Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis 15 Desember 2022; Kamis Pekan Adven III

Bacaan Pertama Yesaya 54:1-10

“Dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau.”

“Bersorak sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak sorai dan memekiklah hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami,” demikianlah firman Tuhan.

“Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghemat. Panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu. Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri. Keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah berkecil hati sebab engkau takkan dipermalukan. Engkau akan melupakan masa remajamu yang memalukan, dan takkan mengingat lagi aib kejandaanmu. Sebab yang menjadi suamimu ialah Penciptamu, Tuhan Semesta Alam nama-Nya.

Dan yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, yang disebut Allah Seluruh Bumi. Sungguh, seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati engkau dipanggil kembali oleh Tuhan. Masakan isteri masa muda akan tetap ditolak?”, demikianlah firman Tuhan.

“Sesaat saja Aku meninggalkan dikau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau,“ firman Tuhan Penebusmu. “

Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nabi Nuh. Seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah takkan menggenangi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka lagi terhadap engkau, dan bahwa Aku tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab sekalipun gunung-gunung bergeser dan bukit-bukit menjadi goncang, namun kasih setia-Ku tidak akan beralih dari padamu, dan perjanjian damai-Ku tidak akan goncang.

Mazmur Tanggapan Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b

Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.

  • Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
  • Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus. Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak sorai.
  • Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil Lukas 3:4.6

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Persiapkanlah jalan untuk Tuhan; luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Alleluya

Bacaan Injil Lukas 7:24-30

“Yohaneslah utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan.”

Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Yohanes, “Untuk apakah kalian pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian kemari? Atau untuk apakah kalian pergi? Melihat orang yang berpakaian halus?

Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kalian pergi? Melihat nabi? Benar! Dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari nabi. Karena tentang dia ada tertulis, ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau. Ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu.’

Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh wanita tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripadanya.”

Seluruh orang banyak termasuk para pemungut cukai yang mendengar perkataan-Nya mengakui kebenaran Allah karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus

Kegagalan

Kegagalan adalah saat di mana kita berhenti untuk melangkah ke pintu keberhasilan yang ada satu langkah di depan. Itulah salah satu kata bijak yang cukup indah, yang mengungkapkan bahwa kegagalan dan keberhasilan tidaklah berada jauh di seberang, tapi terkadang berada di depan mata.

Hanya terkadang kita jatuh dan menyerah sehingga kita enggan untuk bangun dan melangkahkan satu langkah lagi menuju keberhasilan itu. Seringkali, Orang banyak menggantungkan cita-cita setinggi langit, tapi mereka terkadang lupa bagaimana jalan menuju ke sana.

Akhirnya mereka tidak perah sampai pada langit di mana cita-cita mereka tergantung. Padahal hanya diperlukan sedikit usaha dan perjuangan tentu saja semua itu harus diimbangi sikap percaya. Injil hari ini bercerita tentang seorang perempuan dari Siro-Fenesia yang datang kepada Yesus dan memohon agar Anaknya yang sedang kerasukan dapat disembuhkan. Namun apa yang terjadi?

Ia tidak langsung memperoleh apa yang dimintanya. Ia ditolak oleh Yesus. Tapi lihatlah perempuan ini, apakah ia menyerah? Tidak. Ia tidak berhenti dengan penolakan itu.

Dengan penuh kerendahan hati, ia terus memperjuangkan keinginannya dan mengakui semua yang dikatakan Yesus kepadanya. Tanpa diduga, semua perjuangannya, tidaklah sia-sia. Dengan perkataanya, Ia mampu meluluhkan hati Yesus. Akhirnya Yesus terkagum-kagum dengan apa yang dikatakan perempuan itu.

Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, hidup tidak berjalan mulus. Ada kalanya kita merasa gagal dalam hidup. Kita merasa gagal karena segala perjuangan dan jeri payah seakan-akan terasa sia-sia dan tak berguna. Kita berdoa kepada Tuhan, tapi sepertinya Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita. Jika halnya demikian, Kita dapat belajar dari Injil hari ini. Kita dapat belajar dari perempuan dari Siro-Fenesia.

Kita dapat belajar bagaimana ia berjuang untuk memohon kesembuhan bagi anaknya. Kita juga dapat belajar bagaimana bersikap rendah hati dan percaya kepada Tuhan. Melalui kedua sikap inilah maka ia memperoleh kesembuhan bagi anaknya.

Maka, dalam perjuangan hidup kita sehari-hari, hendaklah kita bersikap demikian. Sikap yang senantiasa rendah hati dan tetap percaya akan kuasa Tuhan. Kekuatan tekad perempuan Siro-Fenisia menginspirasi kita untuk ulet dan tidak putus asa dalam menghadapi semua permasalahan hidup seberat apapun. Semua permasalahan hidup tidak dapat diselesaikannya hanya dengan semangat yang rapuh dan loyo.

Kemauan dan tekad yang kuat merupakan motor yang menghasilkan ‘mukjizat’ yang membawa kita keluar dari kesulitan kita. Banyak prestasi besar yang terukir berkat kekuatan sebuah tekad, banyak kesembuhan yang terjadi berkat tekad dan harapan besar dari si sakit.

Dari perempuan itu kita juga bisa belajar untuk menjadi orang yang selalu berkata dan bersikap positif, tidak peduli dalam suasana yang tidak kondusif. Baginya kesembuhan anaknya jauh lebih penting daripada reaksi orang atas usahanya mencari kesembuhan bagi anaknya. Kata-kata positif dapat mengubah dunia. Kata-kata positif selalu dapat menumbuhkan diri sendiri dan orang lain. Dan Tuhan Yesus sangat menghargai kata-kata positif dari perempuan itu.

Doa

Allah Bapa Maha Pengasih, kami hamba-hamba-Mu yang hina menderita karena salah kami sendiri. Kami mohon, semoga kedatangan Putra-Mu menyelamatkan dan menggembirakan hati kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini