25.2 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Renungan Dominikan: Hikayat Pria Tuna Netra

BERITA LAIN

More

    Pena Katolik – Alkisah di sebuah kota kecil, hiduplah seorang pria tuna netra yang tinggal seorang diri. Meski tidak dapat melihat, ia selalu membawa lampu yang menyala setiap kali ia keluar rumah pada malam hari.

    Suatu malam, saat ia berjalan pulang ke rumah, ia berpapasan dengan sekelompok pemuda dari luar kota. Mereka melihat bahwa pria itu buta, namun membawa lampu yang menyala. Mereka mulai berkomentar dan mengoloknya; “Hei! Anda buta dan tidak bisa melihat apa-apa! Lalu mengapa kamu membawa lampu?!”

    Dengan tenang, pria itu menjawab, “Ya, saya memang buta dan tidak dapat melihat apapun. Saya membawa lampu yang menyala karena untuk orang-orang seperti Anda yang dapat melihat. Selain membuat jalan menjadi lebih terang, hal ini juga menghindari Anda dan orang lain menabrak saya.”

    Mendengar perkataannya, para pemuda asing itu pun menjadi malu sendiri. Sahabat terkasih, di hari Jumat dalam Pekan Adven I yang juga bertepatan dengan hari Jumat pertama, bacaan Injil hari ini (Matius 9:27-31) mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang menyembuhkan mata dua orang buta, yaitu seperti ada tertulis:

    “Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”

    Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.”

    Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.” Kini, jika boleh sejenak kita renungkan, ‘makna apa yang dapat kita petik dari kisah orang buta dalam bacaan Injil hari ini dan ilustrasi di atas?’

    Pertama, terang atau cahaya itu sangat penting bagi penglihatan kita. Tanpa cahaya, sekalipun mata kita tidak buta, kita pasti tidak dapat melihat benda disekitar kita. Kedua, keterbatasan fisik (kebutaan, dll) kiranya jangan sampai membuat kita lemah/ buta secara rohani.

    Pria buta dalam cerita diatas, walaupun ia tidak dapat melihat, tetapi ia masih mampu membawa terang bagi sekitarnya. Hal ini terjadi, sebab ia masih mempunyai hati dan peduli pada sesama. Demikian pula dengan kedua orang buta, mereka dapat sembuh juga oleh karena iman mereka pada Yesus.

    Oleh karena itu, syukur pada Allah, karena di masa Adven ini, kita pun diajak untuk mempersiapkan diri untuk menyambut ‘Sang Terang’ yang sejati. Tuhan Yesus datang kedunia, supaya kita yang percaya pada-Nya dapat melihat dengan jelas apa yang menjadi tujuan hidup kita.

    Semoga, semua ini dapat menginspirasi agar kita mau senantiasa berdoa dengan penuh iman dan harapan hanya pada-Nya. Sebab, hanya Tuhan Yesus yang mampu memberikan penghilatan, baik bagi tubuh jasmani dan rohani kita.

    Sungguh, hanya hidup di dalam Tuhan, kita dapat mengerti segala hal yang boleh terjadi di dalam kehidupan ini, dan oleh karena ‘terang-Nya’, kita pun dapat mewartakan Kabar Gembira dan membawa terang bagi sesama.

    Frater Agustinus Hermawan, OP

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI