VATIKAN, Pena Katolik – “Kita memiliki misi yang sama untuk menginjili dunia seperti yang dilakukan para rasul 2.000 tahun yang lalu, sebuah fakta yang seharusnya membuat kita takjub karena tanggung jawab kita,” kata Paus Fransiskus pada Misa bersama Kolese Kardinal Selasa, 30 Agustus 2022.
“Kita terus mengagumi keputusan Ilahi yang tak terduga untuk menginjili seluruh dunia, dimulai dengan kelompok murid yang tidak berguna itu, beberapa di antaranya masih ragu-ragu,” kata Paus Fransiskus selama Misa di Basilika Santo Petrus.
“Namun, jika kita memikirkannya, kita seharusnya tidak heran, jika kita melihat diri kita sendiri, berkumpul di sini hari ini.”
Misa ini dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Kolese Kardinal. Sementara Paus Fransiskus berkhotbah dalam Misa itu. Dalam homilinya, paus mengecam “kanker keduniawian spiritual”. Seorang pelayan Gereja, katanya, adalah seseorang yang mengalami keajaiban di hadapan rencana Allah dan, dalam semangat itu, dengan penuh semangat mencintai Gereja dan berdiri dalam pelayanan misinya di mana pun dan bagaimanapun juga Roh Kudus dapat memilih.
Dia mengatakan umat Katolik harus mengagumi, tidak hanya pada rencana keselamatan Tuhan, tetapi pada fakta yang bahkan lebih menakjubkan, bahwa Tuhan memanggil mereka untuk berpartisipasi dalam rencana ini.
Misa bersama kardinal ini menjadi penutup pertemuan tertutup selama dua hari antara Paus Fransiskus dengan Dewan Kardinal. Pertemuan ini membahas reformasi Kuria Roma oleh Paus Fransiskus, sebagaimana tercantum dalam konstitusi Praedikat Evangelium. Sebanyak 197 kardinal berpartisipasi dalam konsistori luar biasa, yang pertama dalam tujuh tahun.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus menunjuk kepada Santo Paus Paulus VI dan ensikliknya tahun 1964 tentang Gereja, Ecclesiam Suam. Santo Paulus VI mencintai Gereja dengan “cinta yang pertama dan terutama adalah rasa syukur, rasa syukur yang takjub akan misteri-Nya dan atas karunia keberadaan para Kardinal sebagai anggota Gereja.
“Pada awal ensiklik programnya Ecclesiam Suam, yang ditulis selama Konsili (Vatikan II), pemikiran pertama yang muncul di benak paus adalah bahwa ‘Gereja perlu menumbuhkan kesadaran yang lebih dalam akan identitasnya, asal dan misinya,” ujar Paus Fransiskus.
Ia mengtakan, dalam Rasul Santo Paulus, seperti yang kita lihat dari surat-suratnya. Semangat apostolik dan kepeduliannya terhadap komunitas selalu disertai, dan bahkan didahului, dengan kata-kata berkat yang penuh dengan keajaiban dan rasa syukur: ‘Terpujilah Tuhan.