Jumat, November 22, 2024
29.4 C
Jakarta

Menengok Tempat Kelahiran Polri di Seminari Menengah Mertoyudan

Para Anggota Polisi yang menjalani pendidikan di Mertoyudan. IST

MERTOYUDAN, Pena Katolik – Pada suatu kesempatan, KH. Maman Imanulhaq, tokoh muda karismatik Jawa Barat dan sekaligus pengasuh pesantren Al Mizan, Majalengka, pernah mengatakan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dinilai harus pulang ke Mertoyudan, Magelang. Yang dimaksud dengan Mertoyudan adalah Seminari Menengah St. Petrus Kanisius, Mertoyudan. Di sini adalah “rumah bersalin” dan bahkan induk semang Polri pada 1946-1948.

Seminari Menengah Mertoyudan memang sebagai tempat pendidikan calon pastor atau romo (pemimpin agama Katolik). Seminari itu adalah tempat yang disakralkan sebagaimana pesantren. Pada tahun 1946, Polri dilahirkan di tempat ini. Hal ini adalah data sejarah yang siapapun tak dapat memungkiri. Monumen Polri yang dibangun di salah satu bagian halaman seminari menjadi salah satu bukti dan penanda.

Cikal bakal Kepolisian Republik Indonesia pada 17 Juni 1946 berdasarkan Keputusan Mendagri No. 12/9/22 Tahun 1946 pindah ke Mertoyudan yang sebelumnya dijadikan Markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR).Di situlah secara resmi didirikan Kader Kepala Bagian Tinggi (Pendidikan Komisaris Polisi) dan Pendidikan Kader Kepala Bagian Menengah.

Gedung Seminari pada waktu itu digunakan untuk Sekolah Tinggi Bagian Menengah dan Tinggi Mertojudan (Sekolah Inspektur Polisi dan Akademi Polisi), Sekolah Komandan Inspestur Polisi (CI) angkatan Pertama, Sekolah Komandan Reserse Polisi (Angktan I & II) dan Sekolah Agen Polisi.

Adalah Bupati Kudus pada waktu itu, R Soebarkah yang ditunjuk sebagai Direktur Sekolah Polisi Negara (SPN) di Mertoyudan, Jawa Tengah pada 1946.  Polri tinggal di Seminari Mertoyudan hingga 18 Desember 1948.

Jenderal Hoegeng Iman Santosa (alm), mantan Kapolri yang hingga saat ini menjadi patron Polri adalah lulusan Sekolah Tinggi Kepolisian Mertoyudan. Pada tanggal 1 Juli 1946 diputuskan sebagai Hari Lahir Polri.

Masa awal pendidikan Polri di Mertoyudan napaknya memiliki kesan begitu mendalam bagi beberapa lulusannya. Yang jelas terlihat pada masa-masa ini, adalah keterlibatan para formator di Seminari dalam pendidikan Polri. Tak heran, lulusan Polisi pada masa ini diakui sebagai kader polisi yang jujur.

Kejujuran ini salah satunya begitu dikenal dalam diri Jendram Hoegeng. Presiden ke-4 Indonesia, Gus Dur bahkan pernah membuat lelucon. Hanya ada tiga Polisi yang jujur, Patung Polisi, Polisi Tidur, dan Polisi Hoegeng. Ini menunjukkan pengakuan Gus Dur pada masa pendidikan Polri di Seminari Mertoyudan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini