Paus Fransiskus: St. Fransiskus de Sales adalah ‘Pembaca’ yang Hebat

0
634
Lukisan St Fransiskus de Sales. IST

VATIKAN, Pena Katolik – Pada peringatan 400 tahun wafatnya Santo Fransiskus de Sales, Paus Fransiskus mengeluarkan Surat Apostolik berjudul ‘Totum amoris est’ ‘Segalanya Terkait pada Cinta’. Paus mengenang bagaimana Pujangga Gereja itu dapat membantu orang mencari Tuhan dalam amal, sukacita, dan kebebasan di era perubahan besar.

Seorang penerjemah yang baik pada masanya, yang dengan cara baru memiliki haus akan Tuhan, dan merupakan pengarah jiwa yang luar biasa. St. Fransiskus de Sales mampu membantu orang mencari Tuhan di dalam hati mereka dan menemukan Dia dalam kasih amal.

Paus menyoroti bahwa panggilan besar santo asal Prancis ini adalah bertanya pada dirinya sendiri “dalam setiap situasi dalam kehidupan. Fransiskus de Sales lahir di kastil Sales, di Savoy, pada 21 Agustus 1567, dan meninggal di Lyon pada 28 Desember 1622.

Paus Fransiskus menyebut, bahwa St. Yohanes Paulus II menobatkan Fransiskus de Sales sebagai “Dokter Cinta Ilahi”. Setelah bertanya pada dirinya sendiri tentang warisan Fransiskus de Sales untuk zaman ini, Paus menjelaskan bahwa fleksibilitas dan visi Fransiskus de Sales berjalan jauh ke depan dan mencerahkan.

Di Paris awal abad ke-17, Fransiskus de Sales memahami dengan jelas bahwa zaman sedang berubah. Dia mungkin tidak pernah membayangkan bahwa perubahan itu mewakili kesempatan yang begitu besar untuk pemberitaan Injil. Sabda Tuhan yang dia cintai sejak masa mudanya kini terbuka di hadapannya cakrawala baru dan tak terduga di dunia yang berubah dengan cepat.

 “Kita ditantang untuk menjadi Gereja yang berwawasan ke luar dan bebas dari segala keduniawian, bahkan saat kita hidup di dunia ini, berbagi kehidupan dan perjalanan orang dengan mereka dalam mendengarkan dan menerima dengan penuh perhatian. Itulah yang dilakukan Fransiskus de Sales ketika dia melihat peristiwa-peristiwa pada zamannya dengan bantuan rahmat Tuhan. Hari ini, dia meminta kita mengesampingkan perhatian yang tidak semestinya untuk diri kita sendiri, untuk struktur kita dan untuk apa yang dipikirkan masyarakat tentang kita, dan sebagai gantinya mempertimbangkan kebutuhan dan harapan spiritual yang sebenarnya dari orang-orang kita.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here