Pena Katolik – Di tepi hutan yang asri, tiba-tiba ada seekor rusa berlari menuju sebuah rumah penduduk dimana ada seorang anak kecil sedang bermain di pekarangan rumah. Si rusa kemudian mengait baju anak tersebut dengan tanduknya lalu berlari sambil menarik anak itu. Tentu saja, sang anak menjadi sangat terkejut dan ketakutan sehingga ia menjerit dengan keras.
Sang ibu yang mendengar jeritan anaknya itu, langsung berlari keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Saat ia keluar, ia melihat seekor rusa yang berlari menuju hutan dengan membawa anaknya. Ia pun lalu berlari mengejar rusa tersebut dan tak lama kemudian ia menemukan anaknya sedang duduk diatas rumput dalam keadaan selamat. Sang Ibu kemudian menggendongnya dan berjalan kembali menuju rumah mereka.
Saat hampir tiba dirumahnya, ia terperangah melihat apa yang disaksikannya.
Sebuah pohon besar dibelakang rumah roboh dan menimpa rumah mereka saat ia sedang mengejar si rusa. Seluruh rumah rata dengan tanah karena tindihan pohon yang sangat berat itu. Jika saja ia dan anaknya masih berada di rumah tersebut, mungkin mereka sudah tertimpa pohon itu sekarang.
Ibu itu pun kemudian teringat kembali akan peristiwa satu tahun yang lalu.
Saat itu ada seekor rusa yang melarikan diri dari kejaran pemburu. Rusa itu berlari menuju rumahnya. Karena kasihan, ia lalu menyembunyikan rusa itu di dalam rumahnya. Setelah si pemburu pergi jauh, ibu tersebut lalu mengeluarkan rusa itu dari persembunyiannya dan rusa itu kembali ke dalam hutan.
Rusa tersebut seakan mengerti bahwa ia telah diselamatkan oleh ibu tersebut, karena ketika rusa itu pergi menuju hutan, ia tak henti-hentinya memalingkan mukanya kepada ibu tersebut seakan-akan hendak berterima kasih.
Ibu anak tersebut merasa heran bagaimana rusa itu bisa tahu jika pohon besar akan menimpa rumah mereka, hingga rusa itu kembali datang kembali untuk menyelamatkan mereka.
Sahabat terkasih, cerita diatas mengandung pesan moral yang kiranya dapat kita petik, yaitu: berusahalah untuk selalu berbuat baik, sekalipun terhadap mereka atau hewan yang tidak dapat membalas kebaikan kita.
Bisa jadi kebaikan yang pernah kita lakukan akan bermanfaat bagi kita di kemudian hari dengan cara yang tidak kita duga.
Dimana, pesan yang serupa juga dapat kita renungkan melalui bacaan Injil hari ini (Lukas 14: 12-14), yaitu sebagaimana sabda Yesus: “Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Melalui sabda-Nya ini, Tuhan Yesus ingin mengingatkan , kita berbuat baik bukan untuk mendapatkan balasan, melainkan kita berbuat baik karena Tuhan sudah terlebih dahulu menunjukkan kebaikan dan kasih setia-Nya kepada kita.
Sekalipun dunia ini selalu mengajarkan hukum untung rugi dan balas budi, akan tetapi sebagai anak-anak Allah kita ditantang untuk tidak jatuh dalam sanjungan dan kemuliaan duniawi yang sifatnya hanya sesaat.
Semoga, semua ini dapat menginspirasi agar kita tidak jemu-jemu untuk berbuat baik terhadap sesama dan semua makhluk ciptaan Tuhan.
Sungguh, semua amal baik kita di dunia ini ibarat tabungan/ deposito di Surga kelak. Dan syukur pada Allah, karena bunganya sudah dapat kita nikmati di dunia ini, yaitu: damai sejahtera dan sukacita yang kita rasakan di dalam hati yang tulus dan selalu rindu untuk berbuat baik. Kasih Allah beserta kita senantiasa.
Frater Agustinus Hermawan, OP