NAPOLI, Pena Katolik – Darah Santo Yanuarius mencair kembali pada hari Senin, 19 September 2022, tepat pada hari raya peringatan orang kudus itu. Darah St. Yanuarius juga diperlihatkan dalam Misa di Katedral Napoli dan dipimpin Uskup Agung Napoli, Mgr. Domenico Battaglia.
Mgr. Battaglia mengangkat sebuah ampul berisi darah martir dari abad ketiga itu. Hal ini mendapat sambutan dari umat yang hadir, saat merekeka dapat melihat darah St Yanuarius.
“Hari ini tanda pertumpahan darah Uskup Yanuarius demi Kristus dan saudara-saudaranya memberi tahu kita bahwa kebaikan, keindahan, dan kebenaran adalah dan akan selalu menang,” kata uskup agung itu.
Lebih dari 2.000 orang berkumpul di Katedral Maria Diangkat ke Surga untuk Pesta St. Yanuarius, santo pelindung Kota Napoli, yang dikenal sebagai San Gennaro dalam bahasa Italia. Uskup itu diyakini telah menjadi martir selama penganiayaan orang Kristen selama pemerintahan Kaisar Diocletianus.
Mukjizat mencairnya darah St Yanuarius ini biasanya terjadi hingga tiga kali setahun yaitu pada 19 September, hari raya santo; Sabtu pertama bulan Mei; dan 16 Desember, peringatan letusan Gunung Vesuvius tahun 1631.
Dalam homilinya, Mgr. Battaglia memperingatkan agar tidak mengurangi penghormatan kepada St Yanuarius. Ia mengingatkan, agar devosi ini tidak menjadi takhayul belaka.
“Tidak penting, saudara-saudaraku, apakah darahnya mencair atau tidak; mari kita tidak pernah mengurangi perayaan ini,” kata Mgr Battaglia.
Mgr. Battaglia juga menggarisbawahi perlunya menghadapi “budaya mafia” di kota Italia selatan itu. Dia mengatakan bahwa kemiskinan pendidikan, dan pengangguran menjadi tanggung jawab bersama untuk menjadikan umat peduli. Uskup agung itu mengimbau umat Katolik untuk berkontribusi pada “pakta pendidikan” yang dia luncurkan di Napoli tahun lalu dengan tujuan menjangkau kaum muda dengan peluang konstruktif sebelum mereka ditarik ke dalam kejahatan terorganisir.
“Orang Napoli, apa yang membuat Anda luar biasa adalah kemampuan Anda untuk mencintai, yang dapat membuat Anda lebih dari itu adalah mengambil dari sumber cinta yaitu Kristus sendiri. Jangan takut untuk mengikuti-Nya dan mengagungkan Tuhan untuk apa yang Dia kehendaki,” kata Mgr. Battaglia.