Kamis, Desember 19, 2024
27.1 C
Jakarta

Mgr. Antonius dan Mgr Paskalis Terpilih Menjadi Ketua dan Sekjen KWI Periode 2022-2025

Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC (tengah) didampingi Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono (kanan), dan Ketua Yayasan Unpar Pastor Basilius Hendra Kimawan OSC (kiri). PEN@ Katolik/iy

BANDUNG, Pena Katolik — Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC terpilih menjadi Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Sementara itu, Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjadi Sekretaris Jenderal KWI. Keduanya akan bertugas untuk masa bhakti 2022-2025.

Keputusan ini ditetapkan dalam Sidang tahunan KWI di Bumi Silih Asih (BSA), Bandung, Jawa Barat, 17 November 2022. Dengan demikian, Mgr. Antonius akan menggantikan Kardinal Ignatius Suharyo sebagai ketua KWI. Sebelumnya, Mgr. Anton adalah Sekretaris Jenderal KWI.

Selama lima hari ini, 14-18 November 2022, seluruh uskup di Indonesia mengadakan sidang tahunan KWI dengan tema “Berjalan Bersama Mewujudkan Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”. Penutupan sidang diadakan hari ini dengan perayaan Ekaristi di Katedral St. Petrus Bandung pada pukul 17.00.

Profil Mgr Anton

Mgr. Antonius lahir 14 Februari 1968. Ia terpilih menjadi Uskup Bandung pada 3 Juni 2014, dan ditahbiskan menjadi Uskup pada 25 Agustus 2014.

Mgr. Anton mulai menjalani studinya di Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada tahun 1984. Ia memilih moto yang menjadi penyemangat panggilannya, “Ubi Ego Sum Ibi Deo Servio” (Di Mana pun Saya Berada, Saya Akan Mengabdi Tuhan).

Ia sempat juga menjadi bidel angkatan dan bidel umum (sejenis Ketua OSIS) di sana periode Juli 1986 sampai dengan Juli 1987. Ia kemudian melanjutkan studi di seminari tinggi, dan bergabung dengan Ordo Salib Suci (OSC). Ia kemudian menjalani studi S1 di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM

Mgr. Paskalis

Mgr. Paskalis lahir 17 Mei 1962. Ia adalah imam Fransiskan yang terpilih menjadi Uskup Bandung pada 21 November 2013 dan ditahbiskan menjadi Uskup pada Sabtu, 22 Februari 2014, bertepatan dengan Pesta Takhta Santo Petrus, bertempat di Sentul International Convention Center, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat itu, ia memilih mottonya sebagai Uskup, yakni “Magnificat anima mea dominum” yang berarti ‘Jiwaku memuliakan Tuhan’ (Luk1:46).

Mgr. Syukur menjalani pendidikan SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol, Kabupaten Manggarai Timur, dimulai pada tahun 1975. Pada tahun 1981 ia mulai menjalani pendidikan novisiat yang menuju ke panggilan imamatnya dengan masuk menjadi anggota Ordo Saudara Dina di Papringan, Depok, Yogyakarta.[6] Ia novisiat pada 15 Juli 1982. Setahun kemudian, pada 15 Juli 1983 ia melaksanakan profesi pertama.

Pada tahun 1983, ia mulai menjalani studi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta dan lulus sebagai sarjana muda (BA) filsafat pada tahun 1987 bersama sejumlah mahasiswa Yesuit. Beberapa tahun setelah menjalani tahun–tahun orientasi pastoral, Mgr. Syukur melanjutkan dengan studi teologi di Fakultas Teologi Wedhabakti, Universitas Sanata Dharma di Kampus Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman, Yogyakarta.

Mgr. Syukur mengikrarkan profesi kekal pada 22 Januari 1989 dan menerima tahbisan imamat pada 2 Februari 1991 di Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Jawa Barat dari Uskup Bogor, Mgr. Ignatius Harsono. Sesudah tahbisan ia menerima tugas sebagai Pastor Pembantu di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura, hingga tahun 1993.

Ia kemudian bertugas untuk mempelajari spiritualitas Fransiskan di Universitas Kepausan Antonianum, Roma, Italia sejak tahun 1993 hingga 1996. Mgr. Syukur kemudian mendapat penugasan dari OFM Provinsi Indonesia sebagai magister novis untuk para frater calon OFM di Novisiat OFM di Depok, Jawa Barat pada tahun 1996 hingga tahun 2001, sekaligus bertugas di Paroki Santo Herculanus, Depok. Ia kemudian menjadi imam pendamping frater-frater di komunitas OFM dan menjadi anggota Dewan Provinsi OFM Indonesia. Ia juga sempat menjadi Dewan Penasihat Keuskupan Agung Jakarta, semasa Mgr. Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J. menjadi Uskup Agung dan Mgr. Ignatius Suharyo menjadi Uskup Agung Koajutor.

Ia kemudian terpilih menjadi Provinsial OFM dalam Sidang Provinsi pada tahun 2001 dan bertugas hingga 2007, dan kemudian terpilih kembali pada tahun 2007 hingga pada tahun 2009 ia diangkat menjadi Definitor General O.F.M. untuk wilayah Asia dan Oseania seperti India, Pakistan, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan juga Indonesia, dan bertugas di Generalat OFM di Roma, Italia.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini