ROMA, Pena Katolik – Giorgia Meloni, pemimpin partai sayap kanan Italia, akan menjadi perdana menteri wanita dan Katolik pertama Italia setelah partainya meraih kemenangan yang menentukan dalam pemilihan hari Minggu, 25 September 2022. Meloni memenangkan lebih dari seperempat suara, naik dari hanya 4 persen pada tahun 2018, ketika dia juga mencalonkan diri.
Lahir di Roma pada 15 Januari 1977, Meloni dibesarkan di lingkungan kelas pekerja Garbatella oleh ibunya, setelah ayahnya meninggalkan mereka. Partai tempat Meloni berada, Brothers of Italy tumbuh dari gerakan pasca-fasis negara itu, tetapi Meloni telah berusaha menjauhkan diri dari masa lalu. Dalam pidato kemenangannya pada hari Senin, dia berjanji partainya akan memerintah untuk semua orang dan tidak akan mengkhianati kepercayaan rakyat.
Dalam hal kebijakannya, dia dengan tegas menentang imigrasi dan “lobi LGBT”, dan mendukung nilai-nilai tradisional Katolik dan Kristen.
“Saya Giorgia, saya seorang wanita, saya seorang ibu, saya orang Italia, saya Katolik,” katanya pada rapat umum 2019 di Roma yang menjadi viral.
Berbicara tentang Fransiskus, dia berkata: “Meskipun saya Katolik dan saya tidak pernah membiarkan diri saya mengkritik seorang paus, saya mengakui bahwa saya tidak selalu memahami Paus Fransiskus.” Pada tahun 2020, dia berkata, “Saya orang percaya dan saya mendengarkan kata-kata Paus, tetapi pada tingkat politik, saya tidak selalu sependapat dengan Paus.”
Italia menjadi negara di Eropa yang kini harus menerima begitu banyak imigran dari Timur Tengah. Hal ini tak lepas dari seruan Paus yang untuk dengan terbuka menangani krisis imigran ini dengan penuh nilai kemanusiaan.
Sikao Paus nyatanya tidka begitu saja gampang di terima negara Eropa, termasuk di Italia. Nyatanya, kehadiran imigram dari Timur Tengah telah membawa serta persoalan yang tidak ringan bagi negara-negara Eropa.
Tantangan yang harus dihadapi Meloni saat ini adalah menyelaraskan kebijakannya tentang imigrasi dan mengakomodasi seruan Paus. Langkah ini oleh banyak kalangan dirasa akan tidak mudah dilakukan.
Meski begitu, kebijakan Meloni terkait LGBT rasanya menunjukkan bahwa dia “sangat Katolik”. Sebagai negara pusat kekatolikan, hingga saat ini Italia masih setia dengan nilai-nilai kekatolikan.