34.5 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Bacaan dan Renungan Injil Hari Selasa 11 Oktober 2022; Minggu Biasa ke-XXVIII

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama: Galatia 4:31b-5:6

    Sunat tidak berarti sama sekali; yang berarti hanyalah iman yang bekerja melalui cinta kasih.

    Saudara-saudara, kita bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan.

    Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu, ‘Jika kalian menyunatkan diri, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

    Kalian lepas dari Kristus, jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kalian hidup di luar kasih karunia! Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.

    Sebab bagi orang yang ada dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti. Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.

    Mazmur Tanggapan: Mzm 119:41.43-45.47.48

    Ref. Semoga kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan.

    • Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.
    • Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
    • Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
    • Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
    • Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
    • Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

    Bait Pengantar Injil: Ibrani 4:12

    Ref. Alleluya, alleluya.

    Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

    Bacaan Injil: Lukas 11:37-41

    Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih.

    Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.

    Hai orang-orang bodoh, bukankah Yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”

    Demikianlah Injil Tuhan.

    Budaya yang Berbeda

    Budaya yang berbeda menggunakan alat makan atau peralatan makan yang berbeda untuk makan dan menyajikan makanan. Peralatannya juga mungkin berbeda dalam bentuk dan ukuran serta bahan.

    Jadi biasanya, makanan Barat dimakan dengan garpu, sendok dan pisau dan makanan China dimakan dengan sumpit dan mangkuk. Tetapi bahkan jika kita mencoba makan steak dengan sumpit, itu mungkin tidak terlalu ramah, tetapi tetap bisa dilakukan.

    Karena pada akhirnya, yang harus dimakan adalah makanan dan bukan yang kita gunakan untuk memakannya. Peralatan makan atau peralatan makan tidak terlalu penting dalam hubungannya dengan makanan.

    Dalam Injil, orang Farisi terkejut bahwa Yesus tidak cuci tangan terlebih dahulu sebelum makan, dan jelas orang Farisi itu menunjukkan ketidaksetujuannya, dan Yesus memperhatikannya. Tetapi Yesus menggunakan kesempatan ini untuk mengajar tentang pengamatan dan adat istiadat agama. Jika pengamatan agama dan adat istiadat tidak menyucikan dan menguduskan, maka kita hanya peduli tentang eksternal.

    Dan Yesus juga memberi tahu kita ini: “berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.” Yesus menyoroti tindakan sedekah, yang bila dilakukan karena kasih, memiliki kekuatan untuk memurnikan hati kita.

    Seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, yang penting adalah iman yang membuat kekuatannya terasa melalui kasih. Biarlah sedekah kita dilakukan karena kasih kepada Tuhan dan sesama, dan hati kita juga akan dibersihkan.

    Doa

    Ya Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran, perkataan, maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

    Sumber https://renunganhariankatolik.org/

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI