikalau engkau melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberikan kesaksian: Dia inilah Anak Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Mencari Popularitas

Pada umumnya orang menyukai bahkan mencari popularitas. Menjadi pribadi terkenal dan terhomat bisa menjadi cita-cita. Seiring dengan itu, kerapkali orang bersangkutan merasa alergi pada kritikan dan cemburu pada keberhasilan orang lain.

Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang berhasil, sukses, populer pada zamannya, bahkan banyak orang menyangka bahwa ia adalah Mesias. Namun, popularitas yang dimilikinya bukan sesuatu yang dicita-citakan, apalagi menjadi sebuah obsesi, menjadi tujuan.

Ia populer karena karisma dan misinya mempersiapkan jalan bagi Yesus, Sang Mesias. Maka ketika Sang Mesias, Yesus datang ke dunia, ia mewartakan-Nya kepada khalayak ramai, bahwa Dia adalah Sang Mesias.

Ia ingin agar hanya Yesus yang mereka kenal dan ikuti. Ia sendiri merasa tidak layak membuka tali kasut-Nya sekali pun. Karena keagungan-Nya. Inilah kerendahan hati Yohanes sekaligus keagungan Yesus.

Yohanes benar-benar setia menunaikan tugasnya sebagai penyiap jalan bagi Yusus. Kesombongan kerap kali menjadi penghalang hadirnya rahmat Allah, Keren dahan hati adalah peluang bagi hadirnya rahmat. Selebihnya kehadiran Allah juga menuntut penyangkalan diri.

Kehadiran Yesus tentu saja akan memudarkan popularitas Yohanes Pembaptis. Tetapi Yohanes tetap berkomitmen pada tugas perutusannya untuk menjadi pendahulu, menjadi penyiap jalan Yesus.

Ia menerima panggilan khusus itu dan itulah kebang gaannya sekaligus kebesaran hatinya. Semangatnya itulah pula yang hendaknya menjadi inspirasi bagi kita untuk hidup tenang, tenteram dan bahagia.

Kompetisi kita adalah kompetisi religius yang menekankan kesetiaan pada peran sebagai saksi untuk Tuhan, menjadi saluran atau penunjuk kebaikan bagi sesama. Dalam Gereja, kompetisi ala: “homo homini lupus” harus dihilangkan, harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh.

Sebaliknya hendaknya kita memohon kepada Tuhan Yesus Kristus, agar bisa menjadi berkat bagi sesama. Kepada kita dianugerahkan semangat untuk berbagi kasih dan milik kepada sesama kita.

Mengikuti Allah berarti menjadi anak-anak Allah. Inilah kebanggaan dan sukacita kita. Jika kita benar-benar bersukacita menjadi anak-anak Allah, maka kita akan menem patkan rasa bahagia itu sebagai pegangan hidup kita.

Kebanggan itu akan membuat kita tidak mudah untuk putus asa. Anak-anak Allah tidak mudah putus asa, tidak mudah pula untuk putus harapan. Yohanes bergembira karena diperbolehkan mempersiapkan jalan Tuhan Yesus.

Yohanes bergembira karena ia diperbolehkan menjadi pelayan Tuhan. Kedekatannya dengan Yesus semakin menjadikan dirinya lebih rendah hati dan tahu diri. Bahwa ia hanyalah hamba dan berbahagia sebagai orang yang berada di bawah kemuliaan Allah.

Menjadi pelayan Tuhan di dunia ini dapat membuat kita menjadi lebih rendahhati seperti Yohanes, yang memberikan dirinya untuk kemuliaan Allah Bapa kita di sorga.

Maka layaklah kita ini selalu memohon kepada Bapa di sorga, agar kita menjadi pribadi yang menyenangkan Allah, hidup berkenan dengan kehendak-Nya, selalu setia mencintai-Nya dan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya. Kiranya itulah yang semestinya dan selayknya kita lakukan selama kita hidup masih hidup di dunia ini.

Masih di masa Natal, Yohanes Pembaptis telah menampilkan Yesus sebagai Anak Domba Allah, julukan ini mengantar kita pada Anak Domba Paskah. Yang disembelih. Yang darah-Nya membebaskan orang Israel dari perbudakan Mesir dan darah-Nya menghapus dosa dunia.

Masa Natal, awal tahun, mengundang kita untuk menjalani Tahun Baru ini dengan semangat damai, penuh selamat, sekaligus berani berkorban, berani memberikan diri demi kesejahteraan, kebahagiaan dan keselamatan sesama kita.

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes adalah rencana Allah agar dunia melihat dan mengetahui bagaimana Yesus mulai berkarya, tidak untuk skala kecil, tapi untuk skala besar, untuk seluruh dunia.

Dimana Yesus telah siap menderita dan disalibkan guna menyelamatkan manusia, untuk menyelamatkan para murid dan pengikut-Nya. Demikian kita sebagai orang Kristiani, sebagai orang Kristen; yang telah menerima Sakramen Baptis, kita dijadikan saudara dan saudari Yesus serta dijadikan anak-anak Bapa.

Meski demikian, kadang kita jatuh dalam dosa dan salah. Akibatnya kita selalu merasa berdosa. Kita kurang percaya kepada Bapa yang selalu bersedia mengampuni dosa dan salah kita.

Doa Penutup

Allah Bapa Yang Mahabaik, Putra-Mu yang tunggal telah tampak sebagai manusia, dan kami mengakui-Nya sebagai seorang di antara kami. Semoga hidup kami pun dapat disesuaikan dengan hidup-Nya berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini