Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Penyintas Pelecehan Seksual dapat Membantu Gereja untuk “Sembuh”

Salah satu panelis, Phil Saviano penyintas seksual abuse yang selama ini telah bekerja bersama Vatikan untuk penanganan masalah pelecehan seksual dalam Gereja. Tablet

BALTIMORE, Pena Katolik – Sebuah pertemuan antar korban pelecehan seksual di Amerika Serikat mendesak komunitas Katolik untuk masuk ke dalam “pendampingan radikal” dengan korban pelecehan untuk mempromosikan penyembuhan jangka panjang. Penyembuhan semacam itu diperlukan tidak hanya bagi para penyintas pelecehan, tetapi juga bagi para rohaniwan dan umat paroki. Kegiatan ini menandai 20 tahun “Piagam Perlindungan Anak-anak dan Remaja”.

Piagam tersebut, yang diadopsi oleh Konferensi Waligereja Katolik AS pada tahun 2002 sebagai tanggapan atas pengungkapan pelecehan klerus yang meluas selama beberapa decade. Gereja Amerika menetapkan standar untuk diikuti oleh keuskupan dalam menanggapi tuduhan pelecehan.

Sepanjang diskusi 90 menit, yang dimoderatori oleh Pastor Jerry McGlone SJ, para pembicara menekankan perlunya semua anggota Gereja untuk menemani para korban pelecehan. Langkah seperti itu, yang digambarkan sebagai “teologi yang diinformasikan trauma” yang dapat mengarah pada penyembuhan, tidak hanya bagi para penyintas pelecehan, tetapi juga bagi seluruh Gereja Katolik.

Mary Glowaski, asisten pastoral untuk Uskup Kevin Rhoades dari Fort Wayne-South Bend, Indiana, menyerukan “keberanian radikal dan kemurahan hati radikal” untuk membantu para penyintas menyadari bahwa mereka adalah bagian dari komunitas tercinta. Para panelis mengenang kembali pengalaman mereka dalam membimbing para penyintas melalui proses sulit menanggapi pengalaman mengerikan yang terus mendorong ketidakpercayaan pada gereja dan menimbulkan pertanyaan tentang kehadiran Tuhan dalam hidup mereka.

Mereka juga menggambarkan bagaimana beberapa penyintas terus menghadapi tekanan budaya, untuk tetap diam tentang cobaan berat mereka, yang menjelaskan kesenjangan selama bertahun-tahun antara pelecehan dan seseorang yang datang untuk mencari keadilan dan bantuan.

Meskipun ada kemajuan dalam menangani pelecehan dan kebutuhan para korban, para panelis juga menyerukan perubahan dalam piagam yang akan mendorong transparansi yang lebih besar dari penyelidikan keuskupan. Menunjuk motu proprio 2019 Paus Fransiskus, Vos Estis Lux Mundi, Thorp juga mendesak Konferensi Waligereja AS untuk merilis nama-nama semua uskup Amerika yang sedang diselidiki oleh Vatikan selama pertemuan umum musim gugur mereka pada 14-17 November 2022 di Baltimore.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini