Sabtu, November 23, 2024
34 C
Jakarta

Menyelami Pesan Retnas 1: Identitas seoang Dominikan Awam

Suasana keakraban dalam Retret Nasional Dominikan Indonesia. Dok. PDAI

Pena Katolik – Sebagai umat Allah, anggota Dominikan Awam disucikan dan dikuduskan lewat panggilan sebagai Dominikan Awam. Hal ini disampaikan Father Don OP, saat memimpin Retret Nasional Dominikan Awam Indonesia. Disucikan berarti mempersembahkan, mirip dengan fungsi piala bejana yang suci yang dalam perayaan Ekaristi, piala yang disucikan yang dipilih untuk dipisahkan dengan piala-piala yang khusus.

“Dalam perayaan ekaristi setelah disucikan barulah bejana atau piala ini digunakan, tidak untuk acara lain tapi untuk misa.” ungkapnya.

“Jadi mirip dengan analogi ini, kita diambil dari kelompok-kelompok yang ada, dari komunitas-komunitas, dari umat beriman di lingkungan gereja-gereja kita masing-masing kita yang dipanggil dan dipilih ini didedikasikan untuk menerima panggilan khusus supaya kita suci dan kudus untuk misi dan tujuan dengan cara hidup tertentu. Dalam bacaan injil Matius 22:14, ‘Sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih,’ maka dilanjutkan dengan kata-kata Tuhan Yesus di injil Yohanes 12:16, ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku lah yang memilih kamu,’

Ia menjelaskan, menjadi Persaudaraan Dominikan Awam merupakan panggilan umat awam yang disucikan. Masing-masing chapter bersifat otonom berarti setiap chapter dipandu, “Ada petunjuknya dan ada anggaran dasarnya.”

Father Don OP saat memimpin salah satu sesi Retret Nasional Dominikan Awam. Dok PDAI

Panggilan Suci

Dalam tradisi Dominikan, lanjutnya, dewan bukan bertindak sebagai pemimpin Persaudaraan Dominikan Awam, “Jangan dianggap sebagai superior atau dominan atas anggota-anggota yang lain dari chapter melainkan seorang yang merupakan ‘primus interpares’ yang pertama dari yang sederajat. Untuk lebih memahami dapat membuka Petrus 5:2-4, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu.”

Father Don juga mengajak peserta untuk mengingat kata-kata Yesus dalam injil Matius 20:26 ‘Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.’ Menurutnya, perlu ada keterikatan dan saling ketergantungan antar semua chapter, tidak independen masing-masing, “Oleh karena itu chapter-chapter lokal akan dikelompokkan sebagai regio, dan dengan pertemuan kapitel regional akan memilih dan membentuk dewan regio di bawah presiden nasional. Demikian halnya maka sebagai Dominikan kita harus menjalani kehidupan komunitas dengan pengertian yang jauh lebih luas, 1 Korintus 12:12. ‘Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus,’ ditambah ayat 24-26, ‘Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.'”

“Ingat ini penting, bagi kita Dominikan kehidupan komunitas tidak selalu menetap, tujuannya tidak untuk dikerumuni oleh mayoritas. Sebagai Dominikan kita juga bukan pengikut yang pasif, kehidupan kita mencari persatuan di tengah keberagaman, kita akan mendengarkan satu dengan yang lain, kita akan terlibat dalam diskusi-diskusi yang masuk akal, kita sampai pada suatu resolusi, prosesnya memang kadang lama. Resolusi mungkin tidak dapat diterima oleh orang banyak, mungkin dari beberapa orang tidak setuju, namun tetap saja di penghujung hari setiap suara akan didengarkan setiap pendapat akan dihormati, akhirnya ini adalah ekspresi tingkat tertinggi dari kehidupan komunitas kita, dimana dalam tiap rapat chapter semua akan mengakui, jadi anggota diberikan rasa hormat dalam pengakuan untuk berbicara, kalau kita protes didengarkan oleh semua orang dan ketika proposal diajukan, semuanya pasti akan tiba pada pengutusan kesimpulan konklusifnya.” terang father.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini